Saatnya Koperasi Mahasiswa Memiliki Innovator

Wawan Prasetyo
Koordinator lembaga pelatihan di Yayasan Hasnur Centre. Guru Ekonomi di SMA Global Islamic Boarding School dan pegiat inkubator bisnis UMKM dan Koperasi di Wetland Box Incubator. Menulis di beberapa platform.
Konten dari Pengguna
15 November 2021 20:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wawan Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: https://unsplash.com/photos/iNsnCOQ_sG8
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://unsplash.com/photos/iNsnCOQ_sG8
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin cepat mendorong Koperasi Mahasiswa (KOPMA) untuk lebih gesit. Sehingga KOPMA perlu memiliki innovator agar tetap relevan dengan zaman.
ADVERTISEMENT
Sejarah mencatat bahwa Koperasi Mahasiswa pertama kali muncul pada 1975, yaitu KOPMA Bumi Siliwangi UPI, Bandung. Pada awalnya unit usaha yang beroperasi mulai dari kantin, alat tulis kantor, fotokopi hingga warung telepon.
KOPMA sejatinya dijalankan oleh generasi yang paling dekat dengan teknologi hari ini, yaitu Gen-Z yang berstatus sebagai mahasiswa. Tentu ketika mendengar status tersebut yang terselip di benak kita adalah kemampuannya untuk mengubah hal-hal yang dianggap usang seperti koperasi menjadi suatu kebaruan.
Jangka waktu menjadi pengurus KOPMA yang hanya satu tahun cenderung singkat untuk mengubah banyak hal. Apalagi banyak KOPMA yang mengalami kelambaman karena sudah lama mengikuti pola-pola "masa lampau". Narasi yang biasa didengar adalah "biasanya tahun lalu kita mengerjakannya seperti ini" atau "Loh, kan tahun lalu pola rekrutmennya seperti ini, kenapa sekarang berubah?".
ADVERTISEMENT
Rhenald Kasali dalam bukunya Self Driving (2017) mengungkapkan pentingnya menanamkan semangat driver dalam diri kita. Driver di sini diartikan sebagai sosok yang mengetahui arah tujuan dan fokus untuk mencapainya. Bayangkan apa yang terjadi di perjalanan jika driver justru mengantuk. Inilah yang membedakan driver dan passenger. Mental driver inilah yang melekat pada seorang innovator, sosok yang paham betul bagaimana kemudian KOPMA dijadikan bahtera untuk menuju samudera kebaruan.
Hal tersebut bukan hanya sebuah utopia belaka, melainkan sebuah keharusan karena kita hidup di era digital. Sebab yang tidak ingin berubah, suka dan tidak suka harus mengikuti dengan perkembangan zaman.
Pengurus KOPMA biasanya diwariskan banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan dari tahun ke tahun, seperti piutang yang menumpuk, dana investasi gagal hingga program kerja yang dianggap sebagai kekhasan. Hal tersebut cukup lumrah terjadi karena keyakinan untuk menggunakan pendekatan-pendekatan lama.
ADVERTISEMENT
Permasalahan tersebut ditambah dengan perbedaan "isi kepala" atau mindset dari tiap-tiap pengurusnya. Ada pengurus yang ingin menciptakan hal-hal baru, ada pula yang sangat nyaman dengan zona aman.
KOPMA butuh sosok innovator, orang yang kemudian dapat menyatukan golongan "masa lalu" dan golongan "masa depan". Seorang innovator perlu memahami betul cara kerja ambidextrous, yaitu menulis dengan dua tangan sekaligus.
Bentuk pengimplementasian dari ambidextrous adalah menjaga nilai-nilai organisasi dan bisnis koperasi yang sudah existing sembari mencari jalan untuk ikut serta meramaikan perkembangan zaman.
Innovator perlu memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang mampu menjaga kedalaman pengurusnya yaitu keharmonisan organisasi antara pengurus, anggota dan karyawan. Selain itu tentu innovator perlu tim yang bertugas mempelajari pengetahuan-pengetahuan baru, pendekatan-pendekatan yang agile dan meningkatkan konsistensi networking.
ADVERTISEMENT
Ambidextrous bukanlah sesuatu yang sederhana, namun dengan mental driver tertanam dalam diri innovator koperasi. Percayalah, KOPMA dapat meningkatkan kualitas organisasi dan bisnis yang sudah eksis. Pun dalam jangka panjang akan tercipta pintu-pintu kebaruan dan inovasi.
Hal tersebut tentu tidak mudah jika hanya dipikirkan. Kita sebagai pegiat KOPMA tentu harus saling melempar keresahan. Jangan sampai KOPMA kemudian ditelan zaman atau bahkan seperti Asgard dalam film Marvel yang hanya meninggalkan nama.