Cover-Yusuf Mansur

Zikir Istigfar

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
20 September 2019 7:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Inget dan nyebut Allah aja”.
Coba ya, saat sakit kepala, sakit perut, kalau enggak banyak zikir bisa aduh-aduh terus. Bisa langsung ingat obat dan cari obat. Manakala kita bawa zikir, fokus kita ke zikir. Apalagi paham dan ngerti makna zikir. Enggak paham juga insya Allah jadi tenang. Dan yang tenang itu, dengan izin Allah, jadi obat kesembuhan.
ADVERTISEMENT
Begitu juga saat bermasalah dan gelisah. 100 kali istighfar, 100 selawat, 100 tasbih, 100 laa hawla, bisa dibawa sambil beraktivitas. Silakan. Apalagi kan kerjaan juga pasti ada jedanya. Pas jeda itu, maksimalkan. Contoh, pas pembeli mulai makan bakso kita, dan belum ada pelanggan lain datang, zikir dah. Pas lagi bawa penumpang, zikir dah.
Pas lagi rapat, jangan zikir lisan. Jangan komat-kamit. Nanti disangka baca-bacain bos. Hehehe. Kalo lagi masalah dan banyak hajat, dosisnya ditambah. Jangan 100. Tapi 1.000 atau bahkan lebih. Keren juga jika mau menghafal Alquran. Sebab bacaan Alquran, adalah juga dihitungnya zikir terbaik.
Soal hitungan angka, jangan juga fokusnya malah di angka. Ini soal zikir banyak. 100 kan dah banyak. Kalo 3, 7, 10? Kan belum banyak. 1.000? Hitungannya dah sebanyak-banyaknya? Ya, silakan saja pakai ukuran sendiri. Tapi jangan sampai enggak nikmat jadinya, sebab kelewat banyak ngitung. Nanti jadinya malah ngejar target. Jadi enggak bagus lagi.
ADVERTISEMENT
Nih, bacaan istigfarnya. Supaya bukan hanya untuk diri sendiri. Asli. Kasihan. Enggak semua bisa istigfar. Sekalian banyakin timbangan amal juga buat bekal pulang nanti. Apalagi kan semua doa kembali ke yang mendoakan? Lah, kalau umat segala zaman ini nanti berterima kasih di Hari Akhir? Duh. Semoga jadi jalan untuk ampunan Allah bagi saya juga.
Ilustrasi melaksakan ibadah. Foto: Pixabay
Berikut bacaan yang saya senangi:
Asyhadu al-laa-ilaaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammadar-rasuulullah. Astaghfirulloohal ‘azhiim. Waliwaalidayya. Walijamii’il muslimiina wal muslimaat.
Tuh, saya tambahin khusus buat orang-orang tua dan seluruh keluarga kita. Biar khusus dan istimewa. Baru buat semua kaum di semua zaman. Setiap Muslim yang baru lahir, dah langsung otomatis dapat doa dari kita. Dan begitu terus hingga akhir zaman. Keren banget dah. Pahalanya enggak berenti dengan kita wafat. Subhaanallaah. Apalagi mau baca banyak dalam sehari semalam. Ya, dijadiin bacaan yang membasahi lisan saja.
ADVERTISEMENT
Bahwa istigfar bukan hanya minta ampun loh. Tapi minta perubahan, perbaikan, minta dicukupkan, minta dipenuhi, minta dijaga, minta dilindungi, minta ditunjukki, dan segala kebaikan yang terpancar dari sifat ghoffaar, ghofuur, tawwaab, ‘afuwwu, ‘azhiim, dan seluruh asmaa-ul husnaa-Nya, jadi milik kawan-kawan dan semua yang di-istigfar-i oleh kawan-kawan.
Kelak, saya pun dan keluarga besar, sampai dengan akhir zaman, akan ketemu dengan semua doa kawan-kawan. Dan pastinya kami akan berterima kasih dan perlu sekali. Sebab kami pun masuk dalam doanya kawan-kawan. Disapu dengan kalimat: walijamii’il muslimiina walmuslimaat. Buat semua kaum muslimin muslimat.
Makasih ya. Silakan kerjakan. Baca. Istiqomah-kan. Yang banyak. Yang rajin. Yang kontinu.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten