5 Fakta Menarik Istana Budaya Kuala Lumpur, Panggung Kelas Dunia Pertama di Asia

Indri Yanuarti
ibu 2 anak hebat
Konten dari Pengguna
27 Agustus 2020 22:34 WIB
comment
50
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indri Yanuarti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Istana Budaya di senja hari. Istana Budaya menjadi panggung teater dengan perlengkapan tercanggih pertama di Asia yang bisa disejajarkan dengan Royal Albert Hall  di Inggris. Sumber: istanabudaya.gov.my
zoom-in-whitePerbesar
Istana Budaya di senja hari. Istana Budaya menjadi panggung teater dengan perlengkapan tercanggih pertama di Asia yang bisa disejajarkan dengan Royal Albert Hall di Inggris. Sumber: istanabudaya.gov.my
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saya selalu antusias dengan pertunjukan seni budaya. Apapun itu: teater musikal, drama opera, atau konser musik. Saat mendapat kesempatan bertugas di Kuala Lumpur pada rentang 2014 – 2017, saya pun tidak menyia-nyiakan waktu luang untuk mengeksplorasi dan menikmati beberapa atraksi seni budaya di negeri jiran.
ADVERTISEMENT
Salah satu tempat yang jadi favorit saya adalah Istana Budaya, sebuah landmark dan ikon arsitektur yang mulai disejajarkan dengan ikon Malaysia termasyhur lainnya seperti Petronas Twin Tower, Dataran Merdeka dan juga Menara Kuala Lumpur.
Istana Budaya bukan panggung biasa. Gedung yang baru dibuka pertama kalinya pada tahun 1999 ini memiliki reputasi sebagai panggung kelas dunia yang semakin diakui. Berdasarkan situs resminya, Istana Budaya merupakan panggung teater pertama di Asia yang dilengkapi dengan teknologi pentas yang modern. Bahkan, Istana Budaya disebut-sebut sebagai salah satu panggung teater tercanggih di dunia yang membuatnya pantas disandingkan dengan gedung pertunjukan terkemuka di dunia, Royal Albert Hall di Inggris.
Apa saja fakta menarik tentang Istana Budaya di Kuala Lumpur? Berikut ringkasannya.
ADVERTISEMENT
1. Pembangunannya dirancang sejak tahun 1964, pertama dibuka untuk pertunjukan seni pada tahun 1999
Pembangunan Istana Budaya mulai diinisiasi pada tahun 1964 dengan tujuan membentuk Pusat Kebudayaan Nasional yang akan menggantikan Panggung Negara sebagai teater nasional-nya Malaysia. Proposal Istana Budaya yang pertama diajukan oleh Kementerian Informasi dan Penyiaran serta Kementerian Budaya dan Kesejahteraan Sosial Malaysia ini masih terus dibahas hingga tahun 1971 pada Kongres Budaya Nasional.
Hingga akhirnya Istana Budaya mulai dibangun pada tahun 1995 dengan anggaran 210 juta Ringgit Malaysia atau senilai 735 miliar Rupiah. Total luas area Istana Budaya adalah 5,44 hektar dengan bangunan seluas 21.000 meter persegi. Proses pembangunan gedung prestisius ini selesai pada tahun 1998, namun resmi digunakan pertama kali untuk membuka pertunjukan pada tahun 1999.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Istana Budaya resmi menjadi gedung teater nasional-nya Malaysia pada tahun 2000 sejalan dengan persetujuan kabinet untuk menghapus Panggung Negara.
Desain arsitektur Istana Budaya. sumber: commons.wikimedia.org
2. Berada di jantung kota Kuala Lumpur, berdekatan dengan Taman Tasik Titiwangsa yang instagrammable
Istana Budaya terletak di Jalan Tun Razak, sebuah jalan protokol di pusat jantung kota Kuala Lumpur. Hal ini menjadikan Istana Budaya sangat mudah diakses, baik dengan sarana transportasi umum maupun kendaraan pribadi. Lokasi strategis ini menjadikan Istana Budaya sangat sayang untuk dilewatkan para pelancong.
Selain ikonik, gedung ini juga berdekatan dengan Taman Tasik Titiwangsa, sebuah danau yang dikelilingi pepohonan rimbun yang menjadi daya tarik utamanya.
Biasanya Taman Tasik Titiwangsa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk sekadar jogging, bersepeda, atau berjalan santai dengan keluarga dan teman di pagi maupun sore hari. Di taman ini, masyarakat juga bisa menyusuri danau dengan perahu kano atau berkeliling dengan kuda sewaan di area lapang kuda lho!
ADVERTISEMENT
Yang jelas suasana danau dan rindang pepohonan dengan latar belakang arsitektur Istana Budaya ini bisa diabadikan melalui kamera dengan hasil yang sangat instagrammable.
Landscape view Istana Budaya dan Menara Kembar Petronas dari Taman Tasik Titiwangsa yang instagrammable. sumber: shutterstock.com
3. Arsitektur unik bergaya Melayu
Dilihat dari atas, atap Istana Budaya berbentuk seperti lipatan origami, layer -nya mirip-mirip dengan Opera House di Sydney, hanya saja ini berwarna biru turquoise. Namun secara umum, bangunan utama Istana Budaya dirancang secara khas sesuai kebudayaan Melayu.
Sang perancang, arsitek lokal bernama Muhammad Kamar Ya’akub mengambil inspirasi “sirih junjung” sebagai desain bangunan utama Istana Budaya. “Sirih Junjung” merujuk pada rangkaian bunga dan daun sirih yang menjadi simbol untuk menyambut tamu pada tradisi acara pernikahan adat Melayu.
Interior panggung Istana Budaya juga bercirikan tangga tradisional rumah Melayu Melaka. Kesan mewah nan klasik tercermin dari marmer Langkawi yang digunakan di bagian dalam Istana Budaya serta pintu kayu tropis dengan ukiran bercorak bunga dan dedaunan yang semakin menambah kesan elegan dan estetika desain ruangan gedung ini.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, Istana Budaya benar-benar merepresentasikan definisi sebuah masterpiece, karya seni bercita rasa tinggi.
Serambi masuk Istana Budaya yang nan megah. Sumber: istanabudaya.gov.my
Panggung Sari yang menjadi panggung utama dengan kapasitas 1400 kursi. Sumber: istanabudaya.gov.my
4. Menjadi pusat kegiatan seni budaya, lokal dan internasional
Selain menjadi naungan National Symphony Orchestra dan beberapa grup musik dan tari lokal lainnya, Istana Budaya juga merupakan venue utama pertunjukan-pertunjukan musik, seni dan budaya seperti drama musikal, operet, balet, konser musik klasik, baik yang bertaraf lokal maupun internasional.
Jenis pertunjukan dan harga tiket yang bervariasi dapat dipantau melalui jadwal acara tahunan yang tertera di website resmi Istana Budaya. Beberapa pertunjukan bertaraf dunia yang pernah tampil di antaranya The Merchant of Venice by The Royal Shakespeare Company, the Phantom of the Opera, dan konser musik klasik Richard Clayderman.
ADVERTISEMENT
Pertunjukan seni dari Indonesia juga beberapa kali ditampilkan di Istana Budaya. Salah satu yang menjadi kebanggaan saya adalah pertunjukan sendratari Matah Ati yang bercerita tentang cinta dan pengorbanan berlatar belakang budaya Jawa. Matah Ati disajikan secara spektakuler pada bulan Mei 2015 bertempat di theatre hall Istana Budaya yang bernama Panggung Sari dengan kapasitas 1.400 penonton.
Antusiasme dan hiruk piku penonton usai menyaksikan Pertunjukan Matah Ati di Istana Budaya KL, Mei 2015. sumber: KBRI Kuala Lumpur
Wajah-wajah sumringah WNI di Malaysia menjelang pertunjukan Matah Ati di Istana Budaya KL, Mei 2015. Sumber: KBRI Kuala Lumpur
5. Tidak sembarang seniman atau musisi yang diperbolehkan tampil di Istana Budaya
Tidak mudah untuk mengantongi izin resmi menggelar konser pertunjukan seni atau konser musik di Istana Budaya. Gedung kesenian yang dikelola pemerintah Malaysia ini sangat selektif untuk memutuskan seniman dan musisi yang dapat tampil di sana.
Setiap tahunnya, lebih dari 300 permohonan yang diajukan para seniman dan musisi untuk bisa menyicipi kemegahan panggung kelas dunia di Istana Budaya.
ADVERTISEMENT
Beberapa musisi Indonesia yang cukup beruntung untuk memperoleh kehormatan menggelar konser di Istana Budaya di antaranya adalah Rossa, Krisdayanti, Afgan dan Tulus.
Diva Indonesia. Rossa, tampil bersama diva Malaysia, Siti Nurhayi dalam Konser Malam Keajaiban Cinta di Istana Budaya, Mei 2015. sumber: KBRI Kuala Lumpur
Nah, buat anda pecinta seni pertunjukan yang digelar megah di sebuah gedung kesenian yang prestisius, tentu Istana Budaya Kuala Lumpur tidak boleh luput dari wishlist kunjungan di saat berlibur ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Sayangnya mungkin tidak dalam waktu dekat ya, mengingat situasi pandemi COVID-19 saat ini. Walaupun sebenarnya, Istana Budaya sudah mulai menyelenggarakan konser dengan standar new normal sejak bulan Juli 2020, tapi lebih baik sabar menunggu saat yang tepat.