500 Siswa SD di Gunungkidul yang Atapnya Ambruk Ikuti Trauma Healing

Konten Media Partner
14 November 2022 20:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan siswa SD di Gunungkidul yang atapnya ambruk ikuti trauma healing. Foto: erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan siswa SD di Gunungkidul yang atapnya ambruk ikuti trauma healing. Foto: erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ratusan siswa SD Muhammadiyah Bogor Playen Gunungkidul yang atap bangunannya ambruk mengikuti trauma healing dari tim Fakultas Psikologi UAD. Mereka menjalani proses pemulihan mental atau psikis di Balai Kalurahan Playen.
ADVERTISEMENT
Koordinator untuk trauma healing dari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), M Nur Syuhada mengatakan, setidaknya ada 500 siswa yang mengikuti trauma healing kali ini. Rencananya trauma healing akan mereka lakukan selama 2 hari
"Trauma Healing ini sengaja dilaksanakan di luar sekolah agar proses tersebut bisa cepat mendapatkan hasil," kata dia.
Menurutnya, trauma healing harus dilakukan untuk menghilangkan trauma pasca bencana. Sebelum melaksanakan kegiatan ini pihaknya telah melakukan assesment terlebih dahulu. Dan dari assesment yang mereka lakukan ini, ternyata hingga saat ini masih ada siswa yang takut ke sekolah.
Dia menambahkan kegiatan ini bertujuan untuk memulihkan kondisi psikologi anak-anak. Sehingga ketika nanti mereka sudah mulai pembelajaran maka tidak akan berada di bawah bayang-bayang tragedi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pasca kejadian banyak yang mengalami trauma karena peristiwa tersebut," ujar dia, Senin (14/11/2022)..
Hal tersebut diketahui dari hasil penilaian ketika melakukan assesment. Di mana dari assesment yang mereka lakukan diketahui ada yang trauma. Assesment tersebut juga menyebut jika anak-anak yang trauma ini membutuhkan bantuan untuk proses pemulihan psikologi para anak.
Nur menambahkan peristiwa tersebut masih membekas di benak siswa SD Muhammadiyah Bogor Playen. Di antara mereka masih ada yang merasa sedih, tidak ingin belajar lagi di sekolah hingga adanya perasaan panik.
"Sebelumnya, kami juga sudah memberikan kegiatan yang sama untuk para guru,” katanya.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Bogor Playen, Indah Suryani menambahkan, berbagai upaya telah mereka lakukan untuk menghilangkan kesedihan anak didiknya. Tanggal 10 November 2022 yang lalu bertepatan dengan hari Pahlawan, pihaknya telah menyelenggarakan challenge untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
"kita buat challenge lomba untuk anak-anak berkreativitasmasuk ke twibbon yang kita buat. Nah biasanya kita itu hanya sekadar piagam tetapi karena kita sedang dicoba seperti ini kita sudah menyiapkan apa itu piala," terangnya.
Sementara untuk pembelajaran nantinya siswa kelas 5 dan 6 akan mereka titipkan di sebuah pondok pesantren di Kapanewon Playen yang letaknya tak jauh dari sekolah. Kebetulan pihak pondok pesantren menerima para siswa ini dengan baik sehingga pembelajaran akan tetap berlangsung seperti biasa.