Pembangunan Berwawasan Gender

Tasya Galuh
Mahasiswi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
14 Januari 2022 16:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tasya Galuh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gender. Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gender. Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Halo, Perkenalkan nama saya Tasya Galuh Maharani yang sedang menempuh pendidikan sarjana di Prodi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai pembangunan berwawasan gender yang terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Secara biologis laki-laki dan perempuan memang berbeda, tetapi seharusnya perbedaan tersebut tidak dijadikan alasan untuk memberikan perlakuan berbeda-beda di antara keduanya. Dalam realitas kehidupan di masyarakat pada umumnya, terlihat bahwa posisi perempuan tidak sebaik posisi laki-laki yang dimaksud adalah laki-laki lebih bisa segalanya dibandingkan perempuan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya ideologi gender yang meletakkan peran laki-laki dan perempuan secara berbeda-beda yang didasarkan pada pemahaman perbedaan biologis dan fisiologis dari laki-laki dan perempuan dalam menentukan peran-peran mereka.
Gender merupakan seperangkat peran yang dikonstruksi secara sosial, dapat berubah dan dipertukarkan, serta berbeda antara satu kultur dengan kultur yang lainnya. Perbedaan itu pun terkadang akan berubah seiring berjalannya waktu. Tetapi perbedaan-perbedaan ini terkadang dapat dijadikan sebuah alasan sebagai pemicu terjadinya sebuah permasalahan yang terkait dengan kesenjangan peran antara laki-laki dan perempuan, namun di lain sisi juga dapat digunakan sebagai dasar pembagian kerja sesuai dengan konstruksi sosial yang dilekatkan kepada sebuah jenis kelamin tertentu.
ADVERTISEMENT
Saya melihat bahwa ada beberapa isu gender menjadi penting dalam memproyeksi pembangunan, hal ini karena semua aspek yang berkaitan dengan pembangunan atau sub pembangunan akan melibatkan dan bersentuhan langsung dengan manusia, artinya manusia atau masyarakat menjadi esensi utama dalam suatu pembangunan. Kesetaraan gender merupakan hak asasi fundamental yang akan mencegah terjadinya perlakuan diskriminatif dan juga dapat menjadi salah satu cara mencapai pertumbuhan dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Gender dan permasalahan yang ada di dalamnya bukan membahas tentang jenis kelamin perempuan dan laki-laki tetapi bagaimana agar terdapat persamaan di antaranya tanpa adanya perbedaan, mendapatkan keadilan dan persamaan hak antara keduanya. Realitas ketidakadilan gender dapat kita temui di berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam aspek pembangunan. Pembangunan merupakan proses yang sangat fundamental dalam kehidupan, melakukan perubahan untuk mencapai keberdayaan dan kemajuan. Ketidakadilan gender pada beberapa bidang pembangunan masih relatif menonjol, seperti dalam bidang pendidikan, ketenagakerjaan, dan politik.
ADVERTISEMENT
Dalam bidang Pendidikan, konsep patriarki menyatakan bahwa tugas perempuan hanya pada urusan rumah tangga, menjalankan tugas rumah, mengurus urusan dapur, serta mengasuh anak, sehingga perempuan tidak perlu menuntut ilmu hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Di Indonesia masih banyak perempuan putus sekolah yang salah satu penyebab terjadinya yaitu karena faktor keluarga ataupun pergaulan bebas yang di mana perempuan hamil diluar nikah sehingga mereka putus sekolah. Dalam bidang ketenagakerjaan, masih adanya perbedaan pemberian upah pada tenaga kerja perempuan dalam jenis pekerjaan yang sama dengan laki-laki. Hal ini terjadi karena adanya anggapan bahwa fisik laki-laki lebih kuat, sehingga dianggap berhak atas upah yang lebih tinggi, seperti yang terjadi pada sektor pertanian.
Dalam bidang politik, sistem politik di Indonesia masih menunjukkan ketidakadilan yang dialami perempuan. Partisipasi dan keterwakilan perempuan belum terefleksikan di dalam posisi kekuasaan dan proses pengambilan keputusan. Hal tersebut dikarenakan masih berpandangan bahwa politik itu dunianya laki-laki sehingga perempuan tidak perlu terlibat dalam politik. Saat ini partisipasi perempuan di Indonesia masih kurang, pentingnya peningkatan partisipasi perempuan supaya pengambilan keputusan politik yang lebih akomodatif dan substansial.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, perempuan juga bisa menjadi aktor strategis dalam pembangunan, bahkan tidak hanya pembangunan di desa saja tetapi juga pembangunan secara nasional yang bisa mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera. Salah satu contoh lainnya yaitu keterlibatannya perempuan pada bidang politik dan pemerintahan. Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Jusuf Kalla pada 2014-2019, perempuan kini diberdayakan dengan ditetapkannya peraturan mengenai kuota 30% untuk keterwakilan perempuan dalam politik.
Meskipun dalam realitasnya tidak semua perempuan yang bergerak dibidang politik memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang strategis. Namun, mereka mampu mempresentasikan kehadiran dan menyuarakan aspirasi perempuan di level kebijakan pemerintah. Hal ini merupakan bahwa perempuan adalah aset, potensi, dan investasi penting bagi Indonesia yang dapat berkontribusi secara signifikan sesuai kapabilitas dan kemampuannya. Indonesia mencoba menerapkan pendekatan pemberdayaan, yang di mana dilakukannya pengintegrasian perempuan dalam setiap sektor di publik, dan pada akhirnya menjadikan perempuan sebagai subjek pembangunan.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, untuk mengatasi ketidaksetaraan gender yang terjadi dalam bidang pembangunan tersebut maka upaya yang dilakukan salah satunya adalah meningkatkan kualitas sumber daya perempuan melalui peningkatan pendidikan dan keterampilan. Untuk hal ini, pemerintah melalui kementerian pemberdayaan perempuan juga telah Menyusun Rencana Induk Pembangunan Nasional Pemberdayaan Perempuan Tahun 2000-2004. Dalam merealisasikan program-program yang dicanangkan dalam RIPNAS. PP telah dikeluarkan Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender di berbagai sektor pembangunan yang berisi pengarusutamaan gender adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program-program pembangunan nasional.