Media Mengacu Isu Viral di Medsos Tak Masalah, Asal Ada Verifikasi

9 Agustus 2017 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo menyebutkan ada perubahan dalam pemberitaan media akhir-akhir ini. Jokowi menganggap, isu yang merebak di media sosial jadi acuan media mainstream.
ADVERTISEMENT
Anggota Dewan Pers Hendri Bangun setuju dengan Jokowi. Malahan, menurutnya, banyak media yang asal menayangkan kabar di dunia maya tanpa ada verifikasi terlebih dahulu.
"Ibaratnya pukul dulu urusan belakangan. ini yang membuat repot," kata Hendri saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Rabu (9/8).
Sikap media, khususnya yang berplatform online, mengejar kecepatan dalam penyampaian berita disebut Hendri tidak sepenuhnya salah. Apalagi dalam pedoman media siber, kecepatan dalam menayangkan berita diperbolehkan.
Namun, Hendri menyayangkan, ada beberapa media yang semata mengejar ketergesa-gesaan. Padahal berita tanpa konfirmasi yang bisa ditayangkan terlebih dahulu, harusnya diikuti dengan pemberitaan lanjutan lebih lengkap.
"Kalau diikuti konfirmasi dan tanya ulang, saya rasa tidak ada masalah," ujar Hendri.
Selain itu, media sosial yang akhir-akhir ini menjadi bahan informasi pendahuluan wartawan, disebut Hendri, telah membuat batasnya dengan media mainstream kabur dalam pendangan masyarakat. Hal itu terungkap dalam laporan masyarakat yang masuk ke Dewan Pers.
ADVERTISEMENT
"Banyak masyarakat yang melaporkan padahal itu berita di media sosial. Kami berita tahu kalau itu bukan ranah kami. Kalau dari koran atau media resmi lainnya, bisa kami mediasi." sebutnya.
Presiden Tak Perlu Gusar
Sedangkan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Suwarjono mengkritisi pernyataan Jokowi. Dia berpendapat, seharusnya Jokowi tidak perlu khawatir dengan perkembangan arus informasi yang tidak bisa dibendung.
Menurut Suwarjono, media sosial menjadi acuan para wartawan bukan hanya berlangsung di Indonesia. Fenomena serupa telah berlangsung secara global, sehingga tidak mungkin lagi untuk diubah.
Dalam maraknya peredaran kabar di media sosial, Suwarjono menyarankan Jokowi bertindak. "Artinya responnya tidak menyalahkan tapi meliterasi masyarakat. Berikan pemahaman agar masyarakat pilih-pilah informasi mana yang layak, mana yang tidak," kata Suwarjono saat dihubungi terpisah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Suwarjono juga meminta, pemerintah memberikan pengertian kepada masyarakat perihal informasi palsu atau hoax. "Harus digencarkan jangan baca hoax karena efeknya akan dibuat lagi dan makin viral," jelasnya.
Di sisi lain, Suwarjono pun memandang fenomena ini sebagai tantangan dan kesempatan bagi media mainstream. Saat ini, media punya kesempatan menunjukan jati dirinya. "Karena cuma media yang liputan dan cross check informasi," tuturnya.