Tentang Ma'silambi, Program Dinkes Sulbar dalam Menangani Stunting pada Balita

Konten Media Partner
7 November 2023 13:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sosialisasi program penurunan stunting Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat. Foto: Dok. Pemprov Sulbar
zoom-in-whitePerbesar
Sosialisasi program penurunan stunting Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat. Foto: Dok. Pemprov Sulbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mamuju - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat Asran Masdy mengungkapkan beberapa kiat dan program dalam rangka menangani stunting di daerah ini.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, program Ma'silambi. Menurut Asran, dalam bahasa Mamasa Ma'silambi berarti bertemu. Kendati demikian, Ma'silambi juga merupakan singkatan dari Merdeka Ancaman Stunting Baru dengan Kolaborasi Mitra Berbasis Aksi.
"Ma'silambi awalnya merupakan hasil dari pelatihan kepemimpinan nasional tingkat II angkatan X P2KP LAN Makassar pada tahun 2022 yang kini diadopsi menjadi strategi penanganan stunting pada tiga desa-kelurahan di Sulbar," ungkap Asran, Senin (6/11/2023).
"Ma'silambi berasal dari bahasa Mamasa yang berarti bertemu, menggambarkan semangat kolaboratif dalam program ini," sambung dia.
Dalam upaya penanganan stunting, lanjut Asran, program Ma'silambi itu ditetapkan pada 3 wilayah, yakni Kelurahan Baurung di Kabupaten Majene, Desa Duampanua di Kabupaten Polewali Mandar, dan Desa Balla Satanetean di Kabupaten Mamasa.
ADVERTISEMENT
"Tujuan utama dari program Ma'silambi adalah untuk mencapai penimbangan 100 persen balita," ujarnya.
Asran menjelaskan, program ini telah berjalan dengan sangat baik di dua lokus Ma'silambi, yaitu Kelurahan Baurung dan Desa Duampanua, dengan capaian penimbangan dan pengukuran sasaran balita selalu berada di atas angka 85 persen, bahkan mencapai 100 persen.
Sementara untuk Desa Balla Satanetean, lanjut dia, capaiannya masih sekitar 40-50 persen. Asran menambahkan, pada program ini melibatkan kepala desa dan lurah sebagai Ketua Forum sekaligus menjadi kunci utama dalam proses kolaborasi di lapangan.
"Dengan upaya kolaboratif yang kuat dan semangat yang tinggi, program Ma’silambi diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi upaya penanggulangan stunting di daerah lain dan membantu mencapai target penimbangan 100 persen balita dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak-anak Sulbar," pungkasnya. (adv)
ADVERTISEMENT