Kisah Turis asal Spanyol yang Terjebak di Pelosok Malang karena Corona
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jupa, begitu warga Purwodadi Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang, akrab menyapa Juan Pablo, turis asal Spanyol yang tidak bisa pulang ke negaranya karena lockdown. Saat ditemui tugumalang.id, Jupa sedang bersantai di kemah, pinggir pantai Wedi Awu, sebuah pantai di Pelosok Purwodadi, Tirtoyudo, Kabupaten Malang.
ADVERTISEMENT
Jupa sedang santai bermain saksofon. Dia sedang memainkan alunan lagu lokal Spanyol. Pria 56 tahun tersebut sudah berada di kawasan pantai Wedi Awu sejak 15 Januari 2020. Dia mengatakan, masuk ke Indonesia untuk berwisata di Bali pada 10 Januari 2020 lalu.
“Setelah Bali memutuskan menutup pariwisata, teman saya mengajak ke sini (Tirtoyudo),” ucapnya dengan bahasa Inggris, Minggu (26/4).
Jupa, sebenarnya sudah berniat pulang ke Spanyol. Namun, dia 2 kali terlambat pergi ke bandara. Pertama yaitu penerbangan ke Singapura, kedua penerbangan ke Thailand. Dari 2 negara transit tersebut Jupa seharusnya sudah kembali ke Spanyol.
“Ya sudah tiket saya melayang karena terlambat pergi ke bandara waktu di Bali,” jelasnya dengan ekspresi santai.
Namun, terjebaknya Jupa di Indonesia, menurutnya sebuah berkah yang luar biasa. Pasalnya, dia memang ingin berwisata di Bali. Meski akhirnya dia malah tinggal lama di Purwodadi, yang pantainya, menurut Jupa, tak kalah dengan Bali. Seolah Jupa jatuh cinta dengan pantai Wedi Awu dan suasana pedesaan yang asri dan sejuk.
ADVERTISEMENT
“Di sini saya hidup sehat, no smoking no alcohol. Saya selalu menunggu ombak bagus, main surfing di sini (Wedi Awu), di pantai Lenggoksono. Saya juga mancing ikan buat makan,” ujarnya.
Jupa bercerita, keluarganya memang keturunan pelaut. Empat generasi keluarganya bahkan kata dia, keturunan pelaut di Basque Country (wilayah otonom Kerajaan Spanyol). Indonesia menurutnya tidak beda jauh dengan Spanyol, karena banyak pelabuhan dan perahu.
Jupa sendiri sudah pernah datang ke Indonesia tahun 1985 lalu. Saat itu menurutnya, Bali masih bersih dan asri. Berbeda dengan saat ini yang sudah ramai dikunjungi para wisatawan. Namun pesona Bali kata Jupa, tetap menarik bagi turis mancanegara.
Untuk urusan komunikasi, Jupa ternyata sudah lama belajar Bahasa Indonesia, meskipun sedikit saja. Tidak banyak bendahara kata yang dia punya, tapi Jupa bisa mengatakan “aku cinta Indonesia”. Bahkan logatnya pun mulai medok, terkontaminasi logat penduduk lokal Jawa.
ADVERTISEMENT
“Saya berkomunikasi English-Indonesia dan campur Bahasa Jawa,” kata dia sambil tersenyum bangga.
Selama lebih 2 bulan tinggal di Purwodadi Kabupaten Malang ini, Jupa sangat jatuh cinta dengan pantai, terumbu karang dan ombaknya. Bahkan seandainya ada kesempatan selama 3 bulan lagi untuk tinggal, Jupa akan bersemangat belajar Bahasa Jawa.
“Senang sekali tinggal di sini. Saya pernah menangkap ikan besar se-lengan pakai tombak, ikan di sini luar biasa. Papan surfing saya ketika berselancar, pernah digigit sama hiu besar, dua kali,” Jupa bercerita dengan semangat.
Meskipun, rumah menurutnya adalah tempat pulang. Dia sudah ingin pulang, karena rindu dan khawatir dengan istri dan 3 anaknya di Spanyol. Saat ini, komunikasi yang mereka jalin hanya lewat pesan daring. Jupa berharap virus Corona segera musnah dan berhenti penyebarannya.
ADVERTISEMENT
“Dua bulan lalu kita semua masih bisa bercanda tentang Corona, tapi saat ini kita harus sopan dengannya. Di Kuala Lumpur, Australia dan Amerika, corona sudah jadi masalah besar, ribuan orang meninggal,” pungkasnya.
Reporter : Rizal Adhi Pratama
Editor: Fajrus Sidiq
------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.