Ahh Nanti Saja, Senja di Penghujung Ramadan

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
8 April 2024 19:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Entah kenapa, sebagian manusia ketika akan melakukan kebaikan selalu berkata "Ahhh nanti saja...". Katanya, besok-besok masih ada waktu. Selalu gampang berdalih, “Nanti saja”. Menunggu waktu yang tepat, menanti saat yang pas. Lalu berkata lagi, “Ahhh, nanti saja”.
ADVERTISEMENT
Kumandang Azan telah menggema, waktu sholat telah tiba. Namun hati berkata, "Ahh nanti saja…". Tadarus dan tilawah sepanjang puasa harusnya khatam, namun karena enggan melakukannya lalu berkata "Ahh nanti saja...". Saat membaca pamflet yayasan anak yatim yang bertuliskan "Salurkan sedekah Anda untuk anak yatim” pun masih terbersit di hatinya, “Ahh, nanti saja…”. Kini puasa tinggal satu hari lagi, zakat fitrah pun harus dibayarkan. Mungkin masih berkata, “Ahhh, nanti saja…” Padahal uang di dompetnya sangat cukup untuk sedekah dan membayar zakat. Lagi-lagi, “Ahhh, nanti saja…”.
Hidupnya sudah lebih mapan dan tempat tinggal jauh dari orang tua di kampung. Sebentar lagi lebaran tiba, sang ibu pun mengirim WA untuk anaknya. Sekadar menanyakan, apakah lebaran kali ini pulang kampun? Sang ibu yang ingin sedikit mengobati rasa rindu kepada anaknya. Si anak pun bisa langsung membalas pesan WA ibunya. Tapi karena kesibukan urusan dunia, akhirnya da;lam hati berkata "Ahh nanti saja...."
ADVERTISEMENT
Sang ayah pun sudah tua renta. Tidak berdaya lagi, dimakan usia. Untuk berdiri menopang tubuhnya pun berat, akibat penurunan fungsi tulang-tulang di kakinya. Sudah berbulan-bulan. Tapi ssayangnya, si anak pun belum bisa meluangkan waktu untuk menjenguknya, Sekadar menghibur dan mendoakan sang ayah yang keadaannya kian memburuk. Masih saja berkata, "Ahh nanti saja..."
Senja akhirnya tiba di penghujung ramadan. Di malam terakhir bulan puasa. Si anak pun belum bisa menyampaikan salam kepada orang tuanya. Karena terlalu mudah berkata, “Ahhh, nanti saja…”
Ahhh, nanti saja. Ungkapan yang kini disesali banyak orang saat waktu termakan usia. Tidak lagi bisa ke sana ke sini. Urusan dunia pun mulai surut. Kesibukan telah melenakan. Waktu berharga banyak terbuang percuma. Begitu banyak tindakan yang disesalinya kini. Mana ucapan "Ahh nanti saja…"? Sementara pintu taubat telah tertutup. Ramadan pun telah pergi dan belum tentu ditemuinya kembali.
ADVERTISEMENT
Ahh, nanti saja. Ketika cambuk malaikat sudah di depan mata. Ketika tilawah tidak lagi berguna. Ketika amalan sholat tidak lagi bisa menolong. Ketika sedekah tidak berarti lagi. Ketika ramadan tidak ditemui lagi. Ketika sang ibu telah terbujur dengan mata tertutup. Bahkan ketika sang ayah tidak lagi mampu bernafas, tutup usia. Lalu, masih berharap kabar dari orang tua? Ahh, nanti saja.
Senja di penghujung ramadan
Akibat “Ahh nanti saja…”. Tangisan pun tidak berarti lagi. Menyesal jadi percuma. Berduka, meratap kehilangan tidak ada artinya lagi. Semua sudah terlambat, waktu pun sudah tidak bisa diputar kembali. Semuanya akibat, “Ahh, nanti saja…”
Lalu hari ini, masihkah di antara kita masih berani untuk berkata, “Ahh, nanti saja…”. Untuk berbuat kebaikan dan menebar manfaat kepada sesama, di mana pun. Renungkan dan renungi, sebenarnya kita ini dari mana dan mau ke mana pergi?
ADVERTISEMENT
Ahh, nanti saja. Senja pun tibad di penghujung ramadan. Siapapun yang menyia-nyiakan waktu maka nanti waktulah yang akan menyia-nyiakan dirinya. Salam literasi #NgabubuRead #HikmahRamadan #TBMLenteraPustaka
.