Naik Ojek Online, Pria Asal Kepulauan Riau Curi Kotak Infaq Masjid

Konten Media Partner
23 Februari 2021 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AHP, pria asal Riau yang mencuri kotak infaq di berbagai masjid di beberapa kota baik di DIY ataupun Jawa Tengah, saat diamankan polisi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
AHP, pria asal Riau yang mencuri kotak infaq di berbagai masjid di beberapa kota baik di DIY ataupun Jawa Tengah, saat diamankan polisi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terlalu, AHP (48) warga Mandau RT 02/03 Air Payang Natuna Kepulauan Riau ini. Lelaki yang mengaku duda ini berkali-kali melakukan pencurian kotak infaq di berbagai masjid di beberapa kota baik di DIY ataupun Jawa Tengah. Sasarannya adalah masjid-masjid yang berada di pinggir jalan besar dan sepi.
ADVERTISEMENT
Namun kali ini, lelaki asal Riau ini kepergok aparat polisi bersama takmir masjid dan kini terpaksa mendekam di ruang tahanan Mapolsek Pleret Bantul. Polisi kini terus melakukan pengembangan kasus yang menjerat pria yang bekerja buruh tidak lepas ini.
Kapolsek Pleret AKP Tukirin mengatakan, peristiwa pencurian kotak infak itu terjadi pada hari Minggu (21/2/2021) sekira pukul 02.30 WIB. Saat itu petugas Polsek Pleret melaksanakan patroli wilayah dan berniat beristirahat di Masjid At Taabud Wonokromo Rt.01, Wonokromo, Pleret, Bantul.
"Masjid itu memang berada di tempat strategis karena berada di Jalan Imogiri Timur. 200 meter ke selatan kalau dari Perempatan Jejeran,"ungkapnya, Selasa (23/2/2021).
Saat memasuki halaman masjid, mereka mendapat laporan dari warga jika ada seseorang di dalam masjid. Mereka curiga dengan gerak-gerik seorang lelaki yang terlihat mondar-mandir tak jelas. Kemudian mereka mendatangi tersangka dan menanyakan identitasnya.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya nama dan alamatnya, lelaki yang mengaku bernama AHP tersebut menjawabnya dengan berbelit-belit dan bertingkah aneh. Karena merasa curiga kemudian meminta AHP untuk membuka tas yang dibawanya.
"Dan di dalam tas tersebut berisi uang yang tidak tertata dan 2 (dua) botol pulut (getah) burung,"ungkap Tukirin.
Polisi bersama takmir masjid yang merasa curiga langsung mengecek kotak amal yang berada di masjid tersebut sembari meminta yang bersangkutan untuk tidak pergi terlebih dahulu. Mereka menemukan ada bekas pulut burung masih menempel di kotak amal pada lubang memasukkan uang di dua kotak infaq masjid tersebut.
Polisi bersama takmir masjid juga menemukan sobekan uang dan sebagian uang dalam kotak amal masih tertempel dipulut burung. Setelah mengetahui hal tersebut, mereka langsung mengintrograsi AHP. Saat itu tersangka mengakui perbuatannya dan telah melakukan pencurian di masjid tersebut sebanyak dua kali.
ADVERTISEMENT
"Hari itu mendapat uang hasil curian sebesar Rp.485.000,dan dua minggu yang lalu di masjid itu juga mendapat uang hasil curian sebesar Rp.153.000," ungkapnya.
Tukirin mengungkapkan AHP mengaku telah mempersiapkan lidi dan lem untuk mencuri uang dalam kotak amal, dan datang ke TKP dengan menggunakan ojek online. Selain melakukan pencurian masjid At Taabud, tersangka juga melakukan pencurian di beberapa masjd lainnya di daerah Klaten dan Solo.
Takmir masjid mengaku sudah berulang kali mengalami pencunan kotak amal di Masjid tersebut. Dan beberapa kali pada saat membuka kotak amal Masjid tersebut uang yang berada dikotak Amal masih tertempel Pulut Burung. Takmir masjid sendiri mengaku jengah dengan aksi pencurian di tempat ibadah tersebut.
"Tak hanya di masjid At Taubah, peristiwa sama sering terjadi di wilayah lain,"tambahnya
ADVERTISEMENT
Tukirin mengungkapkan kejadian pencurian kotak infak sangat sering terjadi di berbagai tempat. Untuk itu ia menghimbau kepada seluruh takmir masjid yang kotak infaknya untuk datang ke Mapolsek Pleret melakukan klarifikasi sembari membawa rekaman CCTV masjid mereka masing-masing.
Kanit Reskrim Polsek Pleret Iptu Muhammad Andri Setiyawan menambahkan, tersangka berangkat dari rumah saudaranya di Prambanan menggunakan ojek online dan turun di Kalurahan Wonokromo. Kemudian yang bersangkutan berjalan kaki ke masjid Karanganom yang berjarak 2 kilometer.
Andri menambahkan, di malam yang sama sebelum melakukan pencurian di Masjid Attaubah, tersangka telah melakukan pencurian di Masjid Karanganom tidak mendapatkan hasil berjalan. Karena tidak mendapatkan hasil maka yang bersangkutan berjalan ke arah utara.
Di masjid At Taubah tersebut, tersangka membobol dua kotak infak masing-masing di depan serambi dan juga di depan toilet masjid. Tersangka beraksi selama 1,5 jam untuk menguras dua kotak infak tersebut dan berhasil mengambil uang sebanyak Rp 485 ribu, dan semuanya uang kertas.
ADVERTISEMENT
"Ternyata dua minggu sebelumnya melaksanakan pencurian yang sama mendapat Rp 157 ribu di masjid itu. Karena sepi maka diulangi lagi Minggu dinihari,"ujarnya.
Kepada polisi tersangka memang sudah berkali-kali melakukan pencurian kotak amal. Sasarannya adalah masjid-masjid yang berada di pinggir jalan dan dalam keadaan sepi. Biasanya melakukan pencurian di malam hari, terutama dinihari.
Sementata AHP di hadapan petugas mengaku melakukan aksinya karena terdesak kebutuhan. Ia merantau dari Riau dan tinggal bersama saudaranya di Prambanan. Tersangka mengaku sudah berkeluarga dan istrinya telah meninggal dunia.
"Saya hanya buruh, kebetulan tidak ada kerjaan. Saya merantau karena tidak ada pekerjaan,"tuturnya