Film Bertemakan Pandemi, Menjadi Opsi Penghibur Dalam Masa Social Distancing

Setyo Hargianto
Staf Kementerian Luar Negeri RI, A Traveler, and a Daydreamer
Konten dari Pengguna
22 Maret 2020 19:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Setyo Hargianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penyebab Social Distancing: Covid-19. Photo Courtesy: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Penyebab Social Distancing: Covid-19. Photo Courtesy: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menonton film menjadi salah satu aktivitas yang kita lakukan untuk menghibur diri di saat pelaksanaan anjuran untuk social distancing di tempat tinggal masing-masing.
ADVERTISEMENT
Jenis film yang digemari tentu kembali pada masing-masing individu (tanpa adanya penghakiman tentunya), namun dapat dipastikan dalam situasi adanya wabah virus yang menyebar, film bertema pandemi adalah yang paling dihindari.
Berdasarkan trend terkini, ternyata tidak. Minat para penonton mencari film-film dengan tema pandemi atau penyebaran wabah penyakit malah meningkat. iTunes mencatatkan kenaikan rental untuk film Contagion, yang rilis pada tahun 2011 dan menceritakan penyebaran wabah flu yang mematikan dalam skala global. Terdengar miripkah?
Peningkatan minat tersebut dapat dilihat dari alasan kita menonton film pada umumnya. Film bukanlah sarana hiburan belaka, namun juga suatu media escapism yang dapat membuat kita sejenak lari dari realita kehidupan nyata, dan masuk ke dunia film yang sedang kita tonton.
ADVERTISEMENT
Walau itu sudah terdengar berlebihan, para movie buff memaknai kegiatan menonton film lebih dalam lagi, yaitu sebagai suatu immersing experience untuk menciptakan koneksi dengan para aktor dan aktris di dalamnya, yang pada akhirnya menimbulkan empati dan pemahaman terhadap apa yang sedang mereka lalui di film.
Suatu usaha ekstra seperti yang dilakukan para movie buff untuk berempati dan berusaha memahami apa yang terjadi dalam film, tentu tidak selalu perlu kita lakukan untuk menikmati sajian didalamnya.
Penonton secara umum mencari dan menyukai film yang secara mudah mereka dapat pahami, yang kemudian menyebabkan rasa empati muncul dengan sendirinya. Pemahaman yang mudah tersebut terjadi karena penonton merasa pernah atau sedang mengalami suatu kejadian yang terjadi di dalam film yang mereka tonton.
ADVERTISEMENT
Pemahaman dan empati tersebutlah yang menyebabkan kenaikan minat para penonton untuk menonton film bertemakan pandemi, di saat wabah virus Covid-19 sedang terjadi.
Film dan TV, Salah satu penghibur dalam Social Distancing. Photo Courtesy: Pixabay
Tontonan tersebut dikatakan dapat menurunkan level stress dalam menghadapi situasi pelik saat ini, karena beda dengan wabah yang masih berlangsung di dunia nyata, umumnya dalam film-film pandemi tersebut wabah selesai dan suatu vaksin ditemukan. Kalaupun berlanjut, akan tercapai suatu resolusi bagi semua pihak dalam film.
Sehingga setelah menyelesaikan film tersebut, penonton akan merasakan suatu harapan bahwa badai virus Covid-19 juga akan berlalu, dan kita semua akan dapat kembali masuk pusat perbelanjaan tanpa disodori thermometer ke wajah.
Untuk itu, bagi mereka yang ingin merasakan secercah harapan bahwa pandemi Covid-19 akan juga segera teresolusi dengan bantuan film dengan tema yang sama dengan kehidupan yang sedang kita alami saat ini (seperti saya), berikut 5 (lima) film yang kiranya dapat memberikan harapan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelum berlanjut, sedikit peringatan bahwa akan terdapat mild spoilers dalam setiap bagian penjelasan film.
Photo Courtesy: IMDb
Tahun rilis : 2008
Dibintangi oleh : Mark Wahlberg, Zooey Deschanel
Disutradarai oleh : M. Night Shyamalan
Wabah yang tersebar: Tidak dijelaskan apakah wabah tersebut merupakan virus ataupun bakteri, dan penyebarannya hanya melalui udara. Bagi yang terpapar, mereka akan tiba-tiba kehilangan akal, dan menyakiti diri sendiri.
Hal yang menarik dari film adalah wabah tersebut menyerang orang-orang dalam kelompok besar, sehingga social distancing bahkan sampai tahap social isolation sangat dianjurkan dalam film ini untuk menghindari wabah yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Walaupun mendapat review yang cenderung negatif, film ini memiliki pesan yang penting dalam hal isu pelestarian lingkungan hidup, bahwa kita sebagai umat manusia memerlukan alam lingkungan, dan bukan sebaliknya.
Photo Courtesy: IMDb
Tahun rilis : 2011
Dibintangi oleh : Matt Damon, Kate Winslet
Disutradarai oleh : Steven Soderbergh
Wabah yang tersebar: Suatu virus yang menyebabkan penyakit seperti flu, dan bagi yang terinfeksi, dapat berakibat fatal. Penyebarannya tidak langsung melalui udara, namun melalui droplets dari yang terpapar, yaitu air liur yang tersebar dari batuk ataupun bersin, yang kemudian tidak sengaja terpegang oleh orang lain karena menempel di benda-benda umum seperti meja di restoran, gagang pintu, gelas, bahkan telepon genggam. Penyebaran virus terjadi dalam skala global dalam waktu yang cukup singkat.
ADVERTISEMENT
Masih terdengar kurang familiar? Dalam film dijelaskan bahwa manusia dalam kesehariannya menyentuh wajah 2000-3000 kali, yaitu 3 – 5 kali setiap menitnya. Jadi himbauan yang terus diutarakan dalam film adalah “Stop touching your face!”
Photo Courtesy: IMDb
Tahun rilis : 1995
Dibintangi oleh : Dustin Hoffman, Rene Russo
Disutradarai oleh : Wolfgang Petersen
Wabah yang tersebar: Virus yang tersebar dalam kategori cukup ganas, karena tidak hanya modus penyebaran melalui udara, yang akan diderita bagi yang terkena mirip dengan penyakit Ebola, dengan pendarahan massive yang akan terjadi dan terlihat langsung bagi para penderita.
ADVERTISEMENT
Walaupun lingkup penyebaran yang terjadi hanya dalam suatu negara bagian di Amerika Serikat, skala tersebut yang membuat penggambaran wabah dalam film ini mencekam, karena fokus menjadi lebih kecil dan intimate dari sudut pandang komunitas yang terkena dampak wabah secara langsung.
Photo Courtesy: IMDb
Tahun rilis : 2013
Dibintangi oleh : Brad Pitt, Mireille Enos
Disutradarai oleh : Marc Forster
Wabah yang tersebar: Pandemi yang terjadi tidak disampaikan dengan jelas asal usulnya, yang dapat dipastikan apabila terkena, dalam beberapa saat akan berubah menjadi zombie!
Penyebaran tidak melalui udara fortunately, tapi melalui cara umumnya yang terjadi dalam film-film zombie, yaitu gigitan dari para zombie.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti film bertemakan zombie umumnya, film ini menggambarkan pandemi zombie seperti pandemi conventional umum, dengan seorang investigator PBB melakukan investigasi asal usul pandemi tersebut. Penggambaran investigasi dan situasi dalam film cukup believable sehingga penonton percaya bahwa hal serupa dapat terjadi di kehidupan nyata, dan hal tersebut yang membuat film ini mencekam dan layak tonton.
Photo Courtesy: IMDb
Tahun rilis : 2013
Dibintangi oleh : Nicholas Hoult, Teresa Palmer
Disutradarai oleh : Jonathan Levine
Wabah yang tersebar: Kembali dengan pandemi yang menyebabkan penderita menjadi zombie. Film diawali dengan dunia yang sudah terinfeksi para zombie, dan bagaimana komunitas harus menyesuaikan kehidupannya dengan kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal menarik dari film ini adalah fokusnya dengan proses penyembuhan dari pandemi, dengan memasukkan unsur-unsur cerita Shakespeare untuk menambah nilai jual, terutama bagi penonton muda.
Hal yang diceritakan dari sudut pandang penyembuhan tersebut memiliki arti yang mendalam, dalam hal menggambarkan perlunya kepercayaan para anggota masyarakat yang tidak terkena pandemi yang terjadi, bahwa mereka yang terinfeksi dapat sembuh, dan perlunya mereka untuk diterima kembali dalam lingkungan masyarakat.
Akhir kata, dengan situasi penyebaran virus Covid-19 masih berkelanjutan dalam beberapa minggu ke depan, kebijakan social distancing dipastikan akan kembali diperpanjang, yang berarti anjuran untuk tetap tinggal di tempat tinggal masing-masing akan tetap diberlakukan. Sebagai bentuk kepedulian kita untuk sesama, mari kita terus ikuti kebijakan tersebut, dan diharapkan film-film di atas dapat turut menemani sekaligus memberikan harapan bahwa pandemi ini akan segera berlalu.
ADVERTISEMENT