Tingkatkan Keterampilan Public Speaking dengan Whole Body Listening

Yuliani Dewi Risanti
Dosen Program Studi Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Padjadjaran.
Konten dari Pengguna
14 Februari 2024 9:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yuliani Dewi Risanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konsep "Whole Body Listening" dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Konsep "Whole Body Listening" dok. pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Public speaking merupakan kemampuan seseorang untuk berbicara di depan umum dengan percaya diri untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak. Public speaking juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menyusun, menyampaikan dan mengkomunikasikan pesan secara efektif kepada khalayak umum dengan tujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi opini atau menghibur. Dengan menguasai public speaking, seseorang dapat menyampaikan ide, informasi atau pesan secara jelas dan efektif kepada khalayak. Selain itu juga dapat mengembangkan kepercayaan diri sehingga dapat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup dan karir. Kemampuan menyampaikan pesan yang kuat dan dapat memotivasi sehingga menginspirasi dan memberdayakan orang lain.
ADVERTISEMENT
Untuk dapat meningkatkan keterampilan public speaking, salah satunya adalah dengan menguasai keterampilan mendengarkan secara aktif. Kemampuan mendengarkan dengan baik membantu pembicara untuk memahami kebutuhan dan perspektif khalayak sehingga dapat menyampaikan pesan dengan lebih efektif. Dengan memahami khalayak dengan baik, seorang pembicara dapat menyusun pesan yang lebih relevan dan menarik. Keterampilan mendengarkan secara aktif juga membantu pembicara untuk menumbuhkan rasa empatik sehingga memungkinkan untuk berkomunikasi dengan lebih baik dengan mempertimbangkan perasaan serta pengalaman orang lain. Keterampilan mendengarkan yang baik merupakan pendukung yang penting bagi keberhasilan dalam public speaking, karena membantu pembicara untuk memahami serta merespon khalayak dengan efektif.
Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan aktif, pembicara dapat menerapkan konsep “whole body listening” , merupakan pendekatan yang mengajarkan seseorang untuk mendengarkan secara aktif dengan menggunakan sebagian besar anggota tubuh, bukan hanya telinga sebagai alat pendengaran. Dalam konsep ini, proses mendengarkan memerlukan keterlibatan penuh secara fisik, mental dan emosional. Beberapa aspek utama dari konsep ini yaitu pada bagian mata pendengar fokus visual terarah pada pembicara atau sumber suara, dapat menunjukkan minat dan perhatian pada pembicara. Kemudian telinga sebagai panca indra pendengaran bukan hanya difungsikan untuk menangkap kata-kata yang diucapkan namun juga mencakup intonasi, volume serta nuansa suara yang mengandung makna sebagai tambahan informasi.
ADVERTISEMENT
Pada saat mendengarkan dengan menggunakan konsep ini, bagian mulut menahan diri dari menginterupsi atau mengambil giliran berbicara, sehingga memungkinkan pembicara untuk menyelesaikan pesannya. Lalu badan, tunjukkan sikap tubuh yang terbuka dan positif dengan posisi tubuh yang menghadap ke arah pembicara. Tangan serta kaki, bagian ini juga merupakan bagian yang harus diperhatikan pada saat menerapkan “whole body listening, simpan tangan di pangkuan dan kaki menginjak lantai serta hindari membuat suara baik dengan tangan ataupun kaki, seperti tangan mengetuk-ngetuk meja atau memainkan pena. Selain itu, hati serta pikiran juga menjadi bagian dalam proses mendengarkan dengan konsep ini. Dalam mendengarkan, pendengar melakukan proses berpikir dan hati menaruh perhatian pada pesan apa yang disampaikan. Konsep "whole body listening" dapat diterapkan dalam berbagai situasi komunikasi, termasuk dalam diskusi, pertemuan, presentasi, atau percakapan sehari-hari. Ini membantu dalam membangun hubungan yang lebih kuat, meningkatkan pemahaman, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif.
ADVERTISEMENT