Corak Baru Generasi Z dalam Berpolitik

Stephanus Bayu Laksono
Mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma
Konten dari Pengguna
28 Januari 2024 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Stephanus Bayu Laksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gen z. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gen z. Foto: Odua Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat ini pesta demokrasi 2024 di negara ini sudah berada di depan mata. Perhelatan politik di negara ini semakin dekat. Tim sukses dari masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden terus berlomba-lomba untuk mempromosikan calon-calon yang diusungnya dengan berbagai macam cara. Negara juga sudah mulai melakukan banyak persiapan supaya pesta demokrasi yang telah dinanti oleh masyarakat berjalan dengan lancar.
ADVERTISEMENT
Berhadapan dengan situasi tersebut, salah satu kondisi yang sangat perlu dan penting untuk diperhatikan adalah bahwa negara ini kini tengah memasuki periode yang disebut sebagai Bonus Demografi. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik ditunjukkan komposisi penduduk terbesar berasal dari Generasi Z yaitu sebesar 27,94% dari total jumlah penduduk di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2020). Maka terkait dengan pesta demokrasi 2024 ini, keberadaan Generasi Z mengambil peran dan kontribusi yang sangat penting untuk keberhasilan pesta demokrasi nanti.
Keterlibatan pemilih yang berasal dari Generasi Z dalam memberikan suara sangat menentukan keberhasilan pesta demokrasi. Namun, situasi yang terjadi adalah sebagian besar dari para pemilih Generasi Z merupakan pemilih pemula. Mereka belum banyak memahami dan mengerti tentang apa manfaat mereka memberikan suara dan bagaimana mereka harus memberikan suara terbaiknya demi kemajuan negera ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ditambah juga dengan karakter dari Generasi Z yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Mereka adalah generasi yang sangat dekat dengan teknologi. Mereka selalu mempunyai cara untuk dapat memperoleh informasi-informasi terbaru termasuk situasi negara ini.
Kemudahan mereka untuk mendapatkan berbagai informasi tersebut, tidak jarang membawa dampak yang kurang baik. Media kerap mempertontonkan permasalahan-permasalahan yang terjadi di negara ini, seperti: tindakan-tindakan korupsi para elite politik, dan permasalahan lainnya.
Alhasil, Generasi Z yang menerima informasi tersebut merasa kecewa dan enggan untuk turut terlibat dalam memberikan suara. Mereka menjadi apatis karena para elite politik justru tidak memberikan teladan yang baik bagi masyarakat.
Maka, berhadapan dengan situasi semacam ini, para pemangku kekuasaan terutama mereka yang mempunyai otoritas dalam penyelenggaraan pemilihan umum harus memberikan solusi terbaik bagi Generasi Z. Kerja sama dan sinergi dari elemen-elemen pemerintahan menjadi salah satu kunci yang dapat dilaksanakan supaya membantu Generasi Z untuk melek politik.
ADVERTISEMENT
Generasi Z harus mendapatkan pendidikan politik yang sesuai dengan gaya dan karakter mereka. Kemajuan teknologi sangat membantu elemen-elemen pemerintahan untuk dapat memberikan sosialisasi kepada Generasi Z tentang pentingnya suara mereka sebagai pemilih dalam pesta demokrasi.
Media sosial menjadi salah satu sarana yang dapat dipilih untuk memberikan sosialisasi kepada mereka. Konten-konten politik yang dikemas dengan menarik dan kreatif akan membuat mereka tergerak untuk melihat dan akhirnya paham dalam berpolitik.