Masjid Raya Abdul Kadim Jadi Destinasi Wisata Religi Baru di Sumsel

Konten Media Partner
8 November 2020 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA saat meninjau Masjid Raya H Abdul Kadim. Foto. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA saat meninjau Masjid Raya H Abdul Kadim. Foto. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemkab Musi Banyuasin (Muba) menilai Masjid Raya H Abdul Kadim ini akan menjadi pusat destinasi wisata religi baru di Indonesia dan memberikan kontribusi positif untuk Kabupaten Muba. Ornamenya yang unik juga akan andil meningkatkan ibadah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, masjid yang berada di Desa Epil Dusun I, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin ini dibangun oleh keluarga besar Prof Khadim yang merupakan putra daerah dan belakangan masjid ini sering diperbincangkan oleh masyarakat.
“Masjid ini disebut-sebut menjadi masjid yang termegah dan mempunyai ornamen-ornamen unik. Pemkab Muba siap andil dan memfasilitasi penunjang kebutuhan pembangunan Masjid Abdul Kadim,” katanya, Minggu (8/11).
Masjid ini berdiri diatas lahan lahan seluas 5.625 meter persegi, saat ini lahan parkir masih terbatas, kami mempersilahkan para pengunjung masjid Abdul Kadim untuk parkir di halaman SD Negeri 1 Desa Epil yang berada di samping masjid.
Bagian dalam Masjid Raya H Abdul Kadim. Foto. Istimewa
Arsitektur Bangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Surya menceritakan pembangunan masjid ini dimulai pada April 2018 lalu yang mempekerjakan pegawai bangunan sebanyak 70 orang.
ADVERTISEMENT
Sejumlah material dan ornamen ada yang didatangkan dari pulau Jawa dan ada juga yang Impor dari Italia seperti marmer lantai dan dinding.
Tidak ada konsep secara khusus pada masjid ini, hanya saja masjid yang memiliki kuba di atas ketinggian 24 meter ini akan dibuat menjadi tempat senyaman mungkin agar khusyuk beribadah.
Masjid ini tampak pada bagian depan ada ornamen Broken Chair yang sama persis dengan yang di Kantor PBB Jenewa Swiss yang didirikan pada tahun 1997 sebagai bentuk sebuah penolakan terhadap kekerasan bersenjata terhadap warga sipil.
Ornamen ini juga diceritakan M Zuli salah satu pengurus Yayasan Ar Rohim yang merupakan Yayasan Masjid H Abdul Kadim. Zuli menceritakan, keberadaan ornamen kursi patah tersebut merupakan keinginan pemilik masjid.
ADVERTISEMENT
"Filosofi ini bisa diartikan, kalau sedang duduk memimpin jangan lalai dengan agama dan ibadah. Ornamen ini dibuat dari kayu unglen yang dipesan langsung dari pulau Jawa. Jadi Broken Chair di dunia ini ada dua, satu di Swiss dan satunya lagi di sini,” katanya.
Camat Lais Demon Eka Suza menyebutkan, atas keinginan sang pemilik masjid H Abdul Kadim nantinya juga akan dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata religi. Nanti akan disiapkan spot foto dan juga dipajang beberapa kendaraan kuno yang akan diletakan di halaman belakang masjid.
Demon menambahkan, masjid ini dikelola oleh Yayasan Ar Rohim ini juga nantinya setiap tahun akan mencetak 10 hafiz dan hafiza Alquran. (eno)