Petani Medan Ini Punya Cara Unik Jaga Kualitas Sawi Manis

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
17 Januari 2019 0:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (Sumut), luas panen produksi sayuran menurut jenis tanaman 2017 yang di-update pada 4 September 2018,  panen sawi di Sumut tercatat seluas 568 hektare dengan produksi 6.468 ton.
ADVERTISEMENT
Untuk Kota Medan, salah satu kawasan sentra produksi pertanian berada di Kecamatan Medan Marelan. Kecamatan ini terdiri dari 5 kelurahan, Tanah 600, Rengas Pulau, Terjun, Paya Pasir dan Labuhan Deli. 
Pertanian tanaman pangan seperti padi sawah maupun hortikultura bisa ditemukan dengan mudah di kecamatan yang memiliki luas 44,47 km2. Salah satu jenis sayuran yang ditanam yakni sawi putih.
Masyarakat juga mengenal sawi putih sebagai sawi manis. Sawi ini primadona di masyarakat, karena rasanya yang nikmat dan mudah diolah untuk disantap bersama keluarga. Bukan hanya soal rasa, sawi memiliki kandungan gizi yang kaya akan vitamin A, B, C, E dan K.
Baca Lainnya: 
ADVERTISEMENT
Ketua Kelompok Tani Karunia di Gang Rahayu, Pasar IV Barat, Medan Marelan Kecamatan Rengas Pulau, Sutikno, bersama petani lainnya mengembangkan berbagai jenis sayuran musiman khususnya tanaman dataran rendah. Sawi salah satunya.
Petani sawi manis, Daryanto mengatakan, tidak pernah menanam sawi dalam skala luas. Di Kelompok Tani Karunia, hanya ada sekitar 3 hingga 4 petani saja yang menanam sawi manis dengan luasan lahan yang sama dengan dirinya. 
"Pertanamannya akan meluas ketika musim curah hujan cukup," kata Daryanto, Minggu (13/1).
Diakuinya, saat ini dirinya menanam sawi di lahan 1/4 rante dengan 8 bedeng atau lereng. Sawi manis itu akan dipanen dalam beberapa hari mendatang. Daryanto memprediksi, dari lahan tersebut hasil panen yang akan didapatkansekitar 160 Kg.
ADVERTISEMENT
Harapan Daryanto, harga jual sawi tidak anjlok seperti yang dulu pernah terjadi. Harga jual sawi manis bisa dikatakan standar minimal Rp 3000 hingga 4000 per Kg di tingkat petani.
Baca Lainnya: 
"Kami (petani) pernah mengalami kerugian saat sawi manis dihargai Rp 10.000 per bal. Satu bal setara 10 kg. Bayangin aja, kalo satu bal atau 10 kg hanya laku Rp 10.000, bisa makan apa," ucapnya. 
Daryanto mengaku, fokus mengolah lahan untuk ditanami berbagai tanaman semusim sejak 2002, mulai dari sawi, kangkung, bayam, timun, pariah dan lain sebagainya. Baginya, cara membudidayakan sawi manis tidak susah.
Daryanto memulainya dari persiapan benih sawi manis. Di lahan yang tak sampai 1 rante miliknya, benih sawi manis yang dibelinya Rp 10.000 per bungkus berisi 25 gram, masih tersisa dan disimpannya di rumah. Dia hanya menyemaikan benihnya sebagian. 
ADVERTISEMENT
"Sawi manis hanya membutuhkan waktu 1 bulan atau 30 hari dari awal persemaian hingga panen habis," ujarnya.
Daryanto setiap bulan menanam sawi dengan luas lahan yang sama. Dia sengaja tidak menanam dalam skala luas, karena ingin menanam berbagai jenis tanaman. Diakuinya, tidak banyak yang diharapkan petani, yaitu harga yang normal.
"Jangan anjlok, maka pasokan harus dijaga," ungkapnya.