Permasalahan Remaja: Sepenting itukah Identitas Diri Bagi Remaja?

Wildan Mubarok
mahasiswa psikologi universitas syiah kuala Banda Aceh
Konten dari Pengguna
4 Maret 2024 15:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wildan Mubarok tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi remaja mengalami krisis identitas. Foto:Anemone123/pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi remaja mengalami krisis identitas. Foto:Anemone123/pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Siapakah aku sebenarnya? Apa yang selama ini aku cari? Selanjutnya bagaimana? Apakah yang aku lakukan sudah benar? Apakah aku pantas?"
ADVERTISEMENT
Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan seperti itu terlintas dalam benak kita, terutama bagi yang saat ini berada di fase remaja.Semua pertanyaan itu dapat ditemukan jawabannya dalam studi psikologi, terkhusus psikologi anak.Menurut Erik Erikson dalam teori psikososialnya tahap usia remaja (12-18 tahun), disebut sebagai tahap identitas. Adapun Hurlock(1990) mengklasifikasikan masa remaja menjadi dua, yaitu masa remaja awal (11/12-16/17 tahun) dan masa remaja akhirnya (16/17-18 tahun). Saat masa remaja akhir, individu akan mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Saat ini banyak diantara remaja Indonesia mengalami fase Krisis jati diri atau krisis identitas . Kebingungan terkait konsep diri, bagaimana harus bersikap, bayangan tentang masa depan, bahkan untuk melakukan tindakan sesuai keinginannya sendiri pun tak tau, di era dimana manusia dituntut agar bertindak secepat dan seefesien mungkin. Identitas ialah proyeksi individu tentang seperti apa dirinya di dalam kehidupan (Jannah dan Satwika,2021). Fase pencarian identitas umumnya terjadi pada fase perkembangan remaja, pada saat remaja inilah terjadi transisi antara dua fase yaitu: fase kanak-kanak dan fase remaja.
ADVERTISEMENT
Tahap perkembangan remaja ini ditandai dengan kemampuan kognitif yang signifikan, baik secara logis ataupun abstrak( Piaget j,1972). Selain kemampuan kognitif yang bertambah, pada fase ini fisik, emosional , moral , dan sosial ikut terlibat dalam perkembangan remaja. Erikson berpendapat, periode remaja ialah periode yang kritis untuk tahap kristalisasi identitas, Erikson yakin jika individu idealnya membangun sebuah komitmen identitas, lalu hal itu dibuat setelah mengalami pengalaman eksplorasi dari berbagai peran sosial, lalu mendapatkan umpan balik serta pengakuan terkait peran-peran yang sesuai yang menjadi rangkaian dari identitasnya(Yuliati, 2012).
Dan identitas diri merupakan kumpulan kesadaran tentang individu itu sendiri yang bisa diperoleh dari hasil observasi dan pengamatan pada dirinya dan sadar bahwa dirinya tidak sama dengan orang lain. Hal tersebut mengalami perkembangan sejak masa kanak-kanak selaras dengan perkembangan konsep diri. Tahap pencarian inilah yang dikatakn sebagai krisis identitas (Hidayah& Huriati,2016). Bila remaja tak mampu memenuhi ekspektasi sosial dan dirinya sendiri yang membimbing mereka untuk memahami tentang diri, maka remaja ini berkemungkinan mengalami kebingunan identitas. Individual yang tangguh akan terintegrasi bukan malah terbelah (Erikson,1963).
ADVERTISEMENT
Adapun penyebab krisis identitas ini dapat disebabkan berbagai aspek antara lain:
• Pengaruh keluarga yang terlalu otoriter
• Kurangnya pemahaman tentang agama
• Pengalaman kekerasan pada usia dini, baik verbal dan fisik
• Pengaruh lingkungan sekitar(lingkungan sekolah, teman sebaya, dll)
• Kurangnya perhatian orang sekitar
Setiap manusia akan mengalami fase krisis identitas, namun tidak semua dapat melewatinya. Bila fase ini ditanggapi dengan baik, maka baik pula hasilnya.Begitu pula sebaliknya, individu yang terhambat atau gagal menghadapi pada fase pencarian identitas biasanya melakukan Tindakan destrukti, hal ini sangat bersinggungan dengan kenakalan remaja
Melansir dari data BPS pada tahun 2013, terdapat 6325 kasus kenakalan remaja, pada tahun 2014 mencapai 7007 kasus, dan pada tahun 2015 oknum yang ikut andil dalam tawuran meningkat selitar 20-25% setiap tahun dari 2011 sampai 2016 (Jasmisari& Herdiansah,2022).Tentu angka tersebut mengalami peningkatan yang tajam setiap tahunya, sebuah prestasi yang tidak patut dibanggakan sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia dan Kenakalan remaja tentu banyak bentuknya, namun yang ramai terjadi antara lain membolos sekolah, pencurian, pergaulan bebas, penggunaan narkoba, dan pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Ini terjadi dikarenakan oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor internal
• Kepribadian yang rentan
• Hubungan antara fisik dan psikis
• Minim pengalaman karena faktor usia
• Persepsi yang keliru
b. Faktor eksternal
• Buruknya ikatan dengan keluarga
• Tekanan harapan dari orangtua
• Perceraian orangtua
• Penolakan masyarakat
Individu yang telah menemukan identitas diri yang positif, sudah mampu mengenal siapa dirinya dan mengakui bahwa ia berbeda dengan orang lain; mampu memahami korelasi hubungan antara masa lalu, sekarang dan masa depan; mempunyai tujuan yang bermakna dan memiliki kaingin untuk merealisasikannya;dapat berdaya bagi masyarakat.
REFERENSI
Hurlock, E.B. (1990) Developmental Psychology: ALifespan Approach. (terjemahan oleh istiwidayanti). Jakarta: Erlangga Gunarsa
Jannah Miftahul &Satwika . (2021). pengalaman krisis identitas pada remaja yang mendapatkan kekerasan dari orangtuanya. Volume 8. Nomor 2. (2021). Character: Jurnal Penelitian Psikologi.
ADVERTISEMENT
Piaget, J. (1972). Intellectual Evolution from Adolescence to Adulthood. New York: Basic Books.
Yuliati,Nanik.(2012). Krisis Identitas Sebagai Problem psikososial Remaja.Yogyakarta: laksBangPRESSindo.https://repository.unej.ac.id/jspui/bitstream/123456789/92671/1/krisis%20identitas.pdf..
Hidayah,Nur & Huriati. (2016). Krisis Identitas Diri Pada Remaja “Identity Crisis Of Adolescences". SULESANA volume 10 nomor 1 tahun 2016
Jasmisari, Mutiara & Herdiansah. (2022). Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi. Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145