Bocah SD di Purbalingga yang Dirantai Kini Tinggal dengan Neneknya

Konten Media Partner
14 Maret 2021 19:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah bocah SD di Purbalingga yang dirantai orang tuanya. Foto: Eva Mintarsih/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Rumah bocah SD di Purbalingga yang dirantai orang tuanya. Foto: Eva Mintarsih/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga Desa Kalimanah Kulon, Purbalingga, Jawa Tengah dibuat geger dengan adanya seorang bocah SD yang dirantai di gudang oleh orang tuanya. Diketahui, bocah SD ini dirantai karena nakal.
ADVERTISEMENT
MNA (8), bocah SD yang dirantai itu, diketahui juga mengalami penganiayaan dari orang tuanya. Pihak desa Kalimanah Kulon pun telah melakukan mediasi dengan orang tua MNA untuk menemukan jalan tengah.
"Kita lakukan mediasi, tetapi bapaknya bilang sudah tidak sanggup mengurusi anaknya karena nakal dan lain sebagainya. Kita enggak tahu nakalnya gimana," ujar Sekretarsi Desa Kalimanah Kulon, Hary Susanto, saat diwawancarai Tim Tugu Jogja, Minggu (14/3/2021).
Informasi selengkapnya klik di sini.
Karena tak menemukan titik terang, pihaknya pun melapor ke pihak berwajib untuk menangani kasus ini. Sejumlah warga pun dipanggil untuk menjadi saksi. Saat ini, MNA tinggal bersama neneknya.
"Anak tersebut (sekarang) diambil oleh mbahnya (neneknya)," tuturnya.
adv
Ia menjelaskan bahwa MNA kerap kali mendapat penganiayaan. Mulai dari dipukul dengan sapu hingga dimasukkan ke kandang anjing. Warga pun telah menegur orang tua MNA terkait hal ini. Namun, orang tua MNA meminta agar warga tidak ikut campur.
ADVERTISEMENT
"Pihak desa kalau itu tidak kebangetan dan tidak terlalu besar, kita selesaikan di kantor desa. Tapi ini kan sudah dirantai, semacam binatang, tidak manusiawi," lanjutnya.
Ilustrasi seorang anak yang kakinya dirantai. Foto: pixabay/PublicDomainPictures
MNA juga diketahui merupakan anak yang normal, pintar, dan cerdas. Namun, ia merasa takut pada orang tuanya. Beberapa kali MNA menghindar dari orang tuanya karena takut. (Eva Mintarsih)