Memang Harus Jadi Apa?

Yasmine
Seorang pegawai. Kebetulan tidak main zuma saat bekerja.
Konten dari Pengguna
17 Januari 2023 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yasmine tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin ada satu dua orang yang terbesit di kepalanya sebuah pikiran bahwa tulisan ini adalah pembenaran atas hidup malas dan tidak jadi apa-apa. Meskipun tulisan ini tidak bermaksud seperti itu, tapi pikiran orang bukan sesuatu yang bisa saya kontrol, jadi terserah saja. 
ADVERTISEMENT
Saya menulis ini untuk teman-teman dan tentu saya sendiri, yang tiap malamnya suka melamun memikirkan eksistensi diri di dunia ini. Selain itu, selalu muncul juga pertanyaan rumit lainnya, padahal tiap harinya sudah terasa lelah untuk tetap bertahan hidup, “setelah ini apa ya?” “Wah hidup saya akan dibawa kemana?” “Sudah umur segini, manfaat saya sebenarnya apa?” Lalu ditambah dengan satu pertanyaan tetapi jawabannya seribu diam, “sudah punya apa ya di umur segini?” 
Kita kerap berpikir seakan sudah hidup seribu tahun di dunia, dan melewatkan banyak hal. Padahal di saat seperti ini, di saat melamun memikirkan teman sebaya yang sudah menikah, mempunyai anak, sukses dalam pendidikan maupun karier, kita harus lebih banyak melihat sekitar dan berkaca. Tanpa kita sadar ternyata tangan kita jauh lebih kuat dari sebelumnya, pemikiran kita jauh lebih terbuka dan dewasa, ternyata di umur yang baru dua puluhan ini sudah lebih banyak menerima dan mencintai diri sendiri, sudah lebih pintar dan kuat menghadapi dunia. 
Foto: Hasil jepretan penulis.
Saya sangat setuju untuk quote mainstream yang satu ini “life is not a race.” Memang hidup bukan suatu ajang balapan, kita semua mempunyai jalan yang jelas berbeda dan dengan finish yang banyak ragamnya, karena tujuan hidup setiap individu bermacam-macam. Kita bukan orang lain, dan kita tidak perlu mengikuti atau merasa inferior atas timeline hidup orang lain.
ADVERTISEMENT
Kadang yang perlu kita ingat adalah nikmati saja prosesnya, siapa tahu hadiahnya terbesarnya adalah bertemu diri kita dalam versi sebaik dan sehebat itu. Mengejar mimpi bukan berarti harus menyiksa diri sendiri, setiap manusia tidak harus memaksakan menjadi sesuatu dalam hidupnya hanya karena tidak mau merasa tertinggal. Jangan hidup dengan mendasarkan pada hal-hal yang bukan atas dasar keinginan hati sendiri, karena bahagiamu hanya kamu yang tahu.  
Tetap semangat dan mengapresiasi diri sendiri, ya!