Observatorium UAD: Supermoon dan Gerhana Bulan Total

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
28 Mei 2021 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Beberapa saat setelah salat Maghrib tanggal 26 Mei 2021 atau 14 Syawal 1422 Hijriah, Bulan purnama mulai muncul dari ufuk timur kota Yogyakarta. Namun, ada yang beda karena Bulan terlihat membesar daripada purnama biasanya. Selain itu, piringan Bulan terlihat lebih redup,” papar Yudhiakto Pramudya, Ph.D. Kepala Pusat Studi Astronomi (Pastron) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat mengamati fenomena Gerhana Bulan Total di Observatorium Kampus Utama.
ADVERTISEMENT
Pengamatan tersebut dilakukan oleh Pastron UAD bekerja sama dengan Pusat Tarjih, Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, serta Takmir Masjid Islamic Center UAD. Selain observasi, salat gerhana dan diskusi ilmiah juga dilaksanakan yang disatukan dengan penayangan Pengajian Tarjih.
Gerhana Bulan Total yang diabadikan Pastron UAD
UAD menjadi salah satu titik pengamatan Gerhana Bulan Total secara nasional yang dikoordinasi oleh Planetarium dan Observatorium Jakarta.
“Observasi terpusat di Observatorium UAD dengan menggunakan berbagai teleskop yang digerakkan secara otomatis sehingga dapat mengikuti gerak Bulan. Menjelang waktu Isya, Bulan memasuki Fase Gerhana Bulan Total yang mencapai puncaknya pada pukul 18.25 WIB,” tambahnya.
Yudhiakto menambahkan, Gerhana Bulan Total yang berjarak beberapa jam dengan keadaan perigee memang tidak sering terjadi. Hal ini sangat menarik dan menjadi suatu pencapaian yang berkesan bagi UAD untuk dapat mengabadikan fenomena astronomi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dalam pengamatan, warna citra totalitas tidak terlalu merah terang. Hal ini bisa jadi diakibatkan pengaruh kualitas atmosfer pada saat dilakukan pengamatan. Secara keseluruhan, cuaca di Yogyakarta relatif cerah sedikit berawan. Oleh karena itu, hampir seluruh fase gerhana Bulan berhasil diamati dan disiarkan,” jelas dosen Pendidikan Fisika UAD ini.
Data citra gerhana Bulan juga dilengkapi dengan data tingkat kecerahan langit yang didapatkan dari Sky Quality Meter yang sudah dikendalikan secara Internet of Thing (IoT). UAD selalu memutakhirkan perangkat pengamatan dan meningkatkan jejaring pengamatan.
“Tidak hanya kajian ilmiah, UAD juga menguatkan kegiatan pada aspek religi. Salat gerhana dan siaran Pengajian Tarjih dengan tema gerhana Bulan juga dilakukan. Salat gerhana dipimpin oleh Ustadz Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. dengan khatib yaitu Ahmad Muttaqin, M.Ag., M.A., Ph.D. Pengajian Tarjih disampaikan oleh Dr. H. Oman Fathurrahman,” tutupnya. (doc/ard)
ADVERTISEMENT