Banser DIY Lakukan Investigasi Penyalahgunaan Atribut

Konten Media Partner
6 Agustus 2020 7:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekelompok orang yang mendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Bantul, Suharsono-Totok Sudarto (No-to) dengan pakai
zoom-in-whitePerbesar
Sekelompok orang yang mendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Bantul, Suharsono-Totok Sudarto (No-to) dengan pakai
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ratusan orang yang mengaku tergabung dalam relawan sapu jagat menyatakan dukungannya terhadap pasangan calon bupati dan wakil bupati Bantul, Suharsono-Totok Sudarto (No-to), Selasa (4/8/2020) malam. Namun aksi dukung mendukung tersebut nampaknya berbuntut panjang.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, dari ratusan orang relawan Sapu Jagat tersebut, ada sekelompok orang yang mengenakan baju kyai dan berpakaian Banser. Mereka naik ke atas panggung untuk melakukan deklarasi dukungan sembari membawa spanduk bertuliskan "Aku Wong NU Dukung No-To".
Koordinator Relawan Sapu Jagat yang juga pimpinan Lembaga Pendidikan Darul Hikmah Trirenggo, Kyai Muhammad Asrofi mengatakan, aspirasi dukungan terhadap pasangan No-To ini murni suara arus bawah. Relawan Sapu Jagat ini terdiri dari berbagai elemen di antaranya seperti santri, pedagang kaki lima, pegiat seni dan anggota organisasi massa.
"Sebagian memang merupakan Nahdhiyin (sebutan anggota NU). Tetapi non struktural," ujar Asrofi, Selasa (4/8/2020) malam di kediaman Suharsono.
Informasi selengkapnya klik di sini.
Menurut Asrofi, dukungan terhadap pasangan ini bukan tanpa alasan. Mereka menganggap Bantul di bawah kepemimpinan Suharsono terbukti lebih baik. Sehingga mereka tidak ingin arah pembangunan Bantul terputus setelah Pilkada.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Kepala Satuan Koordinator Wilayah Satkorwil Banser DIY, Nur Wahid mengatakan dukungan yang dilakukan sekelompok orang mengenakan atribut banser seperti baju, bendera dan lambang organisasi dengan cara deklarasi tersebut telah menyalahi aturan AD/ART yang telah dimiliki Banser.
Nur Wahid menandaskan Banser tidak terlibat dalam politik praktis. Namun demikian, pihaknya mempersilahkan anggotanya untuk mengambil sikap dalam Pemilu termasuk Pilkada asalkan tidak membawa-bawa nama organisasi Banser itu sendiri.
"Kami menduga bukan Banser. Itu di luar Banser," tandasnya.
Kini pihaknya masih menginvestigasi siapa mereka yang menggunakan atribut Banser dan memberikan dukungan terhadap salah satu pasangan calon bupati. Pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut secara proporsional termasuk kemungkinan dibawa ke ranah hukum.