Filosofi Masker, Kenapa Pakai Di Mulut?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
11 November 2020 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lagi musim Covid-19, salah satu barang yang paling sering dicari dan dirazia adalah masker. Apalagi sekarang, masker wajib dipakai di mana pun. Karena menurut orang pintar, memakai masker dapat mencegak penularan Covid-19. Selain rajin cuci tangan dan menjaga jarak tentunya.
ADVERTISEMENT
Dulu, masker biasa dipakai sama orang sakit. Tapi sekarang, justru orang-orang sehat yang pakai masker. Sementara yang sakit, mungkin sudah bukan masker lagi. Sedih banget. Lagi musim begini, masker sudah menjadi semacam “kebutuhan pokok”. Siapa saja dan di mana saja harus pakai masker. Mau outdoor atau indoor, intinya jangan lupa pakai masker.
Dulu, terlihat aneh bila ada orang pakai masker saat aktivitas. Ehh sekarang, justru aneh jika tidak pakai masker saat aktivitas. Karena semua pakai masker. Di kantor-kantor, di tempat belanja, di jalan-jalan, dan dimana pun semua pakai masker. Sekalipun ada yang terpaksa, ada pula yang ikhlas.
Filosofi masker versi TBM Lentera Pustaka
Orang ganteng pakai masker, orang cantik pakai masker. Orang berpendidikan pakai masker, orang pasar juga pakai masker. Orang gedongan pakai masker, orang pinggiran pun pakai masker. Orang kota pakai masker, orang kampung pun pakai masker. Bukti, bahwa masker bukan hanya penting tapi bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Ada yang bilang masker itu cuma aksesoris. Ada juga yang bilang masker bakal jadi gaya hidup. Ahh, tentu boleh-boleh saja. Asalkan tidak lupa. Bahwa masker itu juga “media latihan” untuk jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik banyak bertindak. Latihan tutup mulut. Makanya masker pakainya di mulut. Bukan di dagu, apalagi di mata. Jangan di dagu atau di mata ya. Itulah filosofi masker.
Jadi jangan lupa pakai masker. Karena masker ibarat “bayi ngompol di celana”. Setiap orang bisa melihatnya. Tapi hanya yang pakai masker yang bisa merasakan kehangatannya. Insya Allah, kita akan terbiasa dan merasa enjoy saat pakai masker …. @Alhamdulillah, ada orang baik yang buatkan masker berlogo TBM Lentera Pustaka. Khusus buta cenderamata "tamu istimewa" ... salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PakaiMasker
ADVERTISEMENT