Energi Baru untuk Negeri: Membangkitkan Indonesia dengan Renewable Energy

Vendi Septiandi
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Tidar
Konten dari Pengguna
14 Februari 2024 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vendi Septiandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)--Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)--Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dan Tantangan Energi
Indonesia sebagai negara dengan penduduk yang padat dan pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang, kini menghadapi tantangan besar terkait pemenuhan kebutuhan energi. Saat ini, listrik dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara masih menjadi andalan utama, namun, dampak lingkungan yang merugikan dan ketergantungan pada sumber daya terbatas menjadi masalah serius. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia tengah memfokuskan perhatian pada pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai solusi yang inovatif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2025, pemerintah menetapkan target ambisius, yakni kontribusi EBT sebesar 23% dalam bauran energi nasional. Komposisi EBT mencakup bahan bakar nabati, panas bumi, biomassa, nuklir, air, surya, angin, dan batubara yang dicairkan. Langkah penting dalam mewujudkan target tersebut adalah pemanfaatan limbah pertanian untuk menghasilkan energi melalui biomassa. Selain memberikan manfaat lingkungan dengan mengurangi limbah pertanian, ini juga berpotensi meningkatkan sektor ekonomi lokal.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)--Sumber: pexels.com
Fokus strategis saat ini adalah pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan energi angin. Proses komersialisasi PLTS yang melibatkan sektor swasta diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi ini. Sementara itu, pengembangan energi angin pada skala kecil dan menengah bertujuan untuk mendiversifikasi sumber daya energi dan meningkatkan aksesibilitasnya, khususnya di daerah terpencil.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)--Sumber: pexels.com
Walaupun masih kontroversial, pemerintah Indonesia tengah menjajaki potensi energi nuklir sebagai bagian dari portofolio EBT. Sosialisasi intensif untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan kerjasama internasional dalam meningkatkan penguasaan teknologi nuklir menjadi langkah yang diambil. Namun, tantangan besar dalam pengembangan energi nuklir mencakup aspek keamanan dan kekhawatiran masyarakat terkait risiko nuklir.
ADVERTISEMENT
Pengembangan energi mikrohidro juga dianggap sebagai alternatif yang menjanjikan dalam diversifikasi sumber daya energi. Integrasi program Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan kegiatan ekonomi masyarakat, pemanfaatan potensi saluran irigasi untuk PLTMH, dan dukungan terhadap industri mikrohidro lokal menjadi langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan potensi sumber daya energi ini di daerah pedesaan.
Dalam upaya menyampaikan konsep energi baru kepada masyarakat, Pak Agus Cahyono Adi atau biasa dikenal dengan sapaan Pak Aca, Kepala Biro Humas KESDM, menggunakan analogi yang kuat. Ia menyamakan energi dengan darah dalam tubuh manusia, di mana energi bersih menjadi kekuatan utama yang mendorong vitalitas ekonomi dan sosial, mirip dengan peran darah yang membersihkan dan memberi nutrisi pada sel-sel tubuh.
ADVERTISEMENT
Manfaat dari penerapan EBT tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, tetapi juga berdampak positif pada ekonomi lokal dengan penciptaan lapangan kerja baru. Namun, tantangan yang dihadapi, seperti ketergantungan pada PLTU dan kendala teknologi, perlu diatasi agar target penggunaan EBT sebesar 23% pada tahun 2025 dapat tercapai. Penguatan infrastruktur, peningkatan kapasitas produksi, dan mitigasi risiko ketergantungan pada sumber energi konvensional menjadi langkah krusial dalam mewujudkan visi keberlanjutan energi Indonesia.
Indonesia perlu berupaya lebih keras dalam mengadopsi Energi Baru Terbarukan (EBT), mengingat masih ada ketertinggalan dibandingkan dengan negara-negara yang telah lebih maju dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan. EBT bukan sekadar solusi jangka pendek, melainkan merupakan langkah strategis untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang. Dengan mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia diharapkan dapat menjadi pelopor dalam implementasi Energi Baru Terbarukan. Ini bukan hanya untuk mengatasi ketertinggalan, tetapi juga untuk membuka era inovasi dan memberikan inspirasi kepada negara-negara lain. Dengan semangat bersama, Indonesia memiliki potensi menjadi pemimpin dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan dengan Energi Baru Terbarukan. Gasss terus, Indonesia!
ADVERTISEMENT