Ratusan Buruh Geruduk Polres Pasuruan

Konten Media Partner
19 September 2019 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan Buruh Geruduk Polres Pasuruan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) menggelar unjuk rasa di Mapolres Pasuruan, Kamis (19/9/2019). Mereka menuntut polisi tegas menghukum PT Algalindo Perdana, PT Halim Jaya Sakti, dan PT Soedali Sejahtera.
ADVERTISEMENT
Seratusan massa buruh datang dan berkumpul di halaman Mapolres setelah sempat berkumpul di areal sentra bordir (Bangkodir).
Dalam salah satu spanduk yang dibentang buruh tertulis pihak PT Algalindo Perdana dan PT Halim Jaya Sakti agar segera ditindak secara hukum.
Ketua Sarbumusi Jawa Timur, Suryono Pane, memahami aksi buruh memprotes sikap lelet polisi, yang sepatutnya menjerat pihak perusahaan, sejak tiga tahun silam.
Kasus yang dilaporkan buruh terhadap manajemen ketiga perusahaan antara lain adanya PHK sepihak, upah di luar ketentuan, hingga pemotongan BPJS.
“Selama tiga tahun ini polisi tidak melakukan langkah-langkah hukum,” ucap Pane.
Pada kasus PT Algalindo misalnya, Pane mengungkapkan pelaporan karyawan yang merasa ditelantarkan dan tidak diberikan upahnya, terkatung-katung. Kasus itu terjadi setelah perusahaan yang saat itu berada di Beji tersebut tiba-tiba saja menutup kegiatannya pada 1 April 2016.
ADVERTISEMENT
Namun, sikap berbeda justru ditunjukkan polisi, tatkala pihak manajemen perusahaan melaporkan buruh, yang waktu itu dituduh telah memasuki pekarangan pabrik tanpa izin.
“Jadi Polres jangan tebang pilih. Kenapa laporan buruh nggak diproses, sementara laporan perusahaan langsung, malah sudah inkrah,” sesal Pane.
Diketahui, rentetan masalah dihadapi karyawan dengan PT Algalindo Perdana. Salah satunya kasus hukum ditimpakan kepada dua karyawan, yakni Rudiyanto dan Muhammad Titut, dengan gugatan masuk areal pabrik. Tudingan itu mendapat perlawanan, karena PT Algalindo dinilai mengada-ada.
Perlawanan kemudian dilakukan, dengan membuka tenda di depan pabrik di Gununggangsir, Beji. Sempat terjadi insiden pembongkaran tenda aksi, diduga dilakukan oleh warga atas suruhan pihak manajemen PT Algalindo Perdana, pada Jumat (11/5/2018).
ADVERTISEMENT