Bupati Sleman soal Pelaku Klitih: Bukan Kenakalan Anak, Tapi Kreativitas

Konten Media Partner
5 Januari 2022 7:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Klitih alias kasus kejahatan jalanan belakangan ini ramai dibincangkan di Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman berupaya untuk melakukan penanganan kasus klitih ini.
ADVERTISEMENT
"Dari beberapa kasus yang terjadi, anak-anak ini rata-rata masih kurang edukasi, terutama akibat dari perbuatan itu sendiri yang bisa berurusan dengan hukum. Jika anak-anak yang punya energi lebih ini diarahkan pada hal-hal positif, tentu akan sangat bagus," ungkap Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (4/1/2022).
Kustini enggan menyebutkan jika pelaku klitih adalah anak yang nakal. Menurutnya, pelaku klitih meruppakan anak yang kreatif. Sayangnya, mereka salah dalam mengambil sikap.
Menurut Kustini, remaja usia produktif memiliki kesempatan untuk menjadi anak kreatif dengan memberikan kesempatan terlibat dalam kegiatan positif baik di bidang akademis maupun non-akademis seperti kegiatan olahraga, kesenian dan lainnya.
"Bukan kenakalan anak-anak, remaja, tapi kreativitas, hanya kreativitas itu butuh diarahkan," katanya.
ADVERTISEMENT
Kustini pun sepakat jika klitih tak dibenarkan dalam sisi manapun. Ia mengajak semua pihak untuk ambil bagian dalam penanganan kasus klitih yang terjadi di Yogyakarta.
"Sebenarnya ini perlu kepekaan dari orang tua juga. Aktifitas anak di atas jam 21.00 Wib itu ngapain aja perlu dipantau dan harus tegas juga kalau hanya untuk main atau nongkrong. Karena kalau dari keluarga saja istilahnya membiarkan, tentu ini tidak akan selesai," jelas Kustini.

Upaya Pemkab Sleman Tangani Klitih

Ia mengungkapkan jika Pemkab Sleman sudah sejak lama menaruh perhatian pada kasus klitih ini dengan mengaktifkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR). Kelompok yang diisi oleh remaja ini selain berkontribusi dalam pembentukan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja, namun juga mengedukasi tentang perilaku menyimpang.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk menunjang tersalurkannya jiwa kreatif dan tidak bisa diam anak remaja, Kustini menyebut fasilitas wifi gratis padukuhan dan sport center di tiap Kapanewon akan menjadi solusi dari penanganan klitih jangka menengah.
"Dengan adanya wifi gratis dan sport center ini, bakat dan minat remaja lebih bisa disalurkan. Bisa dengan berolahraga, atau belajar berbagai hal yang ditunjang dengan wifi gratis ini. Jadi dua program ini salah satunya terintegrasi juga pada mengembangkan bakat dan minat remaja agar tidak disalurkan pada perilaku yang menyimpang," tambah Kustini.
Ia berharap Pemkab Sleman bersama pihak terkait bisa menangani klitih yang belakangan ini ramai dibincangkan.
"Harapan saya, anak-anak kita yang 'kreatif' itu bisa diberi jalan yang lurus, dalam arti kita arahkan yang positif," kata dia
ADVERTISEMENT