Kartini Sebagai Role Model Perempuan Masa Kini

Tanthia Anastasya Putri
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
29 April 2023 9:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tanthia Anastasya Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
R.A. Kartini Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
R.A. Kartini Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Kartini merupakan hari bagi bangsa Indonesia yang memiliki makna sejarah bagi perempuan Indonesia. Bulan ini kita masih dalam rangka memeriahkan hari Kartini, setiap daerah berlomba-lomba dalam mengenakan pakaian dan melakukan kegiatan khas Ibu Kita Kartini.
ADVERTISEMENT
Kita sebagai generasi penerus bangsa apakah mengenal dengan baik pemikiran dan gagasan Kartini? Kita hanya mengenal Kartini sebagai sosok yang keibuan, feminin, dan memperjuangkan hak perempuan Indonesia.
Beliau berjuang tidak menggunakan senjata atau kekuasaan melainkan tulisan-tulisan melalui pena yang dicoretkan ke atas surat yang berisi kecaman terhadap adat, norma, dan kondisi penjajahan yang membuat sengsara bangsanya.
Tidak hanya itu, Kartini juga kita kenal sebagai pembela nasib bangsa Indonesia saat dijajah oleh Belanda dengan mengusahakan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan.
Salah satunya yang tercapai ialah perempuan sudah dapat memperoleh pendidikan bahkan beberapa dari mereka terjun di ranah politik. Pada titik ini Kartini berhasil mewujudkan cita-citanya.
Ilustrasi R.A. Kartini. Foto: Shutter Stock
Namun, apakah berarti kita dapat menyimpulkan bahwa inikah sejatinya impian Kartini terhadap bangsa kita? Apakah dengan menggunakan kebaya, menempuh pendidikan, melakukan kegiatan yang biasa dilakukan oleh laki-laki dapat menghantarkan kita pada cita-cita Kartini?
ADVERTISEMENT
Iya, tentu. Tapi pada zaman itu, zaman di mana Kartini berjuang melalui penanya. Kebudayaan tidak pernah luntur tetapi akan ada pengaruh-pengaruh dari berkembangnya zaman. Jika dulu yang dipermasalahkan oleh Kartini adalah pendidikan bagi perempuan tetapi saat ini yang menjadi masalah bagi perempuan ialah kapitalisme yang mengakibatkan bentuk diskriminasi.
Menurut Siany Indria (2019), ada banyak kasus-kasus human trafficking yang menjadikan perempuan sebagai korbannya. Human trafficking sendiri merupakan suatu kejahatan terhadap manusia yang melanggar hak asasi manusia.
Hal ini sering terjadi pada perempuan, baik perempuan yang masih berusia muda maupun perempuan yang sudah berumur, kejahatan yang biasa terjadi seperti halnya perdagangan manusia.
Selain itu, kapitalisme juga memengaruhi perempuan pada dunia dewasa yang tidak semestinya, kekerasan dalam rumah tangga, perlakuan buruk pada tenaga kerja wanita, dan masih banyak lagi contoh kasusnya. Jika permasalahan ini terus terjadi, apakah ini yang diinginkan oleh Kartini?
Museum R.A Kartini Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
ADVERTISEMENT
Permasalahan ini tidak mudah untuk diselesaikan dan sudah seharusnya kita memandang Kartini bukan sebagai sosok yang keibuan dan feminisme, melainkan sosok dengan pemikiran yang kritis, ketajaman cara berpikirnya, rasa kasih sayang kepada perempuan dan bangsa ini.
Kita memulai dengan melihat urgensi pada bangsa ini dan membuka pandangan kita untuk berpikir kritis. Percayalah dengan begitu Kartini dapat tersenyum dengan bangga jika kita dapat mencontoh jauh seperti yang ada di dalam lubuk hati beliau.
Dan, tidak dapat kita mungkiri bahwa Kartini merupakan sosok ideal pada masa lalu, masa kini, dan masa depan.