Heboh Wabah PMK Menjelang Hari Raya Idul Adha

Uliyah Marzuki
ASN Kementerian Pertanian
Konten dari Pengguna
21 Mei 2022 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Uliyah Marzuki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kawanan sapi di padang rumput (https://www.istockphoto.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Kawanan sapi di padang rumput (https://www.istockphoto.com/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selepas merayakan hari raya Idul Fitri atau lebaran, umat muslim biasanya mulai merencanakan penyambutan hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Ada yang berniat berqurban kambing, ada pula yang ingin berqurban sapi agar berbeda dari tahun sebelumnya. Ada yang membeli hewan qurban secara perorangan, ada pula yang membeli secara berkelompok.
ADVERTISEMENT
Animo masyarakat yang tinggi dalam menyambut hari raya qurban diantisipasi oleh masjid-masjid, lembaga-lembaga, yayasan-yayasan, maupun ormas-ormas Islam untuk membantu menampung dan menyalurkan hewan qurban. Panitia qurban yang dibentuk kemudian membuat berbagai program untuk memudahkan para pengurban. Mulai dari pengadaan hewan qurban, pengemasan dan penyaluran daging qurban. Idul qurban menjadi semarak sehingga menjadi seperti lebaran kedua bagi umat muslim yang perlu disambut dengan istimewa.
Namun seperti mimpi buruk di siang bolong berbagai media mengabarkan bahwa Indonesia tengah dilanda wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Penyakit ini rentan menulari hewan ternak seperti sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba dan babi.
Berita ini tentu saja membuat mengejutkan semua pihak khususnya pihak Kementerian Pertanian. Pasalnya Indonesia sudah selama lebih dari tiga dekade sudah dinyatakan bebas dari PMK.
ADVERTISEMENT
Kasus pertama kali ditemukan di Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022, dan telah mengalami peningkatan kasus rata-rata dua kali lipat setiap harinya. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menetapkan dua kabupaten di Aceh dan empat kabupaten di Jawa Timur sebagai daerah wabah PMK.
Menteri Syahrul dalam keterangan pers, Rabu (11/05) menyatakan, bahwa di Aceh wabah PMK ada Kabupaten Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Di Jawa Timur wabah ada di Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto.
Apa itu Penyakit Mulut dan Kuku serta bagaimana cara penularannya?
PMK dikenal dengan Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan yang ditularkan oleh virus dan bersifat akut. Penyakit ini sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, unta, dan termasuk hewan liar seperti gajah, antelope, bison, menjangan, dan jerapah.
ADVERTISEMENT
Masa inkubasi dari penyakit ini 1 sampai 14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit. Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan luar dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu.
PMK dapat menular melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Penularan secara langsung dapat melalui droplet, leleran cairan hidung, dan serpihan kulit pada hewan yang terinfeksi virus. Sementara itu penularan secara tidak langsung terjadi pada vektor hidup, yaitu manusia dan hewan lainnya. Virus yang menempel ini juga menular melalui mobil pengangkut ternak, peralatan, alas kandang, dan lainnya.
Selain itu, virus ini dapat menyebar melalui angin di daerah beriklim khusus bisa mencapai radius 60 km di darat dan 300 km di laut.
ADVERTISEMENT
Tingkat penularan PMK cukup tinggi, tetapi tingkat kematian hanya 1-5%. Profesor Mustofa Helmi Effendi, Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga mengatakan bahwa PMK sangat mudah menular. Virus ini menjadi ketakutan bagi para peternak karena membuat ternak yang akan dijualnya menurun berat badannya secara signifikan. Sedangkan jika tertular pada anak sapi maka akan menyebabkan kematian. Hal ini tentu saja sangat merugikan peternak.
Beruntungnya, meskipun PMK memiliki tingkat penularan yang sangat cepat pada hewan, dia tidak menular pada manusia. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir dan panik berlebihan menghadapi wabah ini.
Selain itu, menurut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri, pada keterangan pers, Jumat (13/05/2022) untuk persiapan hari raya qurban Kementerian Pertanian menyatakan bahwa stok ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, dan kambing serta domba sangat mencukupi untuk kebutuhan nasional pada hari raya.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada data nasional tahun lalu, populasi sapi potong mencapai 18 juta, kerbau 1,2 juta, kambing 19,2 juta, dan domba 17,9 juta ekor. Sedangkan tingkat kematian ternak akibat wabah PMK masih tergolong kecil yaitu sekitar dua persen. Sehingga dapat dikatakan stok hewan qurban aman untuk pelaksanaan qurban pada Idul Adha tahun ini.
Pada kesempatan itu pula, Kuntoro mengatakan bahwa selain stok hewan qurban aman, daging hewan qurban yang teridentifikasi tertular PMK masih aman jika dikonsumsi oleh manusia asalkan dimasak dengan benar.
Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran PMK dan menjaga agar perlaksanaan hari raya qurban dapat berjalan dengan aman dan terkendali, antara lain: mewajibkan karantina untuk hewan yang teridentifikasi ada virus PMK. Pada tempat-tempat penjualan hewan qurban juga dilakukan pengawasan yang ketat dan dapat dipastikan bahwa hewan ternak yang dijual sehat dan aman.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, masyarakat berharap pelaksanaan hari raya idul qurban dapat berjalan dengan lancar. Hewan qurban yang nanti disalurkan ke masyarakat juga aman dikonsumsi.