Presiden Jokowi anggota PKI? Sebuah Isu yang Tak Masuk Akal

Konten dari Pengguna
6 Maret 2018 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vidya Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Jokowi anggota PKI? Sebuah Isu yang Tak Masuk Akal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak masa kampanye Pilpres 2014, berbagai fitnah dan informasi hoax kerap menyambangi pribadi Joko Widodo. Kadang fitnah yang disebarkan pun tak masuk akal.
ADVERTISEMENT
Salah satu fitnah yang sempat ramai diperbincangkan adalah soal tuduhan Jokowi yang dianggap sebagai anggota PKI. Fitnah tersebut begitu viral di media sosial, dan tak sedikit yang mempercayainya.
Bisa dipastikan bahwa isu tersebut adalah informasi hoax belaka. Karena sejauh ini tak ada bukti otentik yang mengarah pada hal-hal tersebut.
Secara logika pun juga tak masuk akal. Terutama bila dikaitkan antara tahun kelahiran Jokowi dengan masa pembubaran PKI. Hal itu seperti curhatan san pengakuan Presiden Jokowi sendiri.
PKI dibubarkan pada tahun 1965, sedangkan Presiden Jokowi dilahirkan pada 1961. Selisih waktu diantara kedua hanya 4 tahun. Sehingga beliau masih berada dalam usia Balita.
Seperti ini curhatan Presiden Jokowi itu saat dituduh sebagai PKI.
ADVERTISEMENT
"Ada yang bilang itu Pak Jokowi PKI, padahal PKI itu dibubarkan 1965, saya lahir 1961, masak ada PKI balita?" ujar Jokowi.
Presiden Jokowi sendiri kadang merasa bingung harus bersikap seperti apa ketika mendapat fitnah tersebut. Yang jelas, kata dia, pemerintah terus fokus bekerja untuk rakyat.
Untuk itu, Presiden Jokowi berpesan agar masyarakat bisa berpikir dengan cerdas, tidak mudah dibohongi dengan fitnah dan informasi hoax. Pesan Presiden tersebut sangat tepat dengan konteks saat ini.
Dalam momen tahun politik seperti sekarang, kita tak perlu saling serang apalagi sampai saling mencela sesama saudara. Berbeda pilihan adalah hal yang wajar, namun jangan sampai merusak persatuan bangsa dan negara.