Film The Architecture of Love Ajak Penonton Sembuhkan Trauma dan Berdamai

Konten Media Partner
28 April 2024 20:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain film The Architecture of Love saat sapa warga Jogja. Foto: M Wulan
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain film The Architecture of Love saat sapa warga Jogja. Foto: M Wulan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jagat perfilman Indonesia kembali diramaikan oleh film baru bernuansa romansa yang berjudul 'The Architecture of Love' pada 30 April 2024 mendatang. Diadaptasi dari novel best seller karya Ika Natassa, film TAOL itu menghadirkan cerita yang cukup related dengan kehidupan.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang cukup menonjol adalah perjalanan ‘menyembuhkan luka hati’ dari kehilangan yang bisa dijadikan gambaran dan motivasi bagi siapa saja yang mengalaminya.
Putri Marino yang didapuk sebagai pemeran utama perempuan dalam film romantis terbaru berjudul The Architecture of Love itu mengaku memiliki banyak kesamaan dengan karakter Raia Risjad yang diperankan nya.
Kata dia, The Architecture of Love akan mengikuti kisah Raia Rasjid, seorang penulis best seller yang tidak lagi mampu menulis lantaran diselingkuhi sang suami dan memutuskan untuk terbang ke New York demi menyembuhkan luka agar bisa mengejar kembali inspirasinya.
"Salah satu hal yang membuat aku jatuh cinta dengan karakter nya Raia, aku melihat ada beberapa sisinya Putri di Raia. Suka nulis, suka bengong , sensitif, suka mendem lah. Tapi kalau yang bertolak belakang mungkin gini, Putri tidak akan sekuat Raia kalau Putri dihadapkan dengan masalah yamg sama dengan Raia," ujar Putri Marino saat menyapa langsung para penonton di Jogja City Mall, Minggu (28/4/2024).
ADVERTISEMENT
Kata Putri, tidak ada yang sanggup saat mengalami kehilangan apapun bentuknya. Seperti di film tersebut dimana karakter River Jusuf menjadi sosok laki-laki yang dipenuhi dengan rasa trauma besar dalam hidupnya, hingga sulit untuk membuka hati kembali.
Sedangkan dirinya memerankan Raia Risjad, seorang penulis yang kehilangan inspirasinya setelah bercerai dari sang suami, Alan. Demi mencari inspirasi baru, Raia Risjad memutuskan untuk pindah ke New York. Namun, sesampainya di sana, ia justru tak kunjung menemukan jati dirinya kembali hingga ia bertemu dengan River dan perlahan menyembuhkan lukanya.
Putri mengungkapkan ada banyak pesan yang bisa dipetik oleh para penonton, salah satunya bahwa meskipun rasa sakit akan kehilangan itu selalu menghantui, namun hal tersebut akan sembuh pada waktunya.
ADVERTISEMENT
"Kehilangan itu enggak enak, siapa sih yang mau kehilangan sesuatu hal yang sangat berharga di hidup kita. Dan setiap orang untuk mengatasi kehilangan trauma berbeda beda. Ada yang mungkin seminggu sudah bisa lupa sama kehilangan nya, ada yang bertahun-tahun baru bisa hikang dari trauma itu," kata Putri Marino.
"Mungkin saran dari aku tidak ada ya, karena kalian yang tau untuk menghadapi kehilangan itu, kalian yang tau diri kalian seperi apa, semuanya akan baikbaik saja ujungnya, akhirnya jadi nikmati prosesnya, semua akan baik-baik saja," sambungnya.
Nicholas Saputra juga mengungkapkan hal senada. Bagi dia, banyak hal yang akan terjadi di proses kehidupan termasuk pertemuan dan perpisahan.
Jadi mau tidak mau, kita semua harus siap dengan keduanya. Namun ia menitipkan pesan agar siapa saja bisa melalui keduanya dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Menyembuhkan luka menjadi tema yang paling kuat di fIlm ini, jadi bisa jadi dialami banyak orang. Kehilangan itukan bagian dari hidup juga, kadang kita menemukan, kadang kita kehilangan. Itu proses yang perlu diakui keberadaannya," ucap Nicholas.
Kendari demikian, Nicholas menuturkan untuk tetap semangat bagi siapa saja yang sedang berproses dalam menyembuhkan lukanya. Ia meminta agar semuanya percaya pada proses yang dilalui.
"Kalau pesannya, percaya harapan itu selalu ada," kata dia.
Sementara Omar Daniel mengungkap kunci dari sembuh itu adalah mampu berdamai dengan diri sendiri dan situasi yang sedang dihadapi. Meski tidak mudah, berdamai dengan diri sendiri adalah langkah penting untuk menjalani kehidupan selanjutnya yang penuh makna dan bahagia.
"Semuanya butuh proses termasuk bagaimana berdamai dengan diri kita sendiri," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(M Wulan)