Bencana dan Manusia

YOHANES RUSARIO BASKORO
Yohanes Rusario Baskoro sekarang sedang belajar sebagai mahasiswa di UNPAR Bandung.
Konten dari Pengguna
3 Januari 2023 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari YOHANES RUSARIO BASKORO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jenis-jenis bencana, Foto: Shutterstock

Manusia selalu berkembang, itu yang mungkin selalu kita pikirkan. Tetapi pernahkah kalian tahu bahwa bencana memiliki dampak yang sangat penting bagi manusia untuk dapat berkembang dalam mengurangi jumlah kematian akibat dampak bencana melalui ilmu pengetahuan. Bencana dapat membangkitkan potensi yang dapat mengembangkan pikiran manusia melalui insting alami yang kita miliki. Dampak musibah tersebut juga dapat membuat kita bisa melatih kemampuan berpikir untuk mengatasi ancaman yang menimpa. Dari pemikiran itulah, kita mulai berpikir secara kritis untuk menemukan cara mengatasi masalah. Manusia akan mulai membuat data sejarah mengenai peristiwa bencana yang akan disimpan dan ditulis dalam berbagai data tepercaya seperti ‘our world in data’. Dengan pencarian data secara terperinci, eksplorasi manusia mengenai bencana alami maupun buatan menjadi pedoman untuk bertahan hidup hingga sekarang.

Seiring dengan adanya bencana, maka akan muncul manfaat yang dapat digunakan dan dibentuk sebagai potensi yang dapat mengembangkan pemikiran manusia dalam usaha menghindari kematian. Melalui berbagai peristiwa bencana yang telah terjadi, manusia mulai berevolusi menyesuaikan iklim dan tempat mereka tinggal. Potensi ini bisa kita kembangkan lebih jauh lagi tergantung bagaimana kita dapat berkreasi melalui pemikiran kita untuk terus hidup di lingkungan keras, seperti ketika kita melihat sejarah masa lalu di mana orang-orang yang tinggal di cuaca ekstrem dan sering timbulnya bencana di sana dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang ada. Perkembangan manusia dari tahun ke tahun juga menjadi salah satu faktor bahwa kita akan selalu terus berkembang dari zaman lampau hingga sekarang. Era manusia merupakan salah satu bukti yang bisa kita telusuri hingga saat ini, dimulai dari zaman purba hingga sekarang, dari situ kita melihat perkembangan setiap periode yang ada.
ADVERTISEMENT
Setelah menganalisis setiap periode, kita mulai mendata cara pandang setiap orang mengenai bencana. Kita bisa melihat emosi, reaksi dan pandangan orang-orang ketika mengalami kejadian tersebut, baik dari segi positif maupun negatif. Data tersebut membuat wawasan manusia mulai terbuka dengan pengalaman yang telah mereka alami secara nyata dan bukan hanya cerita semata. Dari situ, muncullah para ilmuwan yang turun untuk meneliti fenomena tersebut melalui cara pandang mereka masing-masing. Berbagai teori juga akan mulai muncul dan berkembang menjadi teori yang sangat beragam menurut pandangan mereka para peneliti. Serta teori-teori ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan keyakinan dan pemikiran dalam masyarakat yang mempercayainya. Contoh perbedaan tersebut seperti teori bumi itu bulat atau kotak yang sekarang masih banyak orang yang memperdebatkannya.
ADVERTISEMENT
Kemajuan pemikiran kita dalam menanggulangi bencana dapat kita telusuri dari pengalaman kita sendiri. Pengalaman tersebut terbagi dua yaitu pengetahuan lampau dan pengetahuan modern. Pengetahuan lampau manusia pada waktu itu masih berlandaskan kepercayaan akan cerita fiksi dan kita masih bingung bagaimana cara mengatasi bencana dengan benar. Kejadian ini bisa kita lihat saat zaman dahulu ketika bencana sedang terjadi, orang-orang masih menganggap hal itu sebagai malapetaka dari Tuhan. Sedangkan, pengetahuan modern sekarang sudah lebih maju daripada zaman dahulu. Contohnya adalah manusia zaman sekarang lebih sigap ketika muncul tanda-tanda awal bencana mulai terlihat dan meneliti sumber permasalahannya.
Perkembangan pemikiran dalam sejarah tersebut membuat kita menyempurnakan data mengenai bencana di seluruh dunia. Data yang telah terkumpulkan berkembang dan berubah bentuk menjadi peta geografi dunia yang sekarang kita pakai. Dari situ, muncullah berbagai pengelompokan data mengenai satwa, fauna, iklim, tanah, dan faktor terjadinya bencana melalui sejarah dunia. Bencana juga terbagi dua aspek yaitu bencana alami atau buatan. Bencana buatan biasanya lebih mudah untuk diketahui penyebabnya daripada bencana alami, misalkan bencana banjir yang disebabkan karena keteledoran kita dalam mengatasi sampah-sampah yang kita buang. Sedangkan, bencana alam seperti gempa bumi lebih susah diketahui dan muncul secara tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Analisis terhadap bencana membawa kita untuk melakukan ekspedisi tentang bencana. Hal ini membuat kita lebih mengenal tentang kehidupan. Kita mulai mengenal apa itu dunia, melalui eksplorasi skala besar mengenai alam. Dari situ, kita mulai mengenal apa itu daratan, pegunungan, lautan, langit dan iklim serta makhluk hidup yang hidup di situ. Kesadaran lingkungan juga mulai kita sadari sejak saat kita mulai mengenal dunia beserta isinya yang beranekaragam dan misterius di mata kita. Tindakan yang harus kita lakukan dalam menjalankan tanggung jawab terhadap lingkungan yaitu dengan merawat alam di sekitarnya dengan baik dan tidak hanya mengeksploitasinya saja.
Berkembangnya teknologi juga merupakan salah satu sarana manusia untuk menanggulangi dan menciptakan bencana. Alat yang dikembangkan oleh kita memang dapat mempermudah hidup kita dan mengatasi masalah kita, tetapi kita sendiri juga dapat terancam dengan teknologi yang ada. Dengan teknologi yang maju, kita memang bisa mengatasi bencana lebih awal, tetapi teknologi itu juga membuat kita harus waspada akan penggunaannya karena bisa menjadi bumerang yang dapat menciptakan bencana buatan yang dapat menimpa kita. Dengan pemikiran tersebut, kita harus berpikir dua kali dalam menerapkan atau mengembangkan teknologi. Kita juga harus menerapkan sistem pendidikan yang baik mengenai alam dan pentingnya dalam merawat serta menjaga agar tidak rusak. Pendidikan tersebut bisa dimulai sejak dini hingga sekarang agar kita tidak pernah lupa bahwa manusia membutuhkan alam untuk hidup dan berkembang.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan pendidikan, kepribadian kita sebagai manusia juga dikembangkan sebagai proses melalui pengalaman yang telah dialami. Bencana menjadi salah satu faktor mengapa kepribadian manusia bisa begitu cepat berubah. Ketika kita sedang dalam bahaya, maka di situlah kepribadian bisa dinilai melalui tindakan yang kita lakukan. Melalui penilaian itu, kita mulai menyadari bahwa setiap tindakan dapat membawa perubahan baik dan buruk. Perubahan itu, bisa dilihat dari bagaimana kita mulai menyadari dan bertindak secara spontan ketika berpikir secara naluri bahwa kehidupan itu sangat penting dan berarti bagi manusia sehingga kita harus melakukan segala cara yang ada untuk bertahan hidup. Seperti di saat sedang terdesak, kadang kita langsung berpikir untuk mengorbankan orang lain agar bisa selamat atau hanya mementingkan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, manusia dapat berkembang dalam menghadapi bencana melalui kehadiran teknologi dan insting untuk bertahan hidup. Revolusi pemikiran melalui bencana tersebut memengaruhi tingkah laku kita dalam menghadapi bencana. Perspektif dan keinginan kita mulai meningkat dalam pencarian tentang hal yang ingin selidiki dan ketahui. Hal itu, memicu terjadinya penelitian dalam mengawasi perkembangan tingkah laku manusia dalam menghadapi masalah yang telah diamati sejak zaman dahulu untuk dipelajari dan diterapkan ketika bencana sedang terjadi. Cara pola pikir kita juga mulai berubah seiring perubahan zaman dengan menyikapi perbedaan dan menerima keadaan yang ada sebagai cara untuk menemukan pengetahuan baru. Pengetahuan tersebut berkembang menjadi teknologi yang dimanfaatkan untuk memudahkan kehidupan. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, kepribadian semua manusia juga mengalami perubahan.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Knowles, S. G. (2014). Learning from disaster? The history of
technology and the future of disaster research. Technology and
Culture, 55(4), 773-784.
Rahman, F. (2019, February). Save the world versus man-made
disaster: A cultural perspective. In IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science (Vol. 235, No. 1, p. 012071). IOP Publishing.
Reilly, B. (2022). Disaster and human history: Case studies in nature,
society and catastrophe. McFarland.
Peek, L. A., & Mileti, D. S. (2002). The history and future of
disaster research. In R. B. Bechtel & A. Churchman.
Ritchie, H., Rosado, P. and Roser, M. (2022) Natural disasters, Our
World in Data.
Rahman, F. (2019, February). Save the world versus man-made
ADVERTISEMENT
disaster: A cultural perspective. In IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science (Vol. 235, No. 1, p. 012071). IOP Publishing.
Woods, D. D. (1990). Risk and human performance: Measuring the
potential for disaster. Reliability Engineering & System Safety, 29(3),
387-405.