Mitos Segitiga Bermuda dan Kerajaan Gaib di Masalembu

22 Mei 2017 7:14 WIB
ADVERTISEMENT
KM Mutiara Sentosa I Terbakar. (Foto: Antara/Didik Suhartono)
Kapal Motor (KM) Mutiara Sentosa I terbakar dan kandas di perairan Masalembo pada Jumat (19/5) lalu, sekitar pukul 16.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Kapal yang bertolak dari Surabaya menuju Balikpapan itu membawa ratusan penumpang dan ABK, serta 87 kendaraan roda dua, roda empat dan truk.
Total dari 197 korban, 192 selamat sementara lima orang lainnya tewas dalam kecelakaan tersebut.
Kementerian Perhubungan mengklaim KM Mutiara Sentosa tak punya masalah dari sisi standar keselamatan. Namun proses penyelidikan masih berjalan.
"Dengan jumlah 197 plus ABK bahwa kapasitas kapal kurang lebih 300, orang, alat keselamatan seperti sekoci mampu menampung 550 pelayar, life jacket 697 buah, dari sisi keselamatan, memenuhi persyaratan," kata Direktur Perkapalan dan Kelautan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Rudiana MM, saat jumpa pers di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakpus, Minggu (21/5).
ADVERTISEMENT
Kejadian ini mengingatkan kembali masyarakat akan ganasnya perairan Masalembu dan mitos yang menyertainya.
Lokasi terbakarnya KM Mutiara Sentosa (Foto: Faisal Nu'man)
Perairan Masalembu sering dianggap sebagai segitiga bermuda versi Indonesia. Hal ini berdasarakan posisinya yang dapat digambarkan dengan garis khayal di perairan Laut Jawa antara Pulau Bawean di Jawa Timur, Kota Majene di Sulawesi Barat dan Pulau Tengah di Nusa Tenggara Barat.
Salah satu tragedi terburuk dalam sejarah transportasi laut Indonesia terjadi disini. Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas II pada 27 Januari 1981 terbakar hingga tenggelam dalam pelayarannya dari Tanjung Priok ke Makassar.
Dari seribu lebih penumpang tercatat sekitar 432 tewas akibat tragedi tersebut.
Tak hanya kapal, pesawat pun ikut menjadi korban. Pada 1 Januari 2007 pesawat Adam Air dengan nomor penerbangan 574 mengalami kecelakaan yang menewaskan 102 penumpang.
ADVERTISEMENT
Rute penerbangan Adam Air 574 (Foto: Wikimedia Commons)
Kotak hitam pesawat tersebut baru ditemukan 28 Agustus 2007 di perairan Majene, Sulawesi Barat. KNKT menyimpulkan kecelakaan disebabkan cuaca buruk, kerusakan alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan pilot menghadapi situasi darurat.
Tahun 2007 juga diwarnai rentetan kejadian kapal tenggelam. KM Mutiara Indah, Fajar Mas dan Sumber Awal adalah nama-nama kapal yang menjadi korban.
Selain dianggap sebagai segita bermudanya Indonesia, perairan Masalembu juga dianggap masyarakat setempat sebagai daerah yang dikuasai Ratu Malaka. Ada pula yang menyebutnya sebagai salah satu wilayah kerajaan gaib terbesar di Indonesia yang dihuni siluman dan jin.
Korban KM Mutiara Sentosa di Surabaya (Foto: Umarul Faruq/kumparan)
Warga di Kepulauan Masalembu percaya bahwa untuk melalui perairan Masalembu dengan selamat baik nelayan maupun kapal yang melintas harus memberi salam dan meminta izin pada para penghuni lautan tersebut dan serta membawa sejumlah sesajen khusus.
ADVERTISEMENT
Jika ada gelombang bergaris putih penduduk setempat percaya bahwa saat itu kita tak diizinkan melewati kawasan itu. Apabila nekat menerobos maka cuaca buruk ataupun nasib sial biasanya akan menanti dan memakan tumbal nyawa manusia.