Presiden Trump Siap Hadapi Government Shutdown

29 April 2017 5:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Reuters/ Carlos Baria)
Presiden Donald Trump tidak mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya government shutdown atau penutupan pemerintahan Amerika Serikat. Padahal, hingga kini Kongres belum memutuskan anggaran untuk menjalankan pemerintahan hingga bulan September.
ADVERTISEMENT
Kongres saat ini dikejar tenggat. Mereka dalam dua hari harus memutusukan anggaran belanja negara guna mencegah PHK sementara bagi pekerja federal. Trump mengatakan ia siap menghadapi risiko tersebut.
"Kami akan melihat apa yang terjadi. Jika ada penghentian, ya penghentian," kata Donald Trump saat diwawancara Reuters seperti dikutip kumparan (kumparan.com), Jumat (28/4).
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Reuters/ Carlos Baria)
Trump menegaskan jika pemerintah kesepakatan tak kunjung diraih, maka ia akan menyalahkan Demokrat. Sabtu (29/4) pukul 12.01 waktu setempat menjadi batas waktu bagi Kongres untuk menyetujui dan menyampaikan undang-undang yang akan mendanai pemerintah. Jika tak tercapai kesepakatan, maka pemerintah AS akan menghadapi penutupan sementara dengan memberhentikan ratusan ribu pekerja.
Partai Republik yang merupakan pendukung Trump mengajukan sebuah undang-undang pada Rabu (26/4) lalu. Undang-undang itu berisi tentang pendanaan operasi pemerintah hingga 30 September mendatang.
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Reuters/Carlos Baria)
Seperti diketahui di dalam politik AS, government shutdown merupakan situasi dimana Kongres gagal sepakat soal anggaran yang diperlukan untuk operasi pemerintahan. Pemerintah biasanya berhenti menyediakan semua layanan selain hal yang penting namun karena Kongres harus mengesahkan semua pengeluaran pemerintah, tidak ada hukum yang melindungi layanan pemerintah apapun dari penutupan.
Penutupan pemerintahan di AS ini sudah 18 kali terjadi. Pertama di tahun 1976 di era Presiden Gerald Ford dan terakhir di tahun 2013 atau era Presiden Barack Obama.