Pemda DIY Terima Sertifikat Warisan Dunia UNESCO, Menlu : Harus Dijaga

Konten Media Partner
28 Desember 2023 17:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (kiri) bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, usai menerima sertifikat warisan dunia UNESCO. Foto: M Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (kiri) bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, usai menerima sertifikat warisan dunia UNESCO. Foto: M Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Usai ditetapkan sebagai warisan budaya dunia beberapa waktu lalu, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY saat ini secara resmi menerima sertifikat The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks atau Sumbu Filosofi Yogyakarta, Kamis (28/12/2023).
ADVERTISEMENT
Penyerahan itu diberikan langsung oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat berkunjung ke Kompleks Kepatihan Yogyakarta. Dalam kesempatan itu, Retno mengatakan The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks atau Sumbu Filosofi Yogyakarta telah menjadi warisan dunia di Indonesia ke-10 yang diakui UNESCO.
Adapun penetapan itu menurut Retno mengukuhkan Indonesia sebagai Kota Budaya yang juga sebagai kota peradaban yang turut diakui dunia, sehingga warisan budaya dunia ini patut dijaga dengan baik.
"Tentunya ini warisan budaya yang diakui dunia yang harus diulik-ulik dan harus dijaga dan kami sudah sampaikan untuk melanjutkannya," ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Kamis (28/12/2023).
Di sisi lain, Retno menuturkan bahwa sumbu Filosofi juga menjadi bukti lestarinya peradaban Jawa yang berkembang sejak abad ke-16 hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Sumbu ini merupakan pengejawantahan perpaduan harmonis elemen budaya benda seperti wayang dan gamelan dengan elemen tidak benda seperti tradisi, hukum adat, seni sastra, festival dan ritual upacara juga dengan nilai-nilai filosofis Jawa.
Pihaknya yang notabene sebagai diplomasi Indonesia akan mencoba untuk berkontribusi memperjuangkan warisan-warisan budaya nasional untuk dapat diakui dunia.
"Jika ada hal-hal yang diperlukan dari Daerah Istimewa Yogyakarta, monggo, kami para diplomat siap dan juga kalau ada hal-hal lainnya yang terkait dengan warisan budaya kami juga siap untuk apa namanya untuk menindaklanjutinya karena sekali lagi salah satu diplomasi yang kita jalankan adalah diplomasi budaya soft power dan kita terus bersama pemerintah-pemerintah daerah yang ingin memperjuangkan warisan budaya untuk diakui dunia," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik sertifikat tersebut. Sejak ditetapkan pada tanggal 18 September 2023 silam, Pemda DIY telah menindaklanjutinya dengan beberapa langkah strategis, seperti melaksanakan koordinasi, komunikasi, dan menjalin kerjasama dengan banyak pihak untuk memastikan peran masing-masing elemen yang ada di DIY, dalam pengelolaan Warisan Dunia, Sumbu Filosofi Yogyakarta.
"Atribut Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya tekanan pembangunan, tekanan lingkungan, kesiapsiagaan bencana, isu pariwisata berkelanjutan, dan eksistensi sosial-budaya masyarakat sekitar," kata Sultan HB X.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi memaknai sertifikat yang baru saja diterima itu sebagai penanda untuk menjadikan Jogja yang lebih baik lagi. Ia menyakini, dengan sertifikat warisan dunia UNESCO ini akan menjadi daya tarik Yogyakarta semakin meningkat dan keistimewaan Jogjakarta akan semakin kokoh.
ADVERTISEMENT
"Ini untuk kita semua, untuk penanda untuk pengingat terhadap janji janji kita terhadap dunia internasional, kami memaknai nya seperti itu," kata Dian.
"Artinya mulai berjalan dengan apa yang harus kita kelola dan nanti akan menjadi bagian dari monitoring evaluasi dari UNESCO secara rutin sudah ada operasional bagaimana nanti kita harus melaporkan, bagaimana kita harus merespon tahapan tahapan yang ada dalam operasional nantinya," pungkasnya.
(M Wulan)