Basa-basi Tak Selalu Menyenangkan Hati

Quldyah Viga Dwikantati
Journalism Student at Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
20 Juni 2022 21:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Quldyah Viga Dwikantati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Interaksi antar Individu. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Interaksi antar Individu. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Basi-basi sudah menjadi budaya di masyarakat Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) basa-basi adalah adat sopan santun, dan sebuah tata krama dalam pergaulan. Basa-basi dapat berupa kata sapaan atau sekadar bertanya kabar kepada lawan bicara saat akan memulai sebuah percakapan.
ADVERTISEMENT
Dalam komunikasi basa-basi diperlukan untuk berinteraksi dengan komunikan, namun tak sedikit individu yang merasa bosan atau bahkan tersinggung dengan beberapa pertanyaan basa-basi yang dilayangkan.
Sangat disayangkan memang, sebuah kalimat yang awalnya ditujukan untuk mengawali sebuah percakapan justru membuat lawan bicara merasa kurang nyaman dengan pertanyaan yang diucapkan.
Menentukan kata yang tepat dan disesuaikan dengan target komunikan merupakan kunci utama berhasilnya sebuah komunikasi. Bentuk pertanyaan basa-basi yang diutarakan juga harus disesuaikan dengan lawan bicara agar tidak menyinggung pihak tertentu.
Hal tersebut disetujui oleh Septia, mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta ini mengaku tak nyaman dengan pertanyaan basa-basi yang merujuk pada body shaming atau mengkritik penampilan dari lawan bicaranya.
“Basa-basi emang perlu sih, cuma saya kurang suka sama orang yang basa-basi nya tuh ngomentarin penampilan, keadaan wajah, dan tubuh seseorang yang tak sepantasnya dijadikan bahan Pembuka suatu pembicaraan,” ujar Septia.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan seperti “kamu sekarang gendutan ya” atau “kok kamu sekarang jerawatan ya padahal dulu wajahnya mulus” merupakan ungkapan yang harus dihindari saat berinteraksi dengan orang lain.
Bukan hanya perasaan tidak nyaman yang akan ditimbulkan, pertanyaan tersebut dinilai merendahkan seseorang hingga wajar saja bila seseorang yang mendapatkan ujaran tersebut akan merasa tersinggung.
Niat awal menjalin kembali interaksi yang telah lama terputus, justru berbalik makna menjadi sebuah hinaan yang menyakiti perasaan sehingga lawan bicara menjadi enggan menjalin komunikasi kembali dengan komunikator yang menurutnya telah menyinggung perasaannya.
“Usahakan kalau mau berbicara dengan seseorang itu pahami dulu karakter mereka seperti apa, jangan asal bicara aja. Berpikir sebelum berbicara itu sangat penting, jangan sampai hanya karena sebuah basa-basi singkat kita jadi putus hubungan dengan seseorang. Niatnya mau silaturahmi malah jadi putus hubungan cuma karena perkataan yang tidak terkontrol,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Yuk, mulai biasakan menjaga perkataan Anda agar tidak menyinggung pihak tertentu saat berkomunikasi.