Sejarah Tugu Ngejaman, Peninggalan Belanda dan Ikon Malioboro

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
6 April 2024 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Tugu Ngejaman, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Budi Puspa Wijaya / Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Tugu Ngejaman, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Budi Puspa Wijaya / Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dikenal sebagai peninggalan Belanda, tidak sedikit masyarakat yang merasa penasaran dengan sejarah Tugu Ngejaman yang menjadi ikon Malioboro. Bentuknya cukup unik, yaitu berupa monumen kecil dengan tambahan jam di bagian atasnya.
ADVERTISEMENT
Selain Tugu Ngejaman, masyarakat sekitar juga mengenalnya dengan Stadsklok (jam kota) yang lokasinya berada di tengah simpang tiga Jalan Margamulya. Tertarik ingin tahu lebih lengkap mengenai monumen ini?

Sejarah Tugu Ngejaman, Yogyakarta

Ilustrasi Sejarah Tugu Ngejaman, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Muhammad Arief / Unsplash
Dikutip dari ebook Analisis Sense of Place pada Area Belanja Malioboro, Astrid Kusumowidagdo, ‎Yohanes Djarot Purbadi, ‎Dyah Kusuma Wardhani, (hal 22), Tugu Ngejaman merupakan penanda waktu pada masa penjajahan Belanda.
Pembangunannya sendiri dilaksanakan pada tahun 1916 lalu di Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta. Penempatannya sangat strategis karena berada di depan Gereja GPIB Margamulya.
Bukan seperti tugu pada umumnya yang dibangun dengan ukuran besar dan tinggi, tugu ini hanya dibangun dengan tinggi 1,5 meter. Sedangkan diameter bagian jamnya berukuran 45 cm.
ADVERTISEMENT
Tugu Ngejaman atau akrab disebut Ngejaman adalah hadiah dari Pemerintahan Belanda. Pendiriannya dilakukan untuk memperingati satu abad kembalinya pemerintahan kolonial Belanda dari Pemerintahan Inggris di Jawa.
Di zaman itu, Tugu Ngejaman digunakan sebagai simbol penunjuk waktu karena dahulu jam atau arloji merupakan barang langka.
Tidak seperti sekarang, jam di Tugu Ngejaman bergerak dengan sistem pegas. Artinya, jam tersebut hanya bisa beroperasi ketika diputar secara manual oleh masyarakat di setiap waktu tertentu. Namun, berkat perkembangan zaman, jam tersebut sekarang ini bergerak dengan bantuan listrik.

Penetapan Tugu Ngejaman sebagai Warisan Budaya Yogyakarta

Ilustrasi Sejarah Tugu Ngejaman, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Farhan Abas / Unsplash
Mengingat sejarah Tugu Ngejaman yang sarat akan makna dan budaya, pemerintah Kota Yogyakarta memasukkannya dalam daftar Warisan Budaya DIY melalui keputusan Walikota Yogyakarta nomor 297 tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Meski bisa dibilang mungil, tetapi detail ini sangat unik dan menarik untuk dijadikan sebagai background foto. Tidak banyak daerah lain yang memiliki tugu ikonik seperti Ngejaman.
Jadi, itulah sejarah Tugu Ngejaman yang dipaparkan secara singkat di sini. Bagi yang penasaran, langsung saja menuju alamat terlampir. Tidak perlu takut tersesat atau kebingungan mencari lokasi tepatnya karena banyak orang yang tahu dan mudah ditemukan. (nov)