Benarkah Lulusan IPB Lebih Banyak Kerja di Bank daripada Jadi Petani?

6 September 2017 16:39 WIB
Taman Rektorat IPB. (Foto: IPB.ac.id)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Rektorat IPB. (Foto: IPB.ac.id)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo mengkritik Institut Pertanian Bogor yang kurang banyak menghasilkan lulusan untuk bekerja di sektor pertanian. Apakah benar demikian?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs resmi alumni IPB, Rabu (6/9), terdapat data-data yang menunjukkan tingkat kesesuaian antara jurusan yang diambil dengan pekerjaan yang didapat. Data yang tertera di situs tersebut merupakan data tahun 2015.
Data tersebut memuat tingkat kesesuaian jurusan dengan pekerjaan di 9 fakultas dan 1 diploma yang terhimpun dalam Tracer Study Alumni IPB. Tracer Study Alumni IPB dilaksanakan setiap tahun oleh Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni IPB.
Tracer Study Alumni merupakan penelitian dalam bentuk kuisioner. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner meliputi : status kerja, masa tunggu kerja, bidang pekerjaan, bidang tugas, kesesuaian latar belakang dengan latar belakang pendidikan, dan esesuaian pekerjaan dengan minat.
Pada tahun 2015 jumlah alumni IPB adalah 6.773 orang. Sementara itu alumni yang mengisi kuisioner adalah 4.927 orang atau 73. 18 persen dari target responden.
Kesesuaian Bidang Pekerjaan  (Foto: Dok. IPB)
zoom-in-whitePerbesar
Kesesuaian Bidang Pekerjaan (Foto: Dok. IPB)
ADVERTISEMENT
Data menunjukkan 79,20 persen lulusan IPB bekerja sesuai dengan jurusan atau kompetensi yang mereka ambil. Hanya 19,31 persen yang tidak berkesesuaian dengan pekerjaan yang mereka ambil
Untuk di sektor pertanian, tingkat kesesuain tertinggi terdapat di Fakultas Teknologi Pertanian. 87.36 persen lulusan Fateta bekerja di bidang teknologi pertanian dan penelitian untuk memajukan sektor pertanian di Indonesia.
Lalu bagaimana dengan anggapan lulusan IPB terlalu banyak yang menjadi bankir?
Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto mengatakan, dari hasil survei terakhir, hanya 9 persen alumni IPB berkiprah di perbankan.
“Kita berharap alumni yang di perbankan bisa membantu memajukan pertanian. Contoh, memudahkan petani mendapatkan bantuan modal misalnya,” kata Herry dalam keterangan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
“Lulusan IPB terbiasa berpikir sistem. System thinking kita terasah. Dalam menghadapi masalah yang kompleks kita terbiasa runut. Numerical analysis kita kuat, kita terbiasa dengan numerik. Statistika kita kuat, matematika, kalkulus, aljabar matrik kita canggih. Kita kalau menghadirkan solusi itu terukur dan tersistem. Jadi ada masalah di bidang apa pun beres, termasuk bidang perbankan sekalipun," ujarnya.
Menurut dia, lulusan IPB mempunyai kompetensi umum yang tangguh, karena di kampus ini para mahasiswa terbiasa berurusan dengan tanaman dan hewan.
'“Hewan tidak bisa ditanya sakitnya apa, tapi dokter hewan bisa tahu penyakit hewannya apa. Lebih hebat dari dokter manusia, kan! Lalu berurusan dengan tanaman, ikan, mikroba. Di IPB kita mempelajari bidang biological system yang kompleks dan uncertain, jadi kita terbiasa deal dengan sesuatu uncertain dan kompleksitas,” tutur dia.
ADVERTISEMENT
Jokowi dalam orasinya di Dies Natalis ke-54 IPB mengatakan bahwa lulusan IPB tak banyak yang menjadi petani. Padahal Indonesia butuh-butuh tenaga mereka untuk memajukan pertanian Indonesia.
"Yang hadir di sini, mahasiswa-mahasiswa yang berpikiran modern yang mau terjun ke lapangan untuk kerja di sawah, di pertanian. Maaf Pak Rektor, tapi mahasiswa IPB banyak yang bekerja di bank, saya cek direksi-direksi perbankan BUMN itu yang banyak dari IPB," tuturnya.
Jokowi di Dies Natalis IPB (Foto: Dok. Humas IPB)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Dies Natalis IPB (Foto: Dok. Humas IPB)