Cuaca Buruk, Syahbandar Ingatkan Nelayan Probolinggo

Konten Media Partner
4 Januari 2019 9:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cuaca Buruk, Syahbandar Ingatkan Nelayan Probolinggo
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cuaca laut utara Probolinggo saat ini cukup ekstrim dan membahayakan pelayaran. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Probolinggo pun memperingatkan nelayan untuk tidak melaut ke luar Probolinggo.
ADVERTISEMENT
Peringatan itu ditujukan bagi kapal kecil dengan di bawah 125 GT. Sebab dengan gelombang mencapai ketinggian sekitar 1 hingga 1,5 meter di Laut Jawa sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran. Sehingga nelayan maupun kapal barang dihimbau untuk tidak berangkat berlayar hingga sepekan ke depan.
“Kami himbau untuk tidak berangkat bagi kapal yang mau melaut keluar daerah Probolinggo. Khususnya daerah yang masih mengalami cuaca ekstrim seperti Ambon, Sulawesi dan sekitarnya,” kata Eko Winarno, Kepala KSOP Probolinggo, Kamis (3/1/2019).
Namun, bagi nelayan dan kapal barang hanya berlayar di Selat Madura, diperbolehkan oleh KSOP. Dimana gelombang ombak di selat yang memisah Pulau Jawa dengan Pulau Madura ini, masih sekitar 0,3 hingga 1,25 meter. Perairan ini dinyatakan aman bagi kapal berkapasitas dibawah GT 125. “Untuk nelayan yang melaut di daerah sekitar Probolinggo, masih aman. Tentunya dengan mempertimbangkan kondisi cuaca di saat itu,” tambah Eko.
ADVERTISEMENT
Himbauan KSOP itu, dituruti oleh para nelayan yang biasa melaut hingga perairan Sulawesi. Mereka memilih libur melaut, arus gelombang bawah laut tidak normal atau tinggi. Sehingga hasil tangkapan ikan menurun drastis.
“Kalau ombak gak begitu tinggi mas, hanya arus bawah laut kayaknya tinggi. Sehingga hasil tangkapan menurun, biasanya kami dapat ikan sekitar 1 ton sekali melaut, sekarang hanya mendapat sekitar 2 kwintal sekali melaut, dan hasil itu tidak sesuai dengan pengeluaran kami seperti BBM dan lain-lainnya,” ungkap M.Munip (30) salah satu nelayan asal Mayangan Kota Probolinggo.
Dalam rilis BMKG, cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah perairan Pulau Rote hingga Sabu yang mencapai tinggi gelombang 2,5 hingga 4,0 Meter. Begitu juga perairan selatan Sumbawa, Pulau Sumba, Samudra Pasifik dam utara Halmahera. Sementara perairan selat Malaka bagian tengah sampai Laut Arafuru bagian Timur dengan tinggi gelombang 1,25 hingga 2,5 M.
ADVERTISEMENT