Rak Sepatu Tahan Bau hingga Sabuk Ibu Hamil Dipajang di ISE 2017

23 Oktober 2017 21:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rak Sepatu Tahan Bau (Foto: Utomo P/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rak Sepatu Tahan Bau (Foto: Utomo P/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika kamu memiliki masalah dengan bau sepatu, kamu mungkin perlu menggunakan karya dua siswi SMK Negeri 2 Cimahi ini: rak sepatu tahan bau.
ADVERTISEMENT
Sri Wulan Pebriani dan Fina Pebrianti adalah dua anak kelas 11 yang membuat rak sepatu tahan bau. Gagasan menciptakan rak tersebut lahir setelah mengamati bahwa di Indonesia terdapat budaya yang mengharuskan untuk melepas alas kaki ketika masuk ke dalam suatu ruangan.
Setidaknya, bagi Wulan dan Fina, aturan melepas sepatu itu berlaku di ruang komputer dan perpustakaan sekolah mereka.
Dibimbing oleh guru mereka, Wulan dan Fina mencari cara untuk menciptakan rak sebagai tempat menyimpan sepatu yang sekaligus berfungsi mengurangi bau atau aroma tak sedap yang biasa muncul dari sepatu.
Kedua gadis remaja itu pun merangkai rak sepatu dengan menyematkan lampu ultraviolet, ion generator, dan kipas angin. Teknologi tersebut dapat digunakan untuk mengurangi bau sepatu dengan cara membunuh bakteri-bakteri yang menempel pada sepatu.
ADVERTISEMENT
Sebab, pada prinsipnya bau sepatu berasal dari bau kaki yang disebabkan oleh keringat yang bercampur dengan bakteri pada kulit.
“Untuk membunuh bakterinya itu menggunakan lampu ultraviolet (UV) dan ion generator,” jelas, Fina kepada kumparan, Senin (23/10).
Rak Sepatu Tahan Bau (Foto: Utomo P/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rak Sepatu Tahan Bau (Foto: Utomo P/kumparan)
Sinar UV yang dihasilkan oleh lampu memiliki panjang gelombang tertentu yang mampu membunuh bakteri. Selain itu, imbuh Fina, dapat juga mengurangi kelembaban karena menghasilkan panas yang dapat menghangatkan udara di dalam rak.
Sementara ion generator berfungsi untuk menghasilkan ion positif dan ion negatif.
Nah, rupanya bakteri juga memiliki ion positif dan ion negatif. Ketika ion positif yang dihasilkan ion generator menempel dengan ion negatif bakteri atau ion negatif dari ion generator menempel dengan ion positif bakteri, maka bakteri tersebut akan mati.
ADVERTISEMENT
Adapun kipas angin di dalam rak berfungsi untuk menyebarkan ion-ion yang dihasilkan oleh ion generator tersebut sehingga semakin maksimal dalam membunuh bakteri-bakteri tersebut.
Rak sepatu ini, kata Wulan dan Fina, telah diuji coba. "Tidak menghilangkan bau secara keseluruhan, tapi mengurangi lah," ujar Fina.
Menurut mereka, rak ini memiliki potensi besar untuk digunakan di berbagai tempat, seperti sekolah, kantor, hingga tempat ibadah.
“Tadi ada beberapa orang yang udah nanya-nanya harganya ke kami,” tutur Wulan.
Selain Wulan dan Fina, sejumlah siswa-siswi sekolah menengah lainnya juga menampilkan karya-karya inovasi yang sangat menarik. Misalnya saja batako biji plastik yang dibuat oleh dua siswi SMP Negeri 1 Wonosobo.
Batako Biji Plastik (Foto: Utomo P/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Batako Biji Plastik (Foto: Utomo P/kumparan)
Asha Zayda Fasani dan Ferina Rahmasari yang masih duduk di kelas 8 membuat jenis batako tersebut karena melihat adanya masalah sampah plastik di lingkungan mereka. Selain itu, mereka tahu bahwa pasir selaku bahan baku batako berasal dari bahan galian tambang yang ketersediannya terbatas.
ADVERTISEMENT
“Kalau sampah plastik itu kan bisa menyebabkan banjir dan sulit terurai,” kata Asha kepada kumparan.
Menurut hasil penelitian mereka, batako yang dibuat dari campuran biji plastik bersifat lebih kuat ketimbang batako biasa. Batako tersebut juga telah teruji sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI).
Namun begitu mereka tidak menghitung berapa biaya untuk pembuatan batako biji plastik itu, sehingga tidak membandingkan harganya dengan batako biasa.
Selain rak sepatu tahan bau dan batako biji plastik, dipamerkan pula sabuk khusus untuk ibu hamil buatan dua siswa SMA Unggulan BPPT Al-Fattah yang diklaim dapat mengurangi rasa mual dan nyeri punggung.
Sabuk untuk Ibu Hamil (Foto: Utomo P/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sabuk untuk Ibu Hamil (Foto: Utomo P/kumparan)
Masih banyak karya-karya lainnya dari para pelajar se-Indonesia yang ditampilkan. Karya-karya tersebut merupakan hasil inovasi awal para remaja yang masih perlu diuji, dikembangkan, dan diteliti lebih lanjut .
ADVERTISEMENT
Semua karya yang disebutkan tadi hanyalah sebagian kecil dari 52 karya para finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 52 karya itu kini sedang dipajang di Indonesia Science Expo (ISE) 2017 dan dinilai oleh para juri.
ISE 2017 sendiri adalah sebuah pameran dan salah satu acara istimewa karena merupakan bagian puncak acara peringatan 50 tahun berdirinya LIPI. Pameran ini berlangsung selama empat hari di Balai Kartini, Jakarta, mulai 23-26 Oktober 2017, sejak pukul 09.00 hingga 21.00 WIB.
Para pemenang LKIR akan diumumkan pada 25 Oktober 2017.