Belum Terima Bantuan, Penyintas Gempa Berunjuk Rasa di Kantor Bupati Mamuju

Konten Media Partner
1 Agustus 2022 12:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi unjuk rasa warga dari Dusun Ganno yang terdampak gempa 6,2 magnitudo di kantor Bupati Mamuju. Foto: Saharuddin Nasrun/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Aksi unjuk rasa warga dari Dusun Ganno yang terdampak gempa 6,2 magnitudo di kantor Bupati Mamuju. Foto: Saharuddin Nasrun/SulbarKini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan warga Dusun Ganno, Desa Saletto, Kecamatan Simboro, yang terdampak gempa 6,2 magnitudo melakukan aksi unjuk rasa di kantor Bupati Mamuju, Senin (1/8/2022).
ADVERTISEMENT
Unjuk rasa tersebut terkait bantuan stimulan rumah rusak tahap pertama akibat gempa pada 15 Januari 2021 lalu yang belum diterima sejumlah penyintas gempa.
Koordinator Aksi, Ramli menjelaskan, dari 88 rumah rusak yang ada di Dusun Ganno, hanya 6 rumah yang menerima bantuan. Sisanya tidak terakomodir dan hingga kini belum diketahui kejelasannya.
"Padahal di Desa Saletto, dusun kami yang paling parah. Saat ini masih ada yang pakai tenda dan tidur di dapur karena rumahnya rusak," kata Ramli kepada SulbarKini.
Dia menyebutkan warga desa lain sudah tuntas menerima bantuan tahap pertama. Kondisi itu membuat Ramli berspekulasi bahwa mereka tidak diperhatikan oleh Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi.
"Patut kami pertanyakan, ada apa ini? Kenapa kami seperti dianaktirikan. Bupati mengunjungi warga yang rumahnya rusak di desa lain, tetapi kami tidak. Hanya dilewati saja," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Massa aksi lainnya, Jusriah menambahkan, dari 15 dusun yang ada di Desa Saletto, Dusun Ganno yang paling terdampak gempa 6,2 magnitudo. Bahkan terdapat 3 warga yang meninggal.
"Tapi kenapa masih banyak warga kami yang tidak terima bantuan. Lebih mengherankan lagi karena yang menerima bantuan rumahnya hanya retak saja, masih layak dihuni," kata Jusriah.
Menanggapi tuntutan warga, Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi mengajak massa aksi berdialog di dalam kantor utama Bupati Mamuju. Kepada mereka, Sutinah menjelaskan bahwa BNPB pusat hanya memberikan waktu tiga untuk mendata rumah warga. Sehingga, kata dia, masih banyak rumah warga yang tidak terakomodir dalam bantuan tahap pertama.
"Waktunya sangat sempit, jadi wajar kalau yang didata sangat sedikit," ucap Sutinah.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Sutinah meminta masyarakat tak perlu khawatir. Selama mereka terdata sebagai penerima dan kondisi rumahnya memang rusak, maka mereka pasti mendapat bantuan perbaikan rumah.
"Datanya di tahap kedua. Kalau sudah masuk, InsyaAllah akan terima," ujarnya.
Hanya saja, beber Sutinah, penyaluran bantuan itu tidak instan. Data yang telah diambil dan diasesmen oleh tim yang dibentuk oleh Pemkab Mamuju akan diserahkan ke BNPB pusat.
"Setelah kami serahkan, BNPB yang akan melakukan verifikasi dan penyaluran dana ke kabupaten. Itu tentu butuh waktu. Tapi kalau sudah masuk, pasti kami salurkan secepatnya," pungkasnya.