Menunggu Raden Wijaya

ali rahman
Pengurus MPP ICMI dan Alumni IPB University.
Konten dari Pengguna
10 Maret 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ali rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Arca Harihara penggambaran dewa jasad Raja Kertarajasa (Raden Wijaya), raja pertama Majapahit (Sumber : https://id.wikipedia.org)
zoom-in-whitePerbesar
Arca Harihara penggambaran dewa jasad Raja Kertarajasa (Raden Wijaya), raja pertama Majapahit (Sumber : https://id.wikipedia.org)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cita-cita besar Raja Kertanegara untuk menyatukan kerjaaan-kerjaan Nusantara di bawah Singasari merupakan sebuah ijtihad politik dalam rangka menghadapi ancaman dan dominasi Raja Tiongkok yaitu Kubilai Khan. Atas pemikiran tersebut maka Sang Raja Kertanegara menggagas ekspedisi Pamalayu. Sebuah Upaya diplomasi melalui show of force gelar pasukan laut yang sangat besar dengan mendatangai beberapa Kerajaan di sepanjang jalan menuju Kerajaan Damasraya di Sumatera. Tujuan akhirnya adalah satu komando dibawah Singasari. Musuhnya adalah Kubilai Khan dari tanah Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Musuh dalam Selimut
Namun Sang Raja lupa waspada akan intrik internal keluarga Kerajaan berupa balas dendam dan ilusi kejayaan trah kediri yang tetap menyala didalam dada Jayakatwang. Sebagai keturunan raja Kediri, Jayakatwang masih memendam dendam keluarga karena sang Buyut mati oleh Ken Arok Leluhur Kertanegara. Maka Ketika sebagain besar kekuatan pasukan Singasari berangkat dalam ekspedisi pamalayu dan terjadi kekosongan kekuatan di kuta raja, bertindaklah Jayakatwang atas nasihat Arya Wiraraja penguasa tanah Madura yang juga memendam kekecewaaan besar kepada Kertanegara.
Perlawanan Kertanegara dibantu sang menantu Raden Wijaya tidak mampu melawan serangan mendadak dari 2 arah yang dilakukan pasukan Jayakatwang. Singkat cerita Kerajaan Singasari hancur, Kertanegara tewas terbunuh maka ajeg kembali Kerajaan Kediri dibawah kepemimpinan Jayakatwang. Adapun Raden Wijaya mencari perlindungan kepada Arya Wiraraja. Atas pengaruh Arya Wiraraja kepada Raja Jayakatwang, maka Raden Wijaya dititipkan kepada Sang Raja Kediri dan diberi tanah Hutan Tarik untuk tempat tinggal. Kelak kemudian hari dari hutan Tarik akan muncul dan tumbuh Kerajaaan besar Nusantara yang Bernama Majapahit.
ADVERTISEMENT
Strategi A La Wijaya
Terbukti benar prediksi Sang Kertanegara bahwa suatu saat Kubilai Khan akan datang menyerang. Hal ini karena Singasari menolak tunduk kepada hegemoni raja tiongkok. Ketika datang merapat, pasukan besar Kubilai Khan langsung "disambut dan dijamu" Sang Wijaya. Peran sentral, diplomasi dan negosiasi dilakukan Sang Wijaya dengan Panglima Pasukan Tiongkok. Maka dimualailah intrik, taktik, akal bulus dan komitmen-komitmen kerjasama untuk menghancurkan Kerajaan Singasari/Kediri. Sebuah rencana diatas rencana dilakukan Sang Wijaya. Maka mulailah gelombang pasukan gabungan Tiongkok dan pasukan Raden Wijaya menggempur Raja Jayakatwang. Hingga akhirnya Kerajaan Kediri yang baru seumur jagung hancur lebur diterjang gelombak dahsyat pasukan Tiongkok plus Impian besar Raden Wijaya untuk mengembalikan kehormatan dan pamor kerjaan Singasari.
ADVERTISEMENT
Setelah Jayakatwang tumpur lebur, maka euporia kemenangan pasukan tiongkok dimanfaatkan oleh “kecerdasan” sang Wijaya untuk menghancurkan dan mengusir pasukan tiongkok Kembali ke negaranya. Maka semua cerita sambutan hangat, suka cita persaudaraan dan semangat kebersamaan untuk menggempur jayakatwang berubah menjadi arena pembantaian pasukan yang tengah dimabuk kemenangan. Sebuah ironi kelengahan dan kemunafikan kerjasama palsu atas nama kemenangan perang. Maka dimulailah babak baru kemunculan salah satu kerjaan besar Nusantara bernama Majapahit/ Wilwatikta.
Daya Tarik Hutan Tarik
Sampai tahun 2045 kita masih ada waktu 21 tahun lagi. Visi Indonesia emas tahun 2045 perlu di breakdown menjadi langkah dan strategi pencapaian yang SMART (spesific, measurable, achivable, relevant dan time bound). Sebuah cita-cita mulia agar NKRI tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang besar dan beradab. Insight masa lalu bangsa ini sangat memungkinkan masa keemasan itu hadir kembali. Kita semua punya gen pemenang sebagai bangsa yang besar. Asal kita bisa agile dan cerdas dalam meng-adaptasi masa depan di tengah perubahan besar dan fundamental yang sedang terjadi di abad ini.
ADVERTISEMENT
Ketika Sang Wijaya diberikan Hutan Tarik maka Raden Wijaya beserta pasukan dan rakyat yang ikut dari singasari maupun dari madura bahu membahu membangun peradaban baru. Posisi strategis Hutan tarik ditepi sungai brantas menjadikan pedukuhan Tarik cepat tumbuh dan berkembang sebagai pusat perdagangan. Selain itu posisi daerah agraris yang subur menjadikan pesatnya perkembangan pedukuhan tarik.
Indonesia Negeri Agromaritim
Leadership Raden Wijaya dalam membangun Tanah Tarik menjadi Kerajaan Majapahit merupakan sumber inspirasi bagi para pemimpin NKRI. Orientasi Pembangunan Laut, Perdagangan produk agromaritim, diplomasi budaya dan perdagangan antar negara serta membangun aramda laut yang kuat adalah fondasi kerajaan Wilwatikta yang dibangun Raden Wijaya.
Bahkan kalo kita runut jauh ke belakang lagi maka NKRI sudah dikenal sebagai surga penghasil produk rempah terbesar di dunia. Sebagai contoh masuknya para pelaut Portugis, Inggris hingga Belanda tidak terpelas dari daya tarik rempah dan produk pertanian lainnya yang dihasilkan bumi pertiwi. Buah Pala adalah salah satu contoh komoditi rempah yang sangat terkenal saat itu hingga kini. Yang membuat Bangsa Eropa rela bersusah payah berlayar ribuan kilometer untuk menguasai perdagangan pala/ rempah di Hindia Timur/ Nusantara.
Buku Pulau Run mengisahkan betapa Nusantara sebagai surga rempah rempah dunia (sumber: foto pribadi).
Untuk itu, sudah sepatutnya orientasi pembangunan NKRI berkiblat kepada agromaritim. Kebesaran Majapahit dengan Kemashuran Laksamana Nala, Sriwijaya dengan Raja Balaputradewa yang sangat concern untuk memperkuat armada perdagangan dan tentara laut, kebesaran Kerajaan Atjeh dengan peristiwa heroik Laksamana Malahayati yang mampu mengalahkan Cornelis de Houtman seorang Kapten Kapal Portugis. Dan sederet kisah kebesaran kerajaan lainnya dari Atjech sampai Ternate/ Tidore betapa hebatnya Kerajaan-Kerajaan Nusantara.
Potensi besar rumput laut sebagai sumber pangan dan energi bagi kemakmuran rakyat NKRI (sumber: blulpmukp.id)
Maka tidak heran kalo para penerus Raden Wijaya tetap menyalakan semangat untuk menyatukan Nusantara Dibawah Majapahit dengan memperkuat Armada Laut dibawah Laksamana Nala. Antara Laksamana Nala dan Sumpah Amukti Palapa Mahapatih Gajahmada merupakan bukti otentik bahwa para pendahulu Nusanatara sudah punya visi agromaritim untuk menjadaikan Nusanatara sebagai Negara Besar.
ADVERTISEMENT
Sehingga tidak mengherankan kalo saat ini NKRI masih terasa lambat menjadi negara makmur karena telah terjadi disorinetasi pembangunan dengan menomorsatukan pembangunan daratan. Kekurangan pangan karena hanya bersumber dari darat (Palagung-padi,kedelai, jagung), kekurangan protein karena masih mengandalkan produksi daging ayam dan sapi import. Padahal sumber protein laut sangat melimpah. Mulai dari ikan, udang, rumput laut, algae dan masih banyak lagi sumber plasma nutfah laut yang belum dikelola.
Sudah saatnya pemimpin NKRI saat ini meneladai jejak langkah Raden Wijaya dalam meletakan pondasi yang kuat bagi tumbuhnya Kebesaran Wilwatikta. Perlu 3 atau 4 generasi sebelum lahirnya Hayam Wuruk yang mampu mengangkat Kebesaran Wilwatikta sesuai Visi Raden Wijaya. Semoga Presiden Terpilih sekarang mampu melakukan positioning kepemimpinan yang tepat dalam rangkaian perjalanan kebangsaan NKRI. Sehingga Hayam Wuruk akan segera lahir karena Raden Wijaya berhasil membuat fondasi yang kuat dan tepat bagi kebesaran Wilwatikta.
ADVERTISEMENT