Touring Honda ADV 150 Susur Banten: Perjalanan Lintas Waktu (1/3)

wahyutomo aditya
Saya Yohanes Aditya Wahyutomo, pegawai swasta di perusahaan internasional yang kerap berkelana dengan motor Honda ADV 150.
Konten dari Pengguna
8 April 2024 16:08 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari wahyutomo aditya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai warga Banten sejati sejak tahun 2000-an tidak membuat saya familiar dengan provinsi yang baru berdiri pada 17 Oktober 2000 lalu. Meski saya menghabiskan setengah hidup saya di Jakarta tetapi Banten adalah tempat untuk pulang dan beristirahat. Namun setelah sekian tahun, Banten tak terasa seperti rumah melainkan hanya tempat tidur sementara. Setelah 24 Tahun berlalu, ada rasa kekosongan setiap pulang ke rumah dan akhirnya muncul sebuah perasaan yang tak kalah mengganggu. Dua tahun ini saya sudah motoran sampai Bali. Sudah semua provinsi di Pulau Jawa saya lalui kecuali Banten.
ADVERTISEMENT
Atas rasa bersalah itu, saya memutuskan melakukan perjalanan singkat mengelilingi Banten. Perjalanan kali ini tentu tidak sendiri. Saya ditemani oleh Adrian dan dua motor kesayangan kami Honda ADV 150.
Perjalanan keliling Banten yang dilakukan pada 8-10 Maret 2024 lalu. Perjanalan ini memiliki cerita tersendiri untuk kami berdua. Beberapa tahun sebelumnya, tepatnya di 2009, saya dan Adrian bersepeda dari Bintaro ke Anyer menggunakan sepeda Polygon yang kami gunakan untuk ke sekolah. Tidak hanya berdua, kami juga ditemani oleh teman kami dari Bike to Schoool Depok, Emir.
Kini, setelah 15 tahun berselang saya dan Adrian bisa mengulangi perjalanan ke Anyer. Tentu semuanya berbeda jika dibandingkan dengan perjalanan di 2009. Selain karena kali ini Emir tidak ikut, tentu kendaraan yang kami gunakan jelas berbeda.
ADVERTISEMENT
Pada 2009 butuh waktu bersepeda 9 jam dari Bintaro ke Anyer. Selain melelahkan secara fisik, perjalanan kala itu juga melelahkan secara mental karena kami bisa dibilang tidak mempersiapkan perjalanan dengan baik. Kala itu, kami masih berbekal peta mudik untuk berkelanan ke barat. Dana yang kami bawa juga terbatas sehingga kami tak memiliki banyak pilihan untuk beristirahat.
Perjalanan dimulai...
Kembali ke masa kini, saya dan Adrian memulai perjalanan pada 8 Maret 2024. Kami yang sama-sama warga Tangerang Selatan menjadikan Haka Dimsum Serpong sebagai titik kumpul. Penting untuk selalu diingat kalau kita ingin motoran, utamakan diawali dengan sarapan! Dari beberapa kali perjalanan jarak jauh sebelumnya, kami sadar sering lupa untuk makan. Akibatnya kesehatan kami kerap terganggu selama perjalanan. Beruntung pengalaman membawa kami menjadi lebih dewasa.
Titik Kumpul kami kala itu di Haka Dimsum Serpong
Kami baru benar-benar memulai perjalanan sekitar jam 6 pagi. Berbekal arahan Google Maps, saya berada di depan dan Adrian di belakang dengan kamera untuk merekam perjalanan. Jumat itu jalanan cukup lancar sampai akhirnya kami masuk ke daerah Balaraja, Kabupaten Tangerang. Kala itu jalanan didominasi oleh pemotor para pegawai pabrik. Kami pun diarahkan ke jalan pintas demi menghindari kemacetan. Sisanya perjalanan bisa dikatakan cukup lancar dan hanya beberapa kali berhenti karena adanya pasar di sisi kiri dan kanan jalan. Saking lancarnya perjalanan hari itu, saya sampai tak sadar bahwa kami sudah brada di Kota Serang.
Menu sarapan pagi itu cukup menghangatkan.
Begitu sadar memasuki kota Serang, saya dan Adrian mencari tempat untuk menikmati kopi. Penting rasanya minum kopi sambil beristirahat ketika touring. Terlebih kami berdua selalu mengawali perjalanan pagi hari dan seringnya kami kurang tidur di malam sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Saya dan Adrian kemudian memilih Tuvva Coffee yang ada di Cilegon. Tak ada yang spesial sebenarnya jika dibandingkan dengan coffe shop lainnya. Tetapi suatu keunggulannya adalah jam operasional mereka yang sudah buka di jam delapan pagi. Kami lalu menikmati kopi kami sambil meregangkan tubuh.
Melanjutkan perjalanan
Setelah cukup istirahat, kami kembali mengarah ke Barat. Tujuan kami adalah Pantai Anyer 1 sebelum akhirnya kami terus ke selatan untuk ke penginapan. Tetapi saat perjalanan ke Pantai Anyer 1, kami kembali berhenti tepatnya di Stasiun Kereta Api Krenceng.
Kembali ke tahun 2009, saat itu siang hari. Saya, Adrian, dan Emir merasa sudah lelah bersepeda. Bisa saja kami bersepeda 9 jam lagi untuk pulang. Tapi entah mengapa kami merasa itu bukan pilihan yang tepat. Kami kemudian mengarahkan sepeda ke Stasiun terdekat yakni Stasiun Krenceng. Saat itu kami bahkan tak tahu apa ada kereta ke Jakarta. Beruntung saja, kami datang lebih awal dan kereta ke Jakarta memang ada hari itu.
Stasiun Krenceng 8 Maret 2024
Kami menghabiskan waktu berjam-jam untuk menunggu kereta datang. Selain menikmati durian di depan stasiun, kami saat itu juga melakukan evaluasi sambil membayangkan perjalanan ke mana lagi yang harus kita tempuh selanjutnya. Sambil membual kami membayangkan bersepeda Jakarta-Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Saya dan Adrian tertawa ketika kembali ke Stasiun Krenceng 15 tahun kemudian. Kami berfoto-foto singkat lalu sambil mengingat masa lalu dan menebak-nebak di mana warung durian yang sebelumnya kita hampiri.
Pantai Anyer 1 Desember 2009.
Puas berfoto dan kembali ke masa lalu, saya dan Adrian melanjutkan perjalanan ke selatan. Tak membutuhkan waktu lama untuk kami mencapai Pantai Anyer 1. Jalanan yang mulus serta pemandangan yang indah membuat perjalanan benar-benar terasa cepat. Belum lagi cuaca yang cukup cerah menaungi kami dari Tangsel sampai Pantai Anyer 1. Pantai Anyer 1 juga merupakan tempat yang kami kenang. Ini menjadi satu-satunya pantai yang kami kunjungi pada 2009 lalu.
Pantai Anyer 1 8 Maret 2024.
Destinasi ideal sunmori
Sepanjang perjalanan dari Pantai Anyer 1 sampai tempat penginapan kami di Kecamatan Sumur kami disajikan pemandangan tepi laut yang indah. Beberapa restaurant juga berbaris rapi di kanan jalan menjual makanan dan minuman yang dibungkus dengan pemandangan laut. Tetapi selain itu, saya dan Adrian juga disajikan pemandangan barisan penginapan yang tak terawat.
ADVERTISEMENT
Saya lalu bertanya di dalam diri mengapa begitu banyak tempat penginapan yang tak terawat dan perlahan dimakan waktu? Bagi saya, Anyer bisa dijadikan alternatif untuk motoran di Minggu pagi atau Sunmori. Jaraknya yang tak jauh dari Jakarta serta jalanan yang sudah cukup baik benar-benar memanjakan para pengendara motor. Selama ini para pemotor di Jakarta kerap melakukan sunmori ke area Bogor hingga Puncak, padahal menurut saya pemandangan di Anyer juga cukup indah untuk dinikmati.
Cuaca mendadak menjadi buruk tepat pukul 3 sore. Saya dan Adrian tak hanya diguyur hujan tetapi kami juga diterpa angin dari samping yang sangat kencang. Kami harus menundukan tubuh kami di motor agar tak terhempas angin. Tetapi beruntung, kami tak jauh dari penginapan. Setelah menerjang hujan yang cukup deras, kami akhirnya sampai di penginapan kami.
Kehujanan di dekat penginapan.
Demikianlan catatan perjalanan pertama Banten Loop. Tunggu catatan berikutnya untuk mendapatkan cerita perjalanan kami ke Ujung Kulon dan Pantai Sawarna.
8988 Beach Resort, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Sosial Media
ADVERTISEMENT
Bagi yag tertarik menonton video kami silahkan tonton di Youtube Touring Tandem dan jangan lupa follow kami di Instagram @TworingTandem