Potensi Bauksit dalam Langkah Penting Hilirisasi Indonesia

Tio Putra Wendari
Dosen Departemen Kimia Universitas Andalas dan Peneliti Ilmu Material Sebagai Bahan Penyimpan Energi
Konten dari Pengguna
30 April 2024 5:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tio Putra Wendari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Batuan Bauksit dari pertambangan di Kalimantan (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Batuan Bauksit dari pertambangan di Kalimantan (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bauksit, sebuah mineral yang mungkin terdengar asing bagi sebagian, ternyata memiliki peran penting dalam industri global. Bauksit adalah sumber utama aluminium, sebuah logam yang sangat penting dalam berbagai aplikasi industri, mulai dari pembuatan kendaraan hingga pembangunan pesawat terbang.
ADVERTISEMENT
Mineral ini terbentuk dari proses pelapukan batuan induk yang kaya akan aluminium, terutama di lingkungan tropis dan subtropis. Secara kimia, bauksit adalah campuran dari beberapa mineral aluminium hidroksida, terutama di antaranya adalah gibbsite (Al(OH)3) dan boehmite (AlO(OH)).
Selain itu, bauksit juga dapat mengandung mineral lain seperti hematit, goethit, dan sejumlah kecil silika, karbonat, dan tanah liat. Komposisi mineral ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan kondisi geologis tempat bauksit tersebut terbentuk.
Dalam hal produksi bauksit, Indonesia juga memiliki posisi yang kuat dengan peringkat 6 cadangan terbesar dunia. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 4% cadangan mineral bauksit dunia atau sebanyak 1.200 juta ton. Sementara dalam hal ekspor, Indonesia juga merupakan salah satu eksportir utama bauksit, dengan tujuan ekspor utama meliputi negara-negara Asia Timur, seperti Tiongkok dan Jepang.
ADVERTISEMENT
Beberapa daerah di Indonesia yang kaya akan bauksit antara lain Pulau Riau, Kalimantan Barat, dan Sumatera Utara. Di sana, proses eksplorasi dan eksploitasi bauksit telah menghasilkan jumlah produksi yang signifikan. Dengan sumber daya alam yang melimpah ini, pemerintah berusaha untuk tidak mengekspor bahan mentah lagi, namun melakukan produksi produk jadi atau proses hilirisasi.
Untuk mendukung hilirisasi bauksit, berbagai kebijakan termasuk insentif fiskal dan investasi dalam infrastruktur telah dijalankan pemerintah. Pendirian fasilitas pemurnian alumina di Kalimantan Barat dan Papua adalah contoh konkret dari langkah-langkah tersebut. Melalui langkah-langkah ini, Indonesia berharap dapat meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Selain digunakan dalam industri alumina dan aluminium, bauksit juga memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai produk modern yang diproduksi di Indonesia. Misalnya, aluminium dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai produk, seperti kendaraan bermotor, pesawat terbang, kereta api, kapal laut, peralatan listrik, dan perlengkapan rumah tangga. Indonesia telah berhasil mengembangkan industri manufaktur yang menghasilkan berbagai produk ini, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi negara.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, meskipun bauksit mungkin kurang dikenal dibandingkan dengan logam seperti tembaga, memiliki peran yang sama pentingnya dalam perkembangan teknologi dan industri modern. Ketersediaan yang melimpah, sifat-sifat yang unggul, dan berbagai aplikasi yang terus berkembang menjadikan bauksit sebagai salah satu mineral yang sangat berharga dalam mencapai kemajuan manusia.