Teror Bom di Makassar, PSI: Jangan Sebar Ketakutan di Media Sosial

Konten dari Pengguna
29 Maret 2021 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sigit Widodo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sigit Widodo (tengah) saat membeberkan kejanggalan proyek sistem monitoring senilai ratusan miliar rupiah di Kementerian Kominfo RI, Oktober 2017. (Foto: Indotelko)
zoom-in-whitePerbesar
Sigit Widodo (tengah) saat membeberkan kejanggalan proyek sistem monitoring senilai ratusan miliar rupiah di Kementerian Kominfo RI, Oktober 2017. (Foto: Indotelko)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta masyarakat tidak menyebarkan konten-konten yang bisa menimbulkan ketakutan di media sosial. Demikian disampaikan juru bicara bidang Teknologi Informasi dan Digital Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI, Sigit Widodo, terkait bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).
ADVERTISEMENT
Menyusul ledakan yang menewaskan dua orang pelaku dan melukai 20 orang yang berada di sekitar lokasi ledakan, beredar video dan foto-foto korban melalui media sosial dan aplikasi pesan singkat. PSI menilai, penyebaran konten-konten semacam itu tidak ada gunanya dan hanya akan menciptakan ketakutan.
“Tujuan utama aksi terorisme adalah menciptakan ketakutan di tengah masyarakat. Jika kita menyebarkan konten-konten yang mengerikan, kita ikut membantu teroris mencapai tujuannya,” kata Sigit.
Menurut Sigit, masyarakat Indonesia sangat terbiasa langsung menyebarkan semua informasi melalui media sosial dan aplikasi pesan singkat. “Begitu menerima pesan atau membaca posting di media sosial, kita selalu tergerak untuk menyebarkannya kepada orang-orang terdekat. Mungkin tujuannya baik, agar orang-orang terdekat kita menerima informasi dengan cepat,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun dengan niat baik, Sigit meminta masyarakat untuk terlebih dahulu menyaring informasi sebelum menyebarkannya. “Tidak ada masalah menyampaikan informasi ada bom bunuh diri di Makassar, karena memang faktanya ada dan juga disebarkan oleh media massa. Tapi media massa punya kode etik untuk tidak menyebarkan foto dan video korban, masyarakat sebaiknya juga melakukan hal yang sama,” ujar Sigit.
Selain meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan foto dan video yang mengerikan, PSI juga berharap masyarakat tidak menyebarkan berita-berita yang belum jelas kebenarannya. “Biasanya dalam kasus-kasus ledakan bom seperti ini, banyak kabar burung yang menyebar. Kami berharap masyarakat juga menahan diri untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya jika menerima pesan semacam ini,” ujar pria yang saat ini juga menjabat Ketua Dewan Pembina Internet Development Institute.
ADVERTISEMENT
PSI berharap, dalam situasi semacam ini masyarakat menyebarkan pesan-pesan berisi optimisme, kedamaian, dan toleransi ketimbang pesan-pesan yang menimbulkan ketakutan dan kepanikan. “Seperti tragedi lain yang pernah menimpa Indonesia, kita akan dapat melewatinya dengan tetap bersatu dan menggalang solidaritas dengan seluruh anak bangsa,” pungkas Sigit.