ADI SURYA.jpg

Warga Sumsel, Indonesia Butuh Changemakers, Apakah Kamu Salah Satunya?

25 Maret 2022 19:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi changemakers. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi changemakers. Foto: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi salah satu momok menakutkan bagi para pekerja, karena PHK masalah finansial akan terganggu. Tidak hanya diri sendiri, tapi juga berdampak bagi anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka pengangguran di Sumatera Selatan (Sumsel) pada 2021 mencapai 4,98 persen. Tingkat pengangguran juga naik dari 4,53 persen pada 2019 menjadi 5,51 persen pada 2020.
Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang, Harrey Hadi, mengatakan jumlah pengangguran di Palembang menurut data BPS sudah mencapai 82.771 orang.
Untuk itu, dibutuhkan para changemakers sebagai penggerak ekonomi. Seperti Adi Surya Dirgantara yang berinisiatif ambil bagian sebagai penggerak ekonomi skala kecil di Palembang.
Adi dan beberapa rekannya mencari solusi di tengah kesulitan ekonomi yang menimpa sejumlah kalangan masyarakat dengan membangun usaha produksi mie.
Setelah berjalan sekitar 4 tahun, bisnis yang dia bangun tidak hanya mampu mempekerjakan 8 karyawan, namun juga membantu perekonomian masyarakat di sekitarnya, khususnya emak-emak.
ADVERTISEMENT
Mereka membantu memasarkan mie basah yang total produksinya sudah mencapai 21 ton per tahun. Selain itu, ada juga yang ikut dalam program kemitraan dengan membuka warung-warung makanan.
“Emak-emak yang ikut memasarkan mendapatkan uang pulsa dan insentif dari hasil penjualan,” kata Adi.
Adi bilang, emak-emak di sekitar tempat usaha lebih senang berselancar di media sosial untuk memasarkan produk usahanya sambil mengurus kebutuhan rumah tangga. Meski jumlahnya belum banyak, namun dia meyakini akan banyak lagi emak-emak yang membantu usahanya.
Insentifnya berupa uang, saat ini penghasilan per bulan emak-emak ini mencapai Rp 600 ribu hingga Rp 800 ribu. Meski belum banyak, jumlah itu dirasa wajar karena sebagai sampingan penghasilan, pihaknya menargetkan bisa mencapai Rp 2 juta per bulan.
Produksi mi basah yang dikelola Adi. Foto: Istimewa
“Mereka memasarkan melalui akun media sosial masing-masing, baik Instagram, Facebook, maupun Tiktok. Dari medsos ini mereka mendapat pelanggan yang memesan produk ini, semakin banyak mencari pelanggan semakin banyak juga mendapat insentif,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Indonesia memang sudah punya banyak changemakers seperti Adi. Namun, negara ini masih butuh lebih banyak lagi. Bisa bayangkan bila changemakers berkumpul dan berkolaborasi? Bagaimana bila mereka menggunakan cara berpikir baru dan memanfaatkan teknologi dalam memecahkan masalah?
Apakah kamu atau kelompokmu adalah changemakers yang memiliki segudang inovasi dan menantang status quo? Yuk, nominasikan dirimu, kelompokmu atau bahkan orang lain yang kamu tahu ke Changemakers Nusantara. Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) —organisasi nirlaba bagian dari GoTo Group yang bergerak untuk ciptakan dampak— ingin mengumpulkan Changemakers yang sudah melakukan perubahan untuk bantu atasi permasalahan di berbagai provinsi di seluruh Indonesia.
Di Changemakers Nusantara, para changemakers akan bertemu, dan bersama-sama menjelajahi kemungkinan tanpa batas untuk ciptakan dampak yang lebih kuat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Nominasikan dirimu, kelompokmu, atau orang lain yang kamu tahu melalui form ini agar bisa menginspirasi banyak orang.
Namun sebelum mengisi form tersebut, baiknya simak lebih dahulu syarat dan ketentuannya berikut ini.
ADVERTISEMENT
Yuk, bergabung bersama changemakers hebat lainnya di Changemakers Nusantara!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan YABB
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten