Disparbud Kabupaten Malang Perketat Kunjungan Wisatawan dari China

Konten Media Partner
29 Januari 2020 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara. (Foto: Rezza Do'a)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara. (Foto: Rezza Do'a)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Malang – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang bakal memperketat dan lebih mewaspadai akan wisatawan dari mancanegara, khususnya China. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi agar virus corona yang berasal dari Negeri Tirai Bambu tersebut tidak menyebar di Kabupaten Malang.
ADVERTISEMENT
Diperketatnya kunjungan wisatawan tersebut merupakan anjuran dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui surat edaran. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara.
“Kami sudah diberikan edaran oleh Kemenparekraf untuk upaya pencegahan dan di-share kepada teman teman Pokdarwis (kelompok sadar wisata, red) dan para wisatawan. Kemudian nanti tinggal melakukan apa yang sudah ditentukan Kemenparekraf,” ujarnya saat ditemui di Universitas Brawijaya, Rabu (29/1/2020).
Ia menambahkan, jika surat edaran itu berisikan anjuran kepada wisatawan khususnya mancanegara untuk menjaga kebersihan, dan juga mengisi daftar tamu yang hadir.
“Kalau dari China ya ada pertanyaan yang lebih menjurus,” ungkap pria yang akrab disapa Made itu.
Ia menyatakan, bahwa Kabupaten Malang memiliki jumlah wisatawan dari Hong Kong maupun China cukup banyak. Dalam satu tahun terakhir, kunjungan wisata dari negara Asia Timur tersebut mencapai kurang lebih seribu orang. Tujuannya yakni Gunung Kawi.
ADVERTISEMENT
“Kebanyakan mungkin dari kota-kota Hong Kong, ya. Karena dari China sendiri tidak begitu masuk ke Kabupaten Malang. Dari China ga begitu banyak, karena mereka lebih suka ke Manado atau Medan,” bebernya.
Made menegaskan jika banyaknya jumlah pengunjung wisata yang mencapai sekitar seribu orang terjadi sebelum maraknya virus tersebut.
“Ya, tetapi jumlah tersebut sebelum maraknya wabah ini, kalau untuk saat ini belum didata karena biasanya nunggu tiga bulan dulu,” tandasnya.