Hikmah Idul Fitri, Tidak Ada Pesta di Dunia yang Tidak Berakhir

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
12 April 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran. Foto: Odua Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebulan penuh puasa telah usai. Sebulan malam bertarawih sudah selesai. Ditutup hari Idul Fitri, hari kemenangan pun terlaksana. Sebulan, semalam atau berapapun hanya soal jumlah. Tapi pasca ramadan dan lebaran, justru tantangan berat adalah merawat kualitas ibadah.
ADVERTISEMENT
Ketahuilah, hanya ada satu janji yang benar-benar terbukti. Yaitu perbaiki ibadahmu, maka Allah perbaiki hidupmu. Maka esok, apakah kualitas ibadah kita menjadi lebih baik atau tidak? Atau tetap sama saja seperti sebelum ramadan? Berarti puasa dan ramadan hanya euforia belaka.
Bertanyalah, hari ini kita sedang mencintai apa? Cinta dunia atau akhirat? Cinta kepada orang atau kepada Allah SWT? Perbaikilah rasa cinta itu, kepada siapa dan untuk apa? Lihatlah dunia itu setelah kematian orang lain. Bagaimana seorang pecinta melupakan sosok-sosok yang dicintainya setelah meninggal dunia. Saat itu kita akan yakin bahwa sosok yang paling kita cintai akan melupakan kita setelah kematian kita. Dia akan tersibukkan dengan dunianya sendiri.
Maka hikmah puasa dan lebaran, perbaiki kualitas ibadah kita. Jadikan hidup kita seluruhnya untuk Allah. Sebab Allah-lah satu-satunya yang tidak akan pernah melupakan. Segera perbaiki kualitas hubungan dengan Allah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT
Ketahuilah, kualitas kita dinilai dari perbuatan. Bukan dari omongan atau kata-kata. Wajah yang elok, kekayaan yang berlimpah, dan jabatan tinggi tidak sedikit pun menambah kemuliaan seseorang di mata Allah. Ketenangan hati seseorang pun bergantung pada amal perbuatannya. Maka perbaiki kualitas ibadah kita dan tetaplah berbuat baik di mana pun.
Tidak ada pesta di dunia yang tidak berakhir
Di luar sana, ada sebagian orang yang tetap bersikap baik kepada siapa pun, dalam keadaan apa pun, bahkan kepada orang yang telah menyakitinya. Ada lagi sebagian orang yang bisa menahan amarahnya, dan menggantikannya dengan senyuman untuk melegakan hati. Ada sebagian orang yang lain senantiasa bersabar dan pandai bersyukur serta ikhlas menerima ketetapan Allah.
Ada pula sebagian orang yang bisa menolong sesama, membantu melakukan hal-hal kecil yang ternyata kesannya sangat besar. Dan ada kok sebagian orang yang menjadi perantara rezeki bagi orang lain yang lebih memerlukan. Begitulah kualitas ibadah yang semakin baik.
ADVERTISEMENT
Dan saat kita memperbaiki kualitas ibadah, pasti saja ada godaan dan tangangannya. Bahkan risikonya besar di mata orang-orang yang cinta dunia atyau pembenci. Jangan khawatir, jauhi orang-orang yang berpikir buruk. Hindari pergaulan dengan mereka dan jaga jarak saja. Toh, mereka tidak berkontribusi atas kebaikan dan kualitas ibadah kita. Karena itu, cukup fokus pada memperbaiki kualitas ibadah kita. Berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Kelak, Allah menabur berkah-Nya dan senantiasa memotivasi untuk selalu berbuat baik. Sampai tidak ada lagi alasan seseorang untuk tidak berbuat baik.
Tekadkan dalam hati dan tindakan setelah puasa, untuk memperbaiki kualitas ibadah kepada-Nya. Karena hanya ada satu janji di dunia ini yang benar-benar terbukti. Yaitu perbaiki ibadahmu, maka Allah perbaiki hidupmu. Dan Allah berfirman, "Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu” (QS. Al-Qashas: 77).
ADVERTISEMENT
Ingat, tidak ada pesta di dunia yang tidak akan berakhir. Rawat kualitas ibadah maka hidup akan berkah. Salam literasi.