Siswa MAN 1 Sukabumi Menyesal Kibarkan Bendera Khilafah

Konten Media Partner
22 Juli 2019 11:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmad Abdul Latif, siswa MAN 1 Sukabumi yang mengibarkan bendera mengaku kaget saat mengetahui apa yang dilakukannya berbuntut panjang. Ahmad tak tahu kalau bendera tersebut identik dengan ormas yang sudah dibubarkan pemerintah. | Sumber Foto:Ruslan AG
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Abdul Latif, siswa MAN 1 Sukabumi yang mengibarkan bendera mengaku kaget saat mengetahui apa yang dilakukannya berbuntut panjang. Ahmad tak tahu kalau bendera tersebut identik dengan ormas yang sudah dibubarkan pemerintah. | Sumber Foto:Ruslan AG
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sukabumi yang mengibarkan bendera, Ahmad Abdul Latif, mengaku kaget saat mengetahui apa yang dilakukannya berbuntut panjang. Ia menyesal mengetahui bendera yang diduga khilafah tersebut identik dengan sebuah ormas yang dilarang oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Sangat kaget dan menyesal saat mengetahui peristiwa kemarin membuat resah masyarakat," kata Ahmad kepada sukabumiupdate.com, Senin (22/7).
Pengibaran bendera yang diduga khilafah itu dilakukan ekstrakurikuler Keluarga Remaja Islam Masjid Al-Ikhlas (KHARISMA) saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau dalam istilah Kemenag adalah MATSAMA (Masa Taaruf Siswa Madrasah), Jumat (18/7).
Siswa yang masih duduk di kelas 12 itu mengaku mengibarkan bendera itu untuk menarik minat siswa baru untuk bergabung dalam organisasi remaja masjid yang ada di MAN tersebut.
Bahkan, Ahmad baru mengetahui bendera tersebut identik dengan ormas yang sudah dibubarkan oleh pemerintah itu setelah mendapatkan pembinaan dari sekolah dan kepolisian.
"Tidak ada niat pengibaran bendera itu dengan hal-hal menyangkut ormas yang dilarang dan hal-hal melanggar hukum," ujar Ahmad.
ADVERTISEMENT
Ahmad pun meminta maaf atas tindakannya. "Maka dari itu saya meminta maaf yang sebesar-besarnya, karena atas perbuatan saya itu telah mengganggu dan meresahkan warga negara Indonesia, khususnya masyarakat Sukabumi. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi," kata Ahmad.