Baby Blues Dapat Sebabkan Postpartum

Konten Media Partner
1 September 2020 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pravissi Shanti. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Pravissi Shanti. Foto: dok
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Baby blues syndrome merupakan salah satu gangguan suasana hati yang terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Umumnya terjadi sampai 2 minggu pasca kelahiran.
ADVERTISEMENT
Adapun gejala baby blues syndrom yaitu kesedihan yang berlebihan, menangis tanpa alasan yang jelas, gelisah dan gugup, mudah marah, dan sulit untuk fokus.
"Lebih banyak terjadi pada ibu yang baru pertama merasakan proses melahirkan, setelah 2 minggu, biasanya gelajanya akan hilang dengan penanganan yang baik," kata Psikolog Universitas Negeri Malang, Pravissi Shanti SPsi MPsi.
Menurutnya, beberapa hal yang bisa memicu munculnya baby blues yaitu adanya perubahan hormon yang drastis. Sehingga terjadi perubahan mood, merasa khawatir akan keadaan bayi, kesulitan untuk beradaptasi dengan peran baru sebagai ibu sehingga kewalahan mengurus kebutuhan bayi.
Tak hanya itu, kurang tidur dan kelelahan pada ibu yang baru melahirkan juga bisa memicu terserang baby blues syndrom.
ADVERTISEMENT
Dia menegaskan, baby blues dapat dicegah dengan persiapan melahirkan yang lebih matang, sehingga meminimalisir munculnya kecemasan agar lebih mudah untuk beradaptasi dengan peran baru.
"Namun yang perlu diingat adalah, hal ini umum terjadi bahkan pada ibu yang sudah melakukan persiapan yang mumpuni sekalipun, karena adanya faktor fisiologis seperti perubahan hormon," jelasnya.
Selain itu, gejala pada ibu pasca melahirkan ternyata bukan hanya baby blues syndrom tetapi juga postpartum depression. "Yang paling penting adalah bagaimana menangani apabila hal ini muncul agar tidak berkembang menjadi postpartum," ucapnya.
Dia menjelaskan, postpartum dapat mempengaruhi perkembangan anak terutama apabila ibu menjadi tidak responsive dan tidak merasakan adanya ikatan yang kuat (attachment) dengan bayinya.
Selain itu, jika hal ini berlangsung terus-menerus, anak menjadi tidak lekat dengan ibunya dan cenderung mengalami beberapa hal seperti mudah cemas dan tantrum.
ADVERTISEMENT
Postpantrum depression memiliki gejala yang hampir sama dengan baby blues syndrom tetapi terjadi dalam periode yang hampir lama.
"Kan kalau baby blues pada umumnya terjadi sampai sekitar 2 minggu setelah kelahiran, sedangkan postpartum depression terjadi dalam periode waktu yang lebih lama," paparnya.
"Gejalanya pun lebih berat. Misalnya kesedihan yang muncul terus-menerus, merasa putus asa, bahkan pada beberapa kondisi, menjadi tidak responsive terhadap bayinya," imbuhnya.
Dia menyarakan, jika terjadi gejala tersebut, lingkungan sekitar atau keluarga harus peka dan langsung menghubungi psikolog atau psikiater untuk penanganan yang lebih lanjut.
Selanjutnya, terdapat beberapa cara untuk mengatasi masalah ini. Diantaranya adanya dukungan yang kuat dari keluarga, terutama suami yang membantu meringankan tugas-tugas ibu. Tidur yang cukup juga akan sangat membantu.
ADVERTISEMENT
"Ibu sebaiknya tidur saat bayi sedang tidur, sehingga mengurangi kelelahan ibu. Melakukan relaksasi sehingga merasa lebih tenang saat sedih juga dapat dilakukan," sarannya.
"Tetapi apabila gejala terus berlanjut setelah dua minggu sampai satu bulan, sebaiknya hubungi psikolog atau psikiater untuk penanganan lebih lanjut," pungkasnya.