Memahami Mental illness: Mematahkan Stigma

YUDI RICHARDO
Mahasiswa Aktif Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ekonomi Bisnis Program Study Manajemen
Konten dari Pengguna
17 Maret 2024 18:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari YUDI RICHARDO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mental Illness (sumber : https://www.freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mental Illness (sumber : https://www.freepik.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyakit mental, yang dulunya diselimuti stigma dan kesalahpahaman, kini semakin diakui sebagai masalah umum dan kompleks yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun masalah kesehatan fisik sudah mudah diatasi, kesehatan mental sering kali diabaikan atau diabaikan. Artikel ini menggali seluk-beluk penyakit mental, dampaknya terhadap individu dan masyarakat, serta pentingnya menumbuhkan kesadaran dan dukungan.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan (Kemenkes) Mental illness (mental disorder), disebut juga dengan gangguan mental atau jiwa, adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaranya. Kondisi ini dapat terjadi sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronis).
Penyakit mental mencakup berbagai kondisi yang memengaruhi suasana hati, pemikiran, dan perilaku. Kondisi ini dapat bervariasi tingkat keparahannya, dari yang ringan dan dapat ditangani hingga melemahkan dan mengancam jiwa. Jenis yang umum termasuk depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Setiap kelainan menghadirkan gejala dan tantangan yang unik, namun semuanya memiliki kesamaan yaitu mengganggu fungsi dan kesejahteraan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Dampak penyakit mental tidak hanya berdampak pada penderitaan individu, tetapi juga berdampak pada keluarga, komunitas, dan perekonomian. Individu dengan kondisi kesehatan mental mungkin kesulitan mempertahankan hubungan, mempertahankan pekerjaan, atau melakukan aktivitas yang memuaskan. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial, ketidakstabilan keuangan, dan penurunan kualitas hidup.
Selain itu, penyakit mental yang tidak diobati memberikan beban yang signifikan pada sistem layanan kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 12 miliar hari kerja produktif hilang setiap tahunnya karena depresi dan kecemasan, dengan kerugian hampir US$ 1 triliun. Pada tahun 2019,Organisasi Kesehatan Dunia juga memperkirakan bahwa 280 juta orang hidup dengan depresi, termasuk 23 juta anak-anak dan remaja. Meskipun angkanya mengejutkan, layanan kesehatan mental masih kekurangan dana dan tidak dapat diakses oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT
Salah satu hambatan paling signifikan dalam mengatasi penyakit mental adalah stigma yang terus-menerus melingkupinya. Kesalahpahaman, ketakutan, dan diskriminasi menghalangi individu untuk mencari bantuan dan menerima dukungan yang memadai. Stigma ini dipicu oleh sikap masyarakat, gambaran media, dan kurangnya pendidikan tentang kesehatan mental.
Dengan memupuk pemahaman dan empati, kita dapat menantang stereotip yang merugikan dan mendorong individu untuk mencari bantuan tanpa takut dihakimi. Upaya advokasi, kampanye kesadaran masyarakat, dan inisiatif untuk mempromosikan literasi kesehatan mental sangat penting dalam upaya ini.
Untungnya, penyakit mental dapat diobati dan pemulihan dapat dilakukan dengan dukungan dan intervensi yang tepat. Pilihan pengobatan mungkin termasuk terapi, pengobatan, perubahan gaya hidup, dan kelompok pendukung. Intervensi dini adalah kunci untuk meningkatkan hasil dan mencegah kerusakan kesehatan mental lebih lanjut. Selain bantuan profesional, dukungan sosial memainkan peran penting dalam pemulihan. Teman, anggota keluarga, dan teman sebaya dapat menawarkan dukungan emosional, bantuan praktis, dan rasa memiliki. Menciptakan lingkungan yang mendukung di mana individu merasa aman untuk mengekspresikan perjuangan mereka dan mencari bantuan sangat penting dalam memerangi stigma seputar penyakit mental.
ADVERTISEMENT
Penyakit mental mempengaruhi orang-orang dari segala usia, latar belakang, dan lapisan masyarakat. Ini adalah masalah yang kompleks dan memiliki banyak segi yang memerlukan tanggapan yang komprehensif dan penuh kasih. Dengan meningkatkan kesadaran, pemahaman,
dan dukungan, kita dapat meruntuhkan hambatan yang menghalangi individu untuk mencari bantuan dan menjalani kehidupan yang memuaskan. Mari kita berjuang untuk mewujudkan dunia yang memprioritaskan kesehatan mental, menghilangkan stigma, dan setiap orang mempunyai akses terhadap layanan dan dukungan yang mereka perlukan.
Referansi
World Health Organization (2022) Mental Disorders
World Health Organization (2024) Depression
Kemenkes (2022) Definisi Mental Illness (Gangguan Mental)