Gunungkidul Diprediksi Jadi Basis Industri Batik Nasional

Konten Media Partner
4 Oktober 2020 17:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi batik. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi batik. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia memperingati Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober. Peringatan ini bertepatan dengan pengakuan dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), bahwa batik sebagai warisan budaya dunia tak berbenda (intangible cultural heritage) dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Gunungkidul sebagai basis produksi batik di provinsi DIY dinilai belum maksimal. Pernyataan ini diakui oleh Calon Wakil Bupati Gunungkidul yang diusung partai NasDem, Martanti Soenar Dewi. Menurutnya, dengan potensi Sumber Daya Manusia yang dikenal ulet dan kreatif, Gunungkidul dapat berkembang menjadi Industri Batik Nasional. Syaratnya ada gebrakan yang mengundang daya tarik masyarakat luas. Ia pun ingin menggagas event atau pameran batik berskala nasional.
“Kita bisa mencontoh event tahunan ‘Jember Fashion Carnaval’ yang kini menjelma sebagai event dunia. Gunungkidul pun bisa melahirkan pameran atau karnaval serupa, yang fokus di bidang batik. Cara ini dapat mempercepat pemasaran dari UKM batik agar naik level menjadi Industri,” katanya Minggu (4/10/2020) ketika berbincang dengan awak media di Segores_to, Gunungkidul.
ADVERTISEMENT
Martanti menyadari strategi pemasaran melalui event nasional butuh dukungan dari pemerintah kabupaten. Ia akan mengusulkan kepada Cabup Immawan Wahyudi yang berpengalaman sebagai Wakil Bupati untuk membentuk badan khusus. Nantinya badan khusus atau satuan kerja akan fokus membangun industri Batik di Gunungkidul.
“Satuan kerja gabungan dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), seperti dinas perindustrian dan perdagangan, dinas UMKM dan Koperasi, dan dinas kebudayaan,” kata Martanti yang diusung partai NasDem bersama Cabup Immawan Wahyudi.
Saat ini keberadaan para pengrajin batik di Gunungkidul masih kesulitan bergerak. Terlebih di masa pandemi, produktivitas dan omzet menurun. Menurutnya dengan adanya event nasional, berbagai kesulitan para pengrajin akan terbantu, mereka pun akan terpacu meningkatkan daya saingnya.
ADVERTISEMENT
“Melahirkan sebuah event, tentu butuh persiapan. Nah, kita akan bekali para UKM dengan pelatihan. Kita undang desainer ternama untuk membantu meningkatkan daya saing dan produktivitas. Saya optimis ini akan berhasil,"tegas Martanti.
Martanti berjanji akan menjadikan event batik (pameran atau karnaval) sebagai kalender tahunan berskala nasional. Agenda ini akan menjadi motor penggerak ekonomi kreatif, karena menyatukan berbagai komponen seperti sektor pariwisata, bisnis transportasi, kuliner dan perhotelan.
“Yakinlah, usaha ini akan memajukan Gunungkidul,” kata Martanti.
Adv