1 Abad NU, Reforma Agraria, dan Gerakan Rakyat

Ayat Fazlur
Mahasiswa UIN Sunan kalijaga yogyakarta
Konten dari Pengguna
5 Februari 2023 18:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayat Fazlur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kantor Nahdlatul Ulama (NU). Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kantor Nahdlatul Ulama (NU). Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi yang basisnya sosial kemasyarakatan. Basis masyarakat NU saat ini lebih banyak di tataran kelas masyarakat bawah sampai menengah. Ini membuktikan kalau NU sangat dekat dengan masyarakat dan merasakan bagaimana kehidupan mereka sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Tahun 1444 Hijriah ini, Nahdlatul Ulama sudah menginjak 1 abad atau 100 tahun dalam kalender hijriah. Ini artinya sepak terjang Nahdlatul Ulama sebagai basis sosial kemasyarakatan tidak diragukan lagi.
Kita akan mulai tulisan ini terkait sebagian masyarakat NU yang berprofesi sebagai petani yang mana siangnya menuju ke sawah, malamnya ikut pengajian dan tahlilan ala amalian NU. Ini menunjukkan bagaimana mereka loyal terhadap ajaran dari Alim Ulama NU. Lantas apakah NU mampu melindungi hak-hak mereka sebagai petani dan memperjuangkan kehidupan yang layak bagi mereka?

NU dan Reforma Agraria

Melacak sejarah perjuangan agraria di tubuh Nahdlatul Ulama, bahkan sebelum adanya UUPA sampai pelaksanaan konsep Land Reform, NU sudah mendirikan Pertanu. Malahan sudah memiliki banyak cabang di daerah dan mempunyai basis Akar Rumput yang kuat untuk menggerakkan dan menggelorakan gerakan organisasi tani NU (Luthfi 2018) NU juga termasuk yang memperjuangkan dilahirkannya UUPA, melalui kiai-kiai NU.
ADVERTISEMENT
Melihat begitu banyaknya warga NU yang berprofesi sebagai petani, maka tidak heran jika Nahdlatul Ulama turut serta dalam memperjuangkan Reforma Agraria. Bahkan di beberapa kasus agraria di daerah, masyarakat NU berdiri di garda terdepan untuk membela tanah kelahirannya.
Di kasus Wadas kemarin, masyarakat Wadas sering menggelar mujahadah yang mana itu adalah amaliah Ulama NU. NU secara organisasi juga turut serta terjun langsung untuk mengadvokasi masyarakat wadas. Ini menunjukkan komitmen besar Nahdlatul Ulama dalam membela kepentingan Masyarakat dalam segala ketidakadilan Agraria.
Membela tanah air dan mencintai negara menurut Kiai Wahab Hasbullah ialah sebagian dari iman, ibadah kepada Allah Swt, dan menjalankan kewajibannya juga membutuhkan tempat tinggal dan tempat ibadah yang tenang. Ketika rumah dan tanah air ini terancam akan kerusakan yang diamini oleh negara, sebagai pengikut ulama NU, pasti wajib untuk menaatinya.
ADVERTISEMENT
Begitupun dengan mendapatkan pengetahuan dan pengajian, hal itu tidak akan bisa dilakukan ketika tanah airnya terancam oleh kerusakan. Maka dari itu, NU selalu konsisten dalam sikap mereka yang menentang kerusakan di bumi allah.
Selanjutnya, tinggal bagaimana organisasi NU ini rajin mendengarkan dan membela kepentingan warganya yang terancam akan penindasan dan ketidakadilan. NU bukan organisasi baru dalam gerakan. Organisasi ini sudah bertahun-tahun berada di garda terdepan dalam gerakan rakyat.
Masyarakat membutuhkan perlindungan dan advokasi yang pasti dari NU secara organisasi. Hal ini dipermudah dengan adanya LPBH NU, LBH Ansor yang ke depannya harus diisi oleh para anak muda yang Progresif yang selalu memperjuangkan hak-hak rakyat.

NU sebagai Motor Gerakan Rakyat

Nahdlatul ulama dalam menyambut 1 abadnya mempunyai PR besar mengenai perannya dalam memperjuangkan keadilan bagi masyarakat. Bayangkan, nanti berapa banyak warga NU yang menjadi korban dari Omnibus Law?
ADVERTISEMENT
NU harus sering-sering turun ke masyarakat secara langsung untuk mendengarkan bagaimana susahnya kehidupan dan mencari keadilan hari ini. NU harus mengetahui betapa susahnya Masyarakat di Wadas yang mayoritas adalah Warga NU itu mengalami banyak problem dalam memperjuangkan haknya.